15. Pengakuan Akbar Pada Dokter Adam

19.7K 1.5K 56
                                    

POV Alya


Hujan turun begitu deras, bulir-bulir sebesar biji jagung kini menghujam tubuh. Seharusnya tadi aku bisa lebih cepat sampai jika saja tidak ada pergantian ruangan tempat berdinas. 


Sedikit tak menyangka jika sekarang durasi bertemu dokter Adam akan semakin bertambah, dengan ditempatkannya aku di ruang ICU. Jika diibaratkan rumah, ICU adakah kamarnya.


Fuih!


Hari ini pun sudah beberapa kali aku bertemu dengannya. Sedikit jengkel jika Dokter Tania ada juga di ruangan itu. Sepertinya perempuan tersebut menyengaja menampakkan kedekatannya dengan dokter Adam. Bahkan tadi aku melihat dengan mata kepala sendiri, Dokter Tania menyelipkan tangan pada lengan dokter Adam. Apa lelaki itu nggak sadar jika sedang didekati? Oh, pasti sadar donk, namanya sama-sama suka.


Ck! Biarlah! Apa peduliku.


Sudah sepuluh menit lamanya menerobos hujan, mata sudah terasa perih. Bulir-bulir hujan kian membesar, semakin menyiksa ketika menghantam tubuh. Tak seperti biasa, jarak Jati-Demak, terasa sangat panjang.


Tapi aku tak boleh mundur, diri ini harus sudah sampai di rumah sebelum azan isya berkumandang. Seharian Radit kutinggalkan pada Bik Ina, padahal kesehatannya masih belum pulih.


Rasanya kalau sudah begini tiada lain yang ingin kulakukan, selain menangis. 


Tahan, tahan, Al. Kamu wanita hebat!


Saat sedang fokus berkendara, tiba-tiba motor yang kukendarai kembali berulah. Jalannya tersendat-sendat.


Duh, ada apa lagi ini? Minyak full, oli juga baru diganti. Hey motor, kalau mau ngulah, jangan sekarang donk!


Duh Gusti, tolong!


Motor berhenti mendadak. 


Hah! Lagi? Aduh.


Bersyukur aku sempat mengantisipasi dengan memelankan jalannya, jika tidak bisa-bisa terpeleset oleh licinnya jalanan. Kupinggirkan motor, sambil mencoba menstater ulang. 


Gagal!


Kurahup wajah yang sudah dibanjiri air hujan. Mencoba terus menghidupkan dengan berbagai cara. Tapi tetap saja tidak berhasil. Kedua lutut kini terasa bergetar. Dingin.

Istri Yang Kau CeraikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang