12. Jangan Berpaling, Dek

22.7K 2K 85
                                    

POV Radit


Mobil melaju dengan kecepatan sedang, sesuai permintaan Akbar, hari ini kami akan mengunjungi Waterboom Mulia Kudus. 


Banyak pertanyaan yang terlontar dari mulut mungil anak semata wayangku. Tapi semua tak khusuk kutanggapi. Pikiran ini masih saja dipenuhi bayang-bayang Alya. 


Sentuhan kembali tangannya pada pipi, sungguh aku menanti hal ini semenjak enam tahun yang lalu. Aku merindumu Al. Tendang aku sepuasnya, tapi berjanjilah bahwa kau akan kembali.


Pandangan ini sedikit kabur, serasa ada yang memenuhi pelupuk mata.


"Yah ...."


"Iya, Nak?"


Suara Akbar membuatku terhenyak. Kembali dia menceritakan kisah sekolahnya, teman-temannya. Bagaimana ia mendapat pujian setiap hari dari guru-gurunya. Akbar memang anak hebat, tentu sebab diasuh oleh wanita sehebat Alya.


Perlahan suara Akbar menghilang. Pikiranku kembali terlempar pada Alya. Berbagai pertanyaan seperti diurutkan dalam benak. 


Apakah Alya sudah membaca surat dari Mama? Tapi kenapa sikapnya seolah masih begitu memendam amarah padaku. Bagaimana caranya aku bisa tahu surat itu dibuang atau dibaca oleh Alya?


Hmm ...


"Bik, pada hari ulang tahun Akbar, ada hal aneh nggak yang terjadi sama Alya, misalnya dia kedapatan menangis atau marah-marah?"


Semoga Bik Ina bisa membantu. Wanita itu terlihat berpikir.


"Nggak ada, Mas Radit. Kalau di rumah, Mbak Alya kebanyakan di kamar. Jadi saya nggak tahu apa yang terjadi sama beliau secara detail, kecuali jika beliau sedang berbicara dengan saya."


Sejenak hening. Aku tidak tahu harus bagaimana mendapatkan info lebih tentang Alya. Tendangan di wajahku ini, aku tahu Alya sengaja melakukannya. Tapi apa benar karena dia masih begitu membenci diri ini? Setega itukah dirinya, bukankah dahulu, jika aku sakit, dia adalah orang pertama yang lebih merasakan sakit itu.


Ah, bukankah itu dulu, saat aku belum menjatuhkan ... kugeleng-gelengkan kepala, aku tak ingin mengingat masa itu lagi.


"Tapi, saya menemukan sesuatu Mas Radit."

Mataku yang sedang fokus menatap ke depan seketika teralih.


"Sesuatu apa Bik?"


Istri Yang Kau CeraikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang