Dua;

455 68 22
                                    

°°°NOT ALONE°°°
|||
|

"Haruskah kita percaya?"

Dino yang berkata duluan, ia kembali memasang kacamata agar terlihat keren.

Ada berbagai tanggapan.

"Game apapun ini tidaklah lucu," sahut Soonyoung kesal, sejak pertama datang emosinya sudah berkobar-kobar.

"Sekarang jam dua belas lewat lima menit, itu artinya kita punya waktu lima puluh lima menit untuk menangkap mafia."

Pandangan para player langsung mengarah pada Seungcheol yang berbicara, bukan hanya karena pakaian yang dikenakan, sikap Seungcheol juga sangat berwibawa.

"Lalu?" Sahut Minghao, "bagaimana jika mafianya adalah dirimu."

"Ey," sahut Jeonghan tak terima, ia berjalan mendekati Seungcheol lalu merangkul bahunya, "dari dulu kalian sudah tahu Seungcheol tidak bagus jika jadi mafia, pasti bukan dia. "

Minghao melipat tangan, tanpa sadar ia melihat dalih yang sedang terjadi, orang-orang ini mulai membentuk kelompok-kelompok kecil agar tetap aman, mereka... licik sekali.

Dino menyapu atensi, ia memperhatikan semua player satu per satu, "ayolah hyung, tidak perlu dianggap serius, kita bermain dengan santai saja." Dino melepas kacamatanya, "ayo kita pilih Jihoon hyung."

Jihoon menggerutu kesal, "apa-apaan?! Sejak dulu kalian selalu memilihku di ronde pertama. Jika dulu aku bisa memakluminya karena hanya permainan biasa tapi kali taruhannya nyawa, aku bukanlah mafia."

"Semuanya." Soonyoung tiba-tiba bicara, player lain menatapnya aneh, "apa yang terjadi jika kita tidak memvoting dan bertahan sampai pagi?"

"Aku tidak tahu," balas Jisoo.

"Wah," Seokmin menutup mulutnya terkejut, "kita bisa mencobanya, jika berhasil kita semua bisa selamat."

"Tapi Dino sialan sudah memvoting Jihoon hyung," ucap Seungkwan dari sudut lain.

Mereka mengangguk menyetujui, Dino dihantam dengan tatapan tak menyenangkan dari player lain.

"Hahaha, kalian itu bodoh sekali terjebak dengan game buatan Mr.Y ini, Jeonghan hyung, idemu bagus sekali."

Jeonghan mengendikkan bahu, ia tidak tahu menahu soal game ini.

Vernon menatap yang lain, "cukup disayangkan dulu kita sangat akrab tetapi sekarang kita harus saling membunuh seperti ini."

"Memangnya siapa yang akrab denganmu?" Sahut Seungcheol.

Vernon menaikkan satu alisnya, padahal niatnya baik agar mereka tetap bersama hingga akhir tetapi yah sudahlah, mereka memusuhinya secara terang-terangan.

"Hm, sudah tujuh tahun sejak kita bertemu terakhir kali," Soonyoung bicara sambil tersenyum, "kalian sama sekali tidak berubah, masih brengsek seperti dulu."

"Apa maksudmu," ketus Mingyu pada Soonyoung, "kaulah yang paling brengsek."

Jeonghan menatap kesal pada Mingyu dan Soonyoung, "kalian itu sudahlah, jangan bawa urusan pribadi."

✔NOT ALONE [SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang