10. Surat Untuk Radit

26K 1.7K 114
                                    

POV Radit

Bagi dunia, kamu mungkin hanya satu orang.

Tapi bagiku, kamu adalah dunia.

Enam tahun tanpamu, aku kehilangan duniaku, Al.

Kembalilah, aku butuh kamu sebagai tempatku berpijak.

***

Kubaringkan kepala sembari menatap langit-langit kamar, bayang Alya menari-nari di sana. Ah, andai waktu bisa kembali, aku ingin menarik ulang kata-kataku. Sungguh aku masih sangat mencintainya. Sedikitpun tidak ada yang berubah.

Enam tahun, jika ia beri sedikit saja kesempatan untuk kujelaskan semuanya. Tentu hidup kami tidak akan seperti ini, tentu tidak ada rindu yang tersia-siakan tanpa bisa berbagi. 

Semua bahkan terlewati dengan terus membawa duka. Ibarat kata, kami berada di dua dunia. Hanya tau tanpa pernah bertemu.

Kulirik surat wasiat Mama sebelum beliau menutup mata. Harusnya mama meminta agar aku membacanya bersama Alya. Huh, apakah Alya sudah membaca surat miliknya, kira-kira apa yang Mama tuliskan?

Aku hanya bisa membayangkan, mungkin lebih baik kubaca surat ini terlebih dahulu. 

Kubuka perlahan.

*

Yang  begitu Mama sayangi, Raditya Alvaro

Anakku Radit, apa kabarmu saat membaca surat ini, Nak? Semoga jika saat itu tiba, Mama masih bisa engkau temui meski dalam keadaan tak lagi tersadar. 

Radit, besar keinginan Mama untuk meminta maaf langsung padamu. Meski Mama sadari, hingga detik Mama menulis surat inipun, Mama masih belum berani berterus terang sama kamu perihal fitnah yang telah Mama perbuat dahulu. Surat inilah yang Mama harapkan bisa memberi kamu kebenaran atas segala kekacauan dalam hidupmu serta Alya.

Radit anakku, maafkan Mama, Nak. Bahwa enam tahun yang lalu, Mama pernah memfitnah istrimu dengan cara yang keji. Memang harus Mama akui, bukan keturunan satu-satunya yang membuat Mama sampai tega memfitnah Alya dan ingin kamu menikah dengan wanita lain, tapi lebih kepada rasa cemburu.

Ya, Mama mencemburuinya yang terlalu kamu cintai dalam hidupmu. Mama bisa melihat, caramu menyayanginya tidak sebanding dengan caramu menyayangi Mama yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkan kamu seorang diri dengan penuh perjuangan. Tanpa ada seorang suami.

Radit, Mama yang sudah memfitnah Alya dengan mengatakan bahwa Alya sengaja memasukkan Kasim ke dalam kamarnya. Mama sengaja meminta bantuan Kasim sebab Mama tahu, kamu pernah menaruh cemburu pada lelaki muda itu.

Mama ingin Alya merasakan hal yang sama seperti yang pernah Mama alami dulu. Dan ternyata, Mama memang berhasil membuat dia merasakan hal itu. Tapi sayang, Mama tidak mendapatkan apa yang Mama inginkan, dia tetap hidup di hatimu sebagai wanita yang teramat engkau cintai.

Anakku Radit, maafkan pula Mama yang telah berpura-pura mengalami serangan jantung hingga memaksamu menikahi Ika. Semua sebab Mama takut kamu akan merujuk kembali Alya sebelum masa iddahnya selesai. 

Dan tentang surat cerai itu, Mama akui, Nak. Alya tidak pernah ingin mengurus perceraian kalian. Mama yang sudah mengatur siasat seolah dia yang hendak menaikkan perkara kalian ke pengadilan. Alya bahkan tidak tahu apa-apa dan terlihat begitu kecewa ketika Mama membawa surat cerai dan meminta dia menandatanganinya.

Dan yang paling Mama mohonkan maaf padamu, Nak, bahwa Mamalah yang sudah membubuhkan obat dalam minumanmu malam itu. Agar kamu mau menyentuh istri mudamu yang terus mengadu pada Mama karena kamu selalu mengabaikannya. 

Istri Yang Kau CeraikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang