Tanding PS?

120 18 0
                                    

Gua sampai di rumah. Gua bukain pager buat Renjun, biar motornya masuk ke halaman rumah.

" Yer, Kakak kamu udah pulang, kan? " tanya Renjun melihat rumahnya sangat sepi. Bahkan garasi rumahnya tertutup, nggak kayak biasanya yang kebuka.

" Harusnya sih, gitu. " kata Yeri lalu memutar kunci rumahnya.

" Orang tua kamu belum pulang? " tanya Renjun lagi sambil melepas helmnya.

" Belum, papah masih kerja, kalau mamah lagi di rumah temennya. Ada arisan katanya. " Yeri mempersilahkan Renjun masuk.

Renjun terus mengekori Yeri sampai depan kamarnya.

" Kamu ngapain ngikutin aku? "

" Hah? " kayaknya Renjun kurang fokus.

Yeri tertawa kecil, " Aku mau ganti baju dulu. Kamu tunggu di bawah. Nanti aku ambilin cemilan. " kata Yeri lalu masuk dan menutup pintu itu.

---

Gua hari ini memakai kaos santai dengan celana selututnya setelah mandi. Gua menyemprotkan parfum aroma Vanilla ice. Aroma favorite gua. Setelah selesai berdandan, gua turun kebawah. Gua kedapur buat ngambil cemilan lalu menghampiri Renjun yang sedang duduk di ruang tamu sambil memainkan hpnya.

" Njun, nih, ada keripik, brownies coklat, kue lapis legit, kue kering, nastar isi nanas sama strawberry, ada jus jeruk juga. " kata gua sambil nunjuk satu-satu.

Renjun tercengang, " Banyak banget, Yer. Ini makanan kamu tiap hari? "

" Iya, kalau laper aku pasti ngemil. Kalau bosen juga aku kadang ngemil. Gula itu meningkatkan energi dalam tubuh, kan? "

" I- iya, juga sih. Tapi jangan makan berlebihan juga. Nggak baik buat kesehatan. Nanti tambah ndut. "

Gua memanyunkan bibir, " Terus kalau aku gendut kamu _ilfeel_  gitu? Jahat ih. "

" Y- ya, nggak juga. Kamu gendut malah aku jadi gampang buat cubit pipi kamu yang kayak bakpao. " Renjun mencoba memfilter kata-katanya agar Yeri nggak kesinggung terus marah, kan, Renjunnya kepikiran.

" Udahlah, aku marah. " gua melipat tangan gua di atas dada lalu memalingkan muka.

" Maaf, kan aku nggak bermaksud. " Renjun menoel-noel pipi kiri gua.

" Nggak! " ketus gua.

" Yah, kamu mah, gitu. Jangan marah-marah atuh. Nanti cantiknya hilang dimakan api. " Renjun sedikit memanyunkan bibirnya.

Gua bergegas menoleh ke arah Renjun, " Tuh, kan. Kamu bilang aku nggak cantik. Tau ah! " kata Gua lalu memalingkan muka gua.

" Astaga. Bukan gitu. Ya Allah. " Renjun keliatan kesal sendiri. Entah Renjun yang salah ngomong apa emang Yeri yang moodnya lagi turun.

" Aah, Yeri. Jangan diemin aku donk. " Renjun terus-menerus menoel-noel pipi gua.

Tak lama setelah itu, gua mendengar ada suara motor berhenti di depan rumah. Gua juga denger ada suara decitan saat pager itu di buka.

Lalu seseorang masuk sambil menenteng helm hitamnya.

" Loh? " itu Kak Sehun. Gua udah hapal sama suara motornya.

Renjun langsung menoleh ke arah Kak Sehun lalu menghampirinya, " Eh, Kak. _What's up, bro_ ? Udah lama nggak ngumpul. " kata Renjun sambil bertos ria.

" Baik. Gua lagi ngerjain skripsi. Makanya jarang ngumpul. Eh, muka lu kenapa tuh? Bonyok gitu. "

" Ah, nggak papa. " kata Renjun sambil garuk-garuk kepala.

Dear Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang