12 -- Behind The Scene

47.3K 2.7K 98
                                    

Explanation:
Supaya nggak bingung, saya jelasin dulu. Yep, alur cerita di part ini mundur di kejadian setelah part 10, waktu Velynn pulang setelah mecahin piguranya Mario.

Itu aja, sih... btw, bon appetite, selamat melahap (?) part ini ^^

***

MARIO

Gadis ceroboh! Entah apa yang ada di otak kecilnya sampai ia bisa-bisanya memecahkan pigura berisi foto kenanganku bersama Kinanti.

Aku sempat kesal dan hampir meledak, tapi... ketika melihat seraut wajah polos itu tertekuk dengan dipenuhi rasa takut dan penyesalan serta kekecewaan di saat yang sama, aku mengurungkan niatku.

Marah? Tidak sama sekali.

Aku hanya kesal. Ya, aku sadar, aku tidak pantas marah. Itu hanya sebuah benda. Lagipula, objek yang tergambar di benda itu sudah menjadi hak kepemilikan orang lain. Bukan hakku untuk marah ketika seseorang merusak benda kenanganku bersamanya. Aku hanya kesal. Kesal karena Velynn sembarangan menyentuh barangku dan memecahkannya.

Bagaimana kalau pecahan kaca di pigura itu sampai melukai kakinya?

Bagaimana kalau ia terluka dan lukanya terinfeksi?

Bagaimana kalau infeksi itu berubah menjadi tetanus dan kakinya harus diamputasi?

Sebentar, kenapa aku jadi berlebihan seperti ini? Lagipula, kenapa aku sangat mengkhawatirkan gadis aneh itu?

Hh... mungkin, virus berlebihan gadis itu mulai menulariku. Aku harus hati-hati sekarang.

Aku mengusap wajahku asal sambil menatap ke pintu yang tadi dilewatinya.

Entah kenapa perasaanku bercampur aduk seperti ini...

***

Hampir dua minggu berlalu setelah kejadian di ruang kerjaku itu. Dan hal aneh terjadi setelahnya. Velynn tidak lagi menerorku dengan panggilan dan pesan-pesannya atau kemunculannya secara mendadak di hadapanku. Awalnya aku senang akan hal itu. Bukankah aku memang tidak menyukainya? Sepertinya gadis itu telah sadar kalau dia tidak pantas untukku.

Bukan, jangan menghakimiku jahat lebih dulu sampai kalian mendengarkan penjelasanku.

Tidak. Aku bukan menolaknya karena segala kekurangannya atau karena aku masih terobsesi dengan sosok Kinanti, sungguh. Entah sejak kapan, tanpa kusadari, aku sudah melupakan sosok Kinanti yang dulu pernah menempati tempat yang istimewa di hatiku. Ia tidak lebih dari sekedar adik sekaligus istri sahabatku sekarang. Tidak terlalu berlebihan untuk menyebut kalau aku sudah move on sepenuhnya. Entah sejak kapan.

Mungkin, sejak kehadiran gadis kecil yang aneh itu?

No, surely not.

Dia hanya gadis kecil yang aneh. Usianya bahkan terpaut tiga belas tahun dariku. Hal yang membuat aku selalu menolaknya. Ayolah, aku tidak mau dijuluki Om-Om pedofil karena gadis itu. Lagipula, dia hanya seorang gadis hiperaktif yang suka heboh sendiri, bukan?

Ya, gadis hiperaktif yang aneh dengan kelakuan yang ajaib.

Gadis tanpa urat malu yang selalu mengejarku dengan semangat 45nya.

Gadis aneh yang secara ajaib mampu membuat cerita yang menakjubkan.

Gadis kecil yang tanpa sadar selalu berhasil membuatku tersenyum, bahkan tertawa.

Ya, aku tidak mampu memungkiri. Gadis itu telah mengembalikan tawa dan senyum yang hilang dariku selama 5 tahun lebih ini. Ia secara ajaib menuangkan warna baru di hidupku. Terlalu berlebihan memang, tapi itu kenyataannya.

Your PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang