Sebelas;

665 71 19
                                    

°°°NOT ALONE°°°
|||
|

Mata Seungkwan perlahan terbuka, ia tak bisa melihat apa-apa selain kegelapan, namun rasa sakit dapat ia rasakan di sekujur tubuh.

"Akh!"

"Jangan berisik, mereka akan memangsa kita jika dengar."

Seungkwan tak bisa melihat tetapi ia mengenali suara rendah setengah berbisik itu dengan jelas, Xu Minghao. Entah apa yang terjadi tetapi Seungkwan dapat merasakan jika mereka sudah tidak berada di ruang utama, ke tempat lain yang lebih nyaman.

"Sialan, mereka bilang peraturannya harus voting di ruang utama, bagaimana caranya menghadapi para monster itu jika keadaan begini?"

Minghao menggerutu kesal dengan suara setengah berbisik, Seungkwan bisa mendengarnya dengan jelas.

"A-apa yang terjadi?" Tanya Seungkwan dengan suara bisikan pula.

"Jun hyung dan Vernon dibangkitkan menjadi mayat hidup."

Terkejut, tentu saja. Melihat mayat hidup di  film-film saja membuat Seungkwan merinding dan sekarang mereka harus menghadapi hal yang sama, ditambah dengan kondisi Seungkwan yang terus melemah, ia merasa putus asa.

"Antara Jeonghan hyung atau Seungcheol hyung..." Minghao bergumam, berusaha memutar ingatan dalam kepalanya selama beberapa jam belakangan, melihat apa saja tindakan aneh dua orang itu, "... Jeonghan hyung adalah mafia sekaligus Mr.Y."

Seungkwan mendengarkan, "ya, dia harus dibunuh."

Minghao mengangguk, "dia yang sangat aneh diantara semua player, dia sering berbohong dan juga menghilang ketika waktu pencarian petunjuk, jelas sekali kalau dia seorang mafia."

Seungkwan setuju, di setiap waktu pembunuhan oleh mafia, game ataupun saling bunuh Jeonghan sering menampilkan ekspresi yang sulit diterka namun lebih terlihat seperti menikmati setiap proses yang terjadi.

"Hhah..." Minghao menghela nafas, "aku memilih membangkitkan Jun Hyung karena dia berperan sebagai polisi, sebelum mati dia berbisik jika berhasil mendapatkan identitas mafia, tetapi dia malah menjadi mayat hidup."

"Aku tidak tahu," sahut Seungkwan dengan suara rendah, "aku hanya asal menyebut nama Vernon."

"Oh, tadinya aku ingin menyebut nama Soonyoung tapi kalian berdua sudah menyebut Jun dan Vernon, aku tidak memilih."

Seungkwan dan Minghao tentu saja terkejut, mereka tidak menyadari kehadiran satu orang lain bersama mereka hingga pria itu bersuara.

Minghao meraba lantai, membantu Seungkwan bangkit, mereka dalam bahaya.

"Dan juga tuduhan kalian kepadaku itu tidaklah benar, aku bukanlah mafianya."

"Kau itu mafianya Yoon Jeonghan sialan!" Seungkwan berseru, ia kelepasan.

Mendengar pergerakan lain yang terjadi Minghao langsung menarik Seungkwan untuk bangkit, Jeonghan yang berjongkok di dekat mereka menyalakan senter dari ponselnya kemudian menyorot Seungkwan dan Minghao yang memcoba kabur.

Mereka terlambat, dua onggok mayat hidup itu melihat mereka. Dan dengan tenaga yang super kuat keduanya langsung menyerang. Minghao mendorong Seungkwan ke sisi gelap sedangkan dirinya sendiri lari menjauh, Jeonghan tentu saja tak tinggal diam, dirinya mematikan cahaya ponsel lalu menelfon ke nomor Seungkwan hingga menyebabkan bunyi bising.

✔NOT ALONE [SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang