Part 14 Melanjutkan Yang Tertunda

19.8K 710 14
                                    

Selamat membaca ❤

Author POV

Hari ini Nimas akan ikut ayah nya pulang ke Bekasi, sekalian menyusul suaminya. Sudah dua hari Harry di rumah orang tuanya.
Dia juga sudah menghubungi suaminya.

Sebenarnya dia enggan kembali ke kota itu,karena hanya mengingatkan nya pda kenangan pahit. Tapi apalah daya. Dia akan sering ke sana, masih ada ayah dan saudara-saudara nya. Dan sekarang mertuanya.

Mereka sampai malam hari, dan Nimas langsung  ke rumah mertuanya.

Ternyata yang jadi tempat berkumpul nya orang-orang untuk mendoakan kakek Harry, di langsung kan di rumahnya sendiri. Jadi pas Nimas datang rumah mertua nya sepi. Tapi Harry sudah setia menanti kehadiran sang istri.

"Assalamualaikum A."kata Nimas begitu masuk ke halaman rumah mertua nya.

"Waalaikum salam, "

"Gimana perjalanan nya."

"Cape A, tadi macet lama banget, "

"Pasti lapar,ayo makan dulu."

"Udah makan kok tadi. Mau mandi aja, "

"Ya udah kita kekamar."

Ini bukan pertama kalinya Nimas memasuki kamar suaminya.
Ternyata kamar nya sudah di renovasi. Sangat berbeda dari kamar yang dulu. Kamarnya rapi, meski tak sebesar kamar rumah mereka di Bandung.

"A Teteh udah nyampe,"

"Iya mah. Ini mau mandi dulu." 

"Nanti kalau sudah selesai Aa dan Teteh di tunggu di ruang keluarga ya,"

"Iya mah."

Beberapa menit kemudian

"Udah selesai mandi nya sayang." Tanya Harry begitu melihat istrinya keluar dari kamar mandi.

"Sudah, ayo. Ga enak di tungguin kita nya masih di kamar."

"Meraka ngerti kok sayang kita kan pengantin baru."

"Cium dulu boleh ya, Aa kangen banget sama kamu sayang, nanti malam kita mulai kembali pelajaran yang tertunda di malam pertama kita." kata Harry, sebelum Nimas berbicara dia sudah membungkam bibir ranum istrinya, Nimas pun terbawa suasana. Dia merespon ciuman suaminya.

Tok tok tok

"A, ayo. Nanti kita lanjut lagi." Kata Nimas cepat-cepat melepaskan ciuman suaminya dan berlari ke arah pintu. 

Harry hanya terkekeh melihat tingkah istrinya.

"Benerin dulu penampilanmu sayang," kata Harry.

"Aa sih. Jadi berantakan kan."

"Kamu juga tadi gak nolak, malah menikmati,"

"Awas ya nanti malam." Kata Nimas.

"Mau dong di hukum sama istri tercinta." Harry masih menggoda istrinya.

Ceklek

"Sudah selesai Teh. Ayo sudah di tunggu." Kata ibu mertuanya.

"Iya mah. Maaf lama "

"Ga apa-apa Teh. Pasti Aa nakal ya?" Kata ibu mertuanya, ketika dia melihat lipstick Nimas yang sedikit berantakan, karena buru-buru Nimas tidak melihat penampilannya lagi.

"Aduh ketahuan deh. Malu aku, Aa sih gara-garanya. Padahal tadi aku udah benerin penampilanku." Bathin Nimas.

                 *********

"Jadi gini kami akan mengadakan acara Ngunduh Mantu, untuk menyambut kembali kamu menjadi menantu kami. Harry kan anak bungsu kami, pas acara nikahan kalian kemarin  tidak banyak orang yang tahu, jadi kami akan menggelar resepsi pernikahan kalian disini. Ini sudah kami pikirkan sejak kami melamarmu. Bagaimana menurutmu Teh?" Kata ayah mertuanya. Karena Nimas dulu nikah sama anak tertua di keluarga ini, maka semua orang memanggilnya Teteh, termasuk kedua mertuanya.

"Imas sih terserah kalian saja. Terima mau menerima Imas kembali jadi menantu kalian." Kata Nimas

"Teteh sudah kami anggap anak sendiri, walaupun Teteh tidak menikah dengan A Heri kami akan tetap menganggap Teteh bagian keluarga kami" kata ibu Harry.

"Sebenarnya kami ingin kita tinggal bersama- sama lagi di sini, soal rumah kami akan membangunkan nya lagi untuk kalian. Tapi itu mustahil, Aa juga kerja di Bandung. Jadi ga mungkin dia bulak-balik Bandung-Bekasi." Kata ayah mertuanya.

"Kami akan sering-sering ke sini kok. Iya kan sayang, " kata Harry.

"Iya A."

"Baiklah, kalau kalian setuju, dua bulan lagi kita akan menggelar resepsi pernikahannya."

"Kami yang akan mengurus semuanya, kalian fokus saja sama proyek membuat cucu baru buat kami," kata ayah Harry, menggoda anak dan menantunya.Dan itu membuat wajah Nimas merona.

"Jangan di dengerin bapak mah. Pokoknya kalian terima beres saja. Semuanya kami yang urus. Kalian tinggal datang pas hari H saja." Ujar ibu Harry.

"Oke, kalau semua sudah selesai, kami akan beristirahat, tadi Teteh bilang dia cape banget, macet di jalan, katanya." Ujar Harry.

"A, Imas masih mau ngobrol-ngobrol sama mamah." Kata Nimas.

"Kita ngobrolnya besok aja, sekarang kamu istirahat saja di kamar. "

"Iya mah. Kalau begitu kami pamit dulu." Ujar Nimas. Kemudian sepasang suami itu pergi ke kamar.

"Si Teteh masih cape A. Jangan di apa-apain." Ujar sang ibu.

"Enggak mah, tenang aja" jawab Harry.

                     ********

Nimas sudah menunggu Harry di tempat tidur sambil bermain ponselnya. Tak lama kemudian suaminya datang menghampirinya.

"Assalamualaikum istriku," kata Harry mendekati istrinya.

"Waalaikum salam suamiku," jawab Nimas menyambut tangan suaminya.

"Semoga kali ini tidak ada gangguan," bisik Harry di telinga Nimas.

Tanpa banyak kata. Mereka langsung menyalurkan hasrat yang pernah tertunda.

Malam itu Nimas sudah menjadi milik Harry seutuhnya. Dia sangat memanjakkan istrinya dengan sentuhan-sentuhan lembut, membuat Nimas merasa sangat di cintai, dan sentuhan suaminya kali ini belum pernah ia dapatkan dari suaminya yang dahulu. Harry benar-benar berbeda.

Mereka melakukannya dengan rasa cinta,tanpa tergesa-gesa. Saling memuja satu sama lain.

Walau Nimas seorang janda dan sudah melahirkan dua orang anak, tapi bagi Harry, dia merasa menikahi seorang perawan. Nimas benar-benar merawat tubuhnya dengan baik.

"Terimakasih ya sayang, aku sangat mencintaimu," ujar Harry ketika mereka selesai memadu kasih. Tak terasa mereka melakukannya sampai berjam-jam dan Nimas benar-benar merasa lelah, tapi dia merasa senang karena sudah melaksanakan kewajiban nya.

"I love you Bunda."

"I love you ayah."

"Semoga Harry junior cepat hadir ." Kata Harry sambil menyelimuti tubuh polos dirinya dan istrinya.

"Amin." Kata Nimas dan mulai menutup matanya.

Akhirnya mereka benar-benar tidur.

Bersambung

Jadi cerita ini cuma cerita ringan. Jadi ga ada konflik-konflik berat.

Semoga suka ya.

Jangan lupa vote dan komen

THB

Suami Kedua  (Turun Ranjang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang