Anak Ambis

116 12 0
                                    

H-5 UN!

Gua bangun jam 03.00 semenjak UN tinggal hitungan Minggu.

Kriiiing!!!!!!!!!

" Dek, bangun, dek. " panggil Kak Sehun sambil goyang-goyangin badan gua yang bersembunyi dibalik selimut.

" Eung... Kenapa? " kata gua masih memejamkan mata. Masih berat mata gua.

" Bangun oy, belajar. Katanya mau ngalahin Renjun. "

" Bentar, 5 menit lagi. " kata gua lalu menarik selimut ke atas kepala gua.

Kak Sehun narik selimut gua, " Gak ada 5 menit- 5 menitan! Cepet bangun. UN kamu tinggal hitungan hari, dek. Kamu mau ngecewain mamah sama papah? "

" Nggak, "

" Ya, udah. Ayo bangun. "

Gua membalikkan badan gua setelah memunggungi Kak Sehun.

" Heh, bangun. " kata Kak Sehun yang udah emosi.

Gua berusaha buat melek, tapi mata gua nyuruh gua buat tidur.

Chu,

Kak Sehun nyium kening gua. Itu kebiasaan dia dari kecil kalau gua susah bangun Shubuh.  

" Aah, Kak. Jangan cium-cium. Nanti Renjun cemburu. " kata gua lalu menyingkirkan kepala Kak Sehun.

Kak Sehun menggelengkan kepala kuat, " Sampai adek bangun, Kakak nggak mau lepasin ciuman kakak. "

" Iya, iya. Adek bangun nih. " kata gua lalu Kak Sehun lepasin ciumannya.

Gua duduk di ujung kasur sambil mengumpulkan nyawa.

" Kakak tunggu di musholla, cepet cuci muka terus wudhu, kalau bisa mandi, mandi sekalian. " kata Kak Sehun lalu memutar gagang pintu kamar.

" Entar ah, masih dingin. Jam 06.00 aja mandinya. "

" Ya, udah. Ayo buru. " Kak Sehun keluar dari kamar gua. Gua yakin, kalau dia mau ganti baju.

Gua berjalan sempoyongan kearah kamar mandi. Gua ambil handuk lalu gua cuci muka.

" Dingin banget. " kata gua lirih ketika gua membasuh muka gua. Setelah gua cuci muka, gua gosok gigi dulu sebelum wudhu.

---

Gua turun ke musholla, gua liat Kak Sehun yang lagi dzikir pagi gitu.

" Kak, " panggil gua lalu menggelar sajadah.

" Hm? Udah? Yuk sholat tahajud. Habis itu kamu doa, minta ke Allah supaya UN kamu lancar dan dapat nilai yang tinggi. " 

" Iya, kak. "

---

Seusai sholat tahajud, gua jalan ke kamar. Gua duduk di kursi meja belajar gua. Ambil buku paket UN pemberian dari Renjun karena kemarin gua udah selesain 2 buku dari Kak Sehun. Tinggal 3 buku lagi.

Aduh, otak gua lama-lama bisa koslet.

Keluarga gua itu pintar-pintar semua, apalagi Kak Sehun. Dia selalu juara 1 secara berturut-turut di LCC, semasa SMA nya dihabiskan dengan menjuarai pertandingan basket. Bahkan Kak Sehun di pilih menjadi 'Ketua Basket'. Prestasi Kak Sehun sudah banyak dari dia duduk dibangku SMP.

Lah, gua? SMP cuma pernah dapet juara 1 Karate tingkat Nasional. SMA? Gua belum pernah ikut lomba. Yang akhirnya, keluarga gua nuntut gua belajar yang rajin buat 'sangu' masuk Universitas.

Gua selalu inget kata-kata Papah, " Jaman sekarang itu, udah nggak ada pekerjaan yang nerima orang bodoh, ngerti? "

Gua belajar sambil ngemil Oreo rasa ice cream yang dipadukan dengan Olatte rasa Apel. Sungguh, rasa yang tiada duanya.

Dear Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang