11 -- Incident

49.1K 2.8K 129
                                    

Here comes one of my favorite parts! Yahoo! XD

Earlier warning: membaca part ini dan next part membutuhkan konsentrasi yg maksimal dan otak yg jernih karena contentnya yg sedikit membingungkan. Hoho.

I lied, dua part ini akan sama absurdnya sama part sebelumnya, hanya alurnya aja yg maju-mundur cantik kaya Teteh Syahrini (?)

So, happy reading yo ^^

***

VELYNN

Kau pernah melukai aku kusadar itu
Kau pernah meninggalkan aku dan kusadar semua itu

Kak Mario, apa karena aku masih kecil, jadi Kakak selalu menolakku?

Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku
Jika ku tetap mengharap dirimu mungkin itu mau mu

Apa aku tak punya kesempatan? Untuk tampil sebagai seorang wanita dewasa yang patut Kakak pertimbangkan? Apa aku harus menyerah?

Bodohnya diriku slalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku
Oh Tuhan tolonglah beri aku cara untuk dapat melupakan dia
Dan cintanya

Ya, aku hanya seorang gadis bodoh... gadis bodoh yang tak pernah pantas untuk Kakak...
Mungkin, ini saat yang tepat untuk melupakanmu, Kak?

Tak pernah kusangka dirimu tak bisa cintaiku
Jika ku tetap mengharap dirimu mungkin itu mau mu

Berhenti berharap. Haruskah aku melakukannya?

"Kak Mario..."

"Velynn..."

Suara itu... nggak mungkin, ini pasti di dalam mimpiku. Ya, pasti. Lagipula aku kan sedang tidur tadi. Nggak mungkin Kak Mario ada di sini dan berbicara denganku kan?

"Ada apa denganmu?" Kak Mario 'ini' menyentuh punggung tanganku pelan. Samar, aku dapat menangkap gurat kekhawatiran di wajahnya yang setampan Kak Mario yang asli.

Ini semakin meyakinkanku. Kak Mario yang 'ini' sama sekali bukan Kak Mario yang 'nyata'.

Kak Mario nggak akan mencemaskanku. Dia tidak akan mungkin tampak begitu panik dan khawatir. Dan yang pasti, dia bahkan tidak akan pernah peduli keadaanku.

Tapi... bagaimanapun, senang rasanya menemukan Kak Mario yang 'ini'. Walau ia tidak nyata, biarlah...

Setidaknya aku ingin sedikit saja, menikmati waktu bersama Kak Mario yang 'hangat', sosok semu ini.

Tuhan, jangan bangunkan aku dari mimpi ini.

'Kak Mario' menyentuh pelan keningku. Terasa dingin. Aku tersenyum ketika ia membelai lembut rambutku.

"Kak, bisa nggak Kakak melihatku? Sedikit saja. Bukan sebagai anak kecil, tapi sebagai wanita dewasa. Sebagaimana Kakak melihat Kak Kinanti... aku lelah, Kak. Lelah terus membohongi diriku sendiri."

Keningnya berkerut dalam. Ia pasti tidak mengerti. Biarlah, itu tak penting. Yang penting, aku bisa merasakan walau hanya sedikit kehangatan dari sosok semu ini.

Aku mengulum sebuah senyuman dan semakin merapatkan tubuhku dalam kepompong selimut yang hangat, dengan tangan 'Kak Mario' yang masih membelai lembut rambutku. Nyaman.

"Sesakit itukah mencintaiku?" Aku mendengar kalimat itu lamat-lamat sebelum semua mimpiku mengabur, terhisap dalam sebuah lubang hitam, semakin dalam dan semakin dalam...

Your PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang