Besok hari dimana gua sama temen-temen tampil musikalisasi. Sampai di kelas, gua taruh tas dan langsung duduk. Gua lihat depan kursi gua kosong. Lah? Si Renjun nggak berangkat lagi? Bisa ancur nilai seni gua. Tak lama, orang yang gua cariin dateng. Buset dah, panjang umur banget. Dia langsung taruh tas habis itu jalan ke kursi belakang, dia kaya seneng banget bisa meet sama temen-temen rumpi dia.
" Yoo, bro. " kata dia.
Duh, berisik lagi nih kelas.
" Yee, bro. Baru masuk nih? " tanya Jaemin sambil tos-an sama Renjun.
" Iya, nih. Kalau gua nggak masuk nilai kalian jadi taruhannya kan? " kata Renjun.
Jleb!
Gila, nyindir nih ceritanya?
" Yo, bro. Sans ae. " kata Jeno.
" Eh, eh, tau nggak? Kemarin gua disuapin sama cewek looh. " kata Renjun sambil senyum-senyum gitu.
" Seriusan? Sama siapa? Et dah, kepo nih gua. " tanya Haechan yang tingkat ke-kepoannya melebihi ibu-ibu rumpi di tukang sayur.
" Ada deh, bentar nih. " kata Renjun.
" Oy! Yer, Yer. Hadap sini gih. " teriak Renjun manggil gua.
" Apaan sih? " kata gua sambil buru-buru buka buku. Duh, pipi gua panas.
" Hadap sini dulu. " katanya lagi.
" Nggak mau! Lagi sibuk. " kata gua.
" Et dah, nih anak. " katanya lalu nyamperin gua.
Grep
Dia megang bahu gua gitu, mana keras banget. Kan, kaget gua nya.
Dia ngedorong bahu gua biar gua keluar dari kursi, terus narik tangan gua. Gua lihat genk nya lagi senyum-senyum gitu. Ah elah, merah nih pipi gua pastinya.
" Duduk sini. " kata dia nyuruh gua buat duduk di samping Jeno. Gua nurut aja gitu, lagian duduk doank kan?
" Siapa, Njun? Jangan bikin tingkat ke-kepoan gua melebihi ibu-ibu yang nge-rumpi di tukang sayur. " kata Haechan.
Dah? Emang! Baru ngerasa ya, lu?
" Itu.. Disamping gua tuh orangnya. " kata dia sambil kedipin mata kanan dia kearah gua.
Genk dia langasung tutup mulut.
" Renjun, ih. Apaan sih? " kata gua.
" Ciee, yang blushing nih pipinya. " kata Jaemin.
" Cie cie. Uhuy, jadian donk jadian. " kata Jeno.
" Iih! Apaan sih? " kata gua lumayan kenceng membuat seisi kelas ngelihatin gua.
" Ada apa nih? Kok ribut-ribut? " tanya Suho ketua kelas gua.
" Eh, guys! Bentar lagi kawan kita bakal ada yang jadian nih. Kalau beneran, kita minta PJ nya apa nih? " mulut ember Haechan emang minta di tampol.
" Waah, siapa tuh? "
" KFC aja gimana? Atau nggak nonton satu kelas. "
Ribut dah satu kelas. Mana masih pagi gini lagi.
" Tenang, guys. Nanti bakal PJ nya gede banget. " ujar Jeno.
" Lu yang mau jadian, Jen? " tanya Seulgi tiba-tiba yang awalnya lagi asik ngobrol sama Kun.
Duh, kasihan Seulgi. Bukan Jeno, Gi. Tapi orang lain, dan yang jelas bukan gua sih keknya. Iya, keknya. Semoga aja keknya.
Jeno yang ditanyain malah senyum-senyum gitu. Marah nah kan si Seulgi nya. Et dah, si Jeno ini kagak peka amat, orang kuping Yeri aja udah merah gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Renjun
RomanceDear Renjun Akan kutuliskan awal pertemuan kita. Bagaimana kita bisa bertemu, menjadi teman. Yang sebelumnya kita adalah MUSUH Bagaimana awal kisah kita. Sampai akhirnya kita bermetafora menjadi cinta. Walau di kisah kita, banyak masalah mengahad...