Tiga;

443 74 3
                                    

°°°NOT ALONE°°°
|||
|

Pembunuhannya memang nyata terjadi, semua peraturan yang ditetapkan tidak bisa dibantah, satu-satunya cara bertahan adalah membunuh satu sama lain ketika waktu voting, mereka harus pandai-pandai agar tidak dicurigai sebagai mafia dan terbunuh duluan.

"H-haruskah kita memindahkan mayatnya?" Jisoo berkata kikuk, walaupun ia seorang dokter di dunia nyata, ia tetap merasa risih melihat potongan tubuh yang berserak dan darah sebanyak itu, ia merasa mual.

Soonyoung menggeleng, "aku tidak mau."

"Lebih baik kita memikirkan siapa mafianya dan memenangkan game ini," usul Minghao.

Jisoo menghembuskan nafas perlahan, entah sejak kapan teman-temannya berubah menjadi egois seperti ini.

"Siapapun dokternya dia pasti orang yang pintar," ucap Vernon pula, Jeonghan dan Seungkwan serempak menoleh padanya.

"Itu bisa saja kebetulan," balas Seungcheol, "bagaimana dengan polisi? Identitas siapa yang dia dapat?"

Jihoon memiringkan kepala, otaknya berpikir, "jika Seungcheol hyung bilang seperti itu dia bisa saja bukan mafia."

"Jangan percaya pada siapapun, Jihoon," balas Soonyoung sengit, "jangan percaya pada siapapun."

"Aku, aku adalah polisinya."

Player lain langsung menoleh ke sumber suara, Seokmin bicara takut-takut, mafia bisa saja membunuhnya di ronde selanjutnya.

"Kau?" Tanya Minghao agak ragu, "sungguhan?"

Seokmin mengangguk pelan, nafasnya agak tercekat memperhatikan ekspresi para player, sial seharusnya ia tidak boleh segegabah ini.

"Identitas siapa yang kau periksa?" Tanya Jun pula.

Seokmin menggeleng, "aku tidak bisa memberi tahu kalian."

"Kenapa?" Tanya Minghao pula.

Seokmin menggeleng sambil tersenyum miring pada Minghao, "kau takut aku tahu identitasmu?"

"Aku adalah warga biasa, kenapa aku harus takut," balas Minghao mantap

Secara tak langsung player lain mendapatkan identitas baru, walaupun belum secara sah mereka bisa saja mengecualikan beberapa player dalam list orang-orang yang kemungkinan besar adalah mafia.

"Karena ini adalah ronde kedua aku memberi sedikit hadiah untuk kalian."

"Mr.Y!" Seru Seokmin.

"Mr.Y sialan! Tunjukkan dirimu bodoh!" Mingyu berseru juga, ia sudah geram.

Seruan mereka tak dihiraukan.

Pintu koridor tiba-tiba berbuka, pintu yang menutupi ruangan di lantai dua pun ikut terbuka.

"Aku sudah menyebarkan banyak petunjuk tentang siapa mafianya di seluruh penjuru gedung, mulai sekarang kalian bebas mencari kemanapun, waktu kalian empat puluh lima menit sebelum waktu voting kedua, semoga beruntung."

✔NOT ALONE [SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang