Prolog

934 85 8
                                    

Sebagian orang percaya akan adanya Reinkarnasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagian orang percaya akan adanya Reinkarnasi. Terlahir kembali, bukankah itu menyenangkan? artinya, kehidupan yang dahulu akan berulang, termasuk ... cinta. Namun, Apakah orang-orang di masa lalu akan tetap sama? Cinta, kebaikan, dan takdir ... Akankah semuanya terulang?

Setidaknya,  hal itulah yang sedang dilamunkan oleh seorang gadis dengan kunciran tinggi pada rambutnya yang sedang menatap keluar jendela.  Gadis itu kemudian tersenyum geli,  sembari menutup bukunya yang telah  mendingin karena tak kunjung dibaca. 

Ya,  Son Seungwan hanya sibuk melamun saja sejak tadi. Lamunannya tak main-main,  dari yang masuk akal hingga paling absurd pun pernah seungwan lamunkan.  Seungwan adalah si overthinker sejati.

"Kali ini kau sedang memikirkan apa, heh?  Bumi itu bulat atau datar, hm?"

Seungwan terperanjat, kemudian menoleh sembari menatap horror kepada seorang lelaki yang telah mengejutkannya. Seungwan mendengus,  "Yak! Kenapa kau selalu saja membuatku terkejut?  Aku bisa terkena serangan hati karena itu!"

"Serangan jantung! HA HA HA, lucu sekali Seungwan-ah. Kau ini anak hukum, bukan pelawak." Sahut lelaki itu sembari tersenyum mengejek pada Seungwan, karena menurutnya, candaan Seungwan amat sangatlah garing!

"Aku sepertinya memilih jurusan yang salah."

"Yak!" Lelaki itu memukul lengan Seungwan pelan, "Kau adalah mahasiswi yang berprestasi di fakultas hukum.  Ingat?  Kau berada di urutan kedua,"

"Tepat dibawahku." Lanjutnya,  sembari tertawa. 

Hal itu membuat Seungwan mencebik kesal karena merasa di ejek.  Jung Hoseok selalu begitu, senang sekali mempermainkan Seungwan dengan berpura-pura menyaingi dirinya dan mengatakan Seungwan bodoh. Ya,  lelaki itu adalah rival sekaligus lelaki yang... Seungwan sukai sejak lama.

Sialnya,  perasaannya tak pernah tersampaikan. 

"Sialan," Gerutu gadis itu akhirnya. "Kau pasti menolak kesempatan magang ke Amerika itu karena mengejekku, kan?"

Hoseok terkekeh sebentar,  lalu tersenyum lembut dengan tatapan serius pada Seungwan. "Tidak. Aku tahu bahwa kau yang lebih pantas untuk itu, Seungwan-ah.  Dan yah ... Aku juga tahu bahwa kau menginginkannya sejak lama."

Seungwan terpana. Lelaki itu ternyata masih mengingat keinginannya yang sangat ingin belajar diluar negeri.  Pergi jauh meninggalkan korea,  kemudian kembali dengan ilmu yang ia dapatkan dari negara luar. Itu adalah impian Seungwan sejak memasuki kuliah.

"Hoseok-ah," Sahut Seungwan pelan, dengan mata berbinar. Lihat?  Bagaimana mungkin Seungwan tidak menyukai lelaki tampan yang selalu peduli padanya itu?

Ya... Walau hal itu hanyalah sebatas teman saja.

"Ya ya ya ya!  Berhenti menatapku seperti itu."

"Thank You!"

"Woah, kau bahkan sudah mempelajari bahasa mereka!" Hoseok tertawa. Kemudian, meletakkan tangannya di atas kepala Seungwan. "Aku percaya bahwa adikku ini pasti bisa menjadi pengacara yang sukses!"

Seketika,  raut wajah Seungwan berubah. Membuat gadis itu tersenyum masam.  Adik katanya?

Perbedaan usia mereka yang hanya berbeda 6 bulan itu seringkali membuat Hoseok memanggil Seungwan dengan sebutan 'Adik'.  Sial, Seungwan bahkan tak menganggapnya sebagai kakak. 

Tapi... Lebih.

"Ya,  ya,  ya,  'Oppa'." Seungwan mendengus kesal,  sembari menyingkirkan tangan Hoseok dari kepalanya. "Pergilah.  Aku kira kau ada kelas lagi setelah ini."

"Benar." Hoseok kemudian memperbaiki letak tasnya,  kemudian berdiri. "Kau pergilah ke ruang administrasi untuk mengurus berkasmu.  Besok,  aku akan mengantarmu ke bandara. Sampai jumpa!"

Setelah mengatakan itu,  Hoseok segera meninggalkan Seungwan. Membuat gadis itu tersenyum kecut,  Hoseok selalu saja memberi perhatian padanya. Apakah lelaki itu tak menyadari perasaan Seungwan sedikitpun? 

"Aissh Sial!  Itu tidak penting sekarang. Seungwan-ah!  Besok kau akan pergi ke Amerika untuk pertukaran pelajar yang sangat kau impikan sejak dulu!  Fokuslah!" Seungwan kemudian berdiri,  mengangkat kedua kepalan tanganbya tinggi-tinggi. "Hidupmu yang baru akan dimulai, Seungwan-ah.  Fighting!"

"Semoga Jeonha panjang umur!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga Jeonha panjang umur!!"

"Semoga Jeonha panjang umur!!"

Mata itu tak berhenti menatapnya. Wajahnya terlihat samar, namun satu yang pasti, manik kelam itu ... dengan bekas luka vertikal yang terlihat di mata kanan orang itu ...  menatapnya tanpa henti.

Apa yang harus ia lakukan? Ia terkunci. Seolah tatapan itu, tak mengizinkan dirinya untuk berpaling. Ia ... Benar-benar membeku, bahkan untuk menggerakkan dirinya pun, ia tidak mampu.

Satu-satunya hal yang paling mengejutkannya adalah ... Ia bisa merasakan bagaimana jantungnya berdebar. Meski ia tidak tahu alasannya.

"Semoga Jeonha panjang umur!!"

Hingga teriakan itu, berhasil membangunkannya.

Seungwan terkesiap. Membuka matanya segera, lalu mengatur nafasnya yang tiba tiba saja tak beraturan. Gadis itu kemudian mengambil segelas air yang terletak di atas meja dekat ranjangnya. Meneguknya hingga habis.

Seungwan berusaha menenangkan dirinya. Ia bernafas lega bahwa kini, ia dapat merasakan dirinya kembali yang sebelumnya tak dapat ia kuasai.

Seungwan tertegun. Apa itu tadi?

 Apa itu tadi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

.queenaars.

[Book II] My Boss Is A Criminal  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang