dua

7 1 0
                                    

Gadis cantik itu tengah berlarian, seakan mengejek ombak yang menghampirinya.

"Hahaha...sini kalau Lo bisa nyentuh gue, bawa gue pergi" teriaknya nyaring.

Tak ada sahutan, hanya suara debur ombak yang tenang.

"Ah cemen Lo" ucapnya sekali lagi, sebelum akhirnya menghela napas panjang.

"Lumayan lah ya gue masih bisa lewatin hari ini dengan tetap waras" gumam nya sambil berjalan menjauhi pantai.

***
"Es kelapa muda satu bang" ujar nya sambil rebahan di bangku kayu

"Siap neng. Setiap hari neng Maha pesan nya itu terus. Nggak pengen nyoba es cincau neng ? " Tanya bang Jali.

"Nggak" jawab gadis yang di panggil Maha dengan singkat.

Bang jali yang sudah hampir 1 bulan melayani pesanan gadis itu pun sudah paham dengan sikap nya yang judes dan suka menyendiri. Bahkan tidak sekalipun ia terlihat mempunyai teman, selalu sendiri setiap hari. Di pantai itu.

"Nih neng Maha geulis es kelapa muda nya, kalau mau nambah cincau panggil bang jago ya " ujar bang jali sambil meletakan es kelapa muda di meja kayu tepat di depan nya.

"Hmm" balas Lea lalu bangkit dari rebahan nya.

Sambil menikmati minumannya, mata itu terus menatap ke depan dengan tatapan yang begitu kosong.

Hingga seseorang mengalihkan atensi nya
"Bodoh. Mau aja jadi budak"

Ya...jauh dari tempat nya duduk ,terlihat sepasang muda mudi yang menikmati suasana pantai dengan bercanda ria. Nampak sang laki-laki membawa topi wanitanya sambil mengambil gambar wanitanya yang tengah berpose dengan berbagai gaya. Orang lain akan menganggap itu manis ataupun romantis. Menganggap pasangan yang harmonis, serasi, dan bahagia. Namun tidak untuk Lea, baginya itu adalah ke bodoh an.

Entahlah apa yang salah dengan gadis itu, ia akan menganggap semua pasangan sebagai orang yang munafik. Menurutnya tidak ada orang yang benar-benar tulus. Ya. Setelah apa yang ia alami. Ia tak pernah percaya dengan orang lain, dengan siapapun.

"Hai Aunty..gitu amat lihatnya. Pengen ya " ujar seorang pemuda tepat di belakang Lea.
Jika orang lain yang mengalami itu, normalnya akan terkejut. Tapi lagi-lagi tidak berlaku untuk gadis itu.

"Lo buta ?" Tanyanya dengan santai tanpa menoleh sedikitpun

"Ah enggak dong, kalaug gua buta gak bisa lihat Aunty yang lagi iri sama pasangan bucin di sana lah " jawab lelaki itu, lalu duduk tepat di sebrang Lea.

"Siapa yang ngizinin Lo duduk di situ ?" Tanya Lea dengan suara datar, tanpa melirik ke arah orang itu.

"Harus gitu  punya SIM segala ? Surat Ijin Menemanimu duduk di pinggir pantai...ahayyy" ujarnya sambil tersenyum menggoda.

Lagi-lagi diabaikan
"Woee Aunty cantik-cantik dungu, gagu atau apasih namanya..di ajak ngomong cogan kok gak di respon " ujar lelaki itu, pasalnya dia tak pernah di abaikan. Ya sebagai Casanova di sekolahnya, meskipun ia bobrok, namun ketampanan nya mampu menutupi semua keburukannya.

Lea melirik sekilas pada bocah tengil berseragam SMA  yang menganggu ketenangannya, lalu kembali menatap ke depan, masih dengan tatapan yang sama, hampa.

"Muke gile...orang ganteng di anggurin. Kebangetan emang. Heh Aunty gak doyan jantan apa gimana deh ?" Ujar lelaki itu dengan kesal

"Berisik" jawab Lea yang kali ini menatap bocah itu dengan tatapan tajam.

"Waduh makin cantik aja kalau lagi marah, kenalin Aunty nama gue Reza Cogan, panggil aja Husband " ujar nya sambil terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

"Gak nanya" jawab Lea singkat

"Yaelah Aunty ..jangan judes-judes sama calon suami. Dosa " kata Reza ringan, masih dengan menatap gadis yang ia panggil Tante.

"Bodo"

"Aunty cantik namanya siapa ?" Tanya Reza dengan senyum tampannya.

"Gua bukan istri Om Lo" sungut Lea dengan setengah membentak

"Oke oke..cantik namanya siapa ? Kalau gak ada nama ya gua panggil Sayang biar enak" cengir lelaki itu. Yang tak direspon sama sekali oleh Lea.

Sungguh Lea benar-benar merasa marah karena ketenangan nya ada yang berani mengusik.

"Yaudah deh,,Gua pergi dulu ya Mahalea,, sampai berjumpa lagi. Dadah " ujar Reza sambil berlalu meninggalkan Lea seorang diri.

Lea sedikit terkejut, darimana bocah SMA tengil itu mengetahui namanya, melihatnya pun baru pertama kali. Namun tak mau ambil pusing, Lea pun mengendikkan bahunya memilih tak peduli.

______
Vote coment please

Mahalea

Mahalea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MaharezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang