sembilan

4 1 0
                                    

Malam ini Lea memutuskan untuk makan di cafe , ia ingin suasana yang berbeda. Entahlah setiap kali ia mengingat Arsen ada kebencian dan kerinduan yang sama-sama membara.

Sebenci apapun Lea pada Arsen, satu tahun berlalu setelah hari lamaram itu, nyatanya masih hanya Arsen yang dia cintai.

Terkadang ia merasa putus asa, harus seperti apa jika ia menghadiri pernikahan kakaknya dengan lelaki yang dia cintai, apakah ia sanggup.

Ia kira ia lah yang di hianati, ia lah yang di selingkuhi. Tapi kenyataan nya setelah mendengar kisah kakak nya yang sudah menjalin hubungan dengan Arsen sejak kelas 3 SMA yang artinya sudah berjalan 5 tahun, itu lebih menyakitkan, bahwa ia adalah orang ketiga, ia adalah selingkuhan dari pacar kakak kandungnya sendiri.

Mau di taruh dimana muka Lea di hadapan Ginsa jika sampai Ginsa tau penghianatan pacar dengan adik kandung nya sendiri.

"Sendirian aja neng" suara itu mengalihkan atensi Lea, ia pun memutar bola matanya malas saat melihat siapa yang kini berdiri di dekat mejanya.

Tanpa niat menjawab Lea kembali fokus pada minumannya, tiga orang yang tak lain Reza , Deryl, dan Athar itu pun ikut bergabung pada meja Lea. Ya memang meja yang lain sudah penuh.

Lea yang melihat itu pun menatap tak suka pada mereka bertiga, belum sempat niat nya berdiri terealisasi kan, tangan nya sudah lebih dulu di tahan

"Eh sini aja..mau kemana sih. Makanan Lo aja belum datang kan" ujar Reza sambil menahan tangan Lea.

Lea pun segera menarik tangannya tanpa mengucap sepatah katapun. Karena memang benar bahwa pesanan makanannya belum datang.

"Riset menunjukkan terlalu banyak duduk 13% meningkatkan resiko kesemutan, jadi gimana kalau besok kita jalan ? " Ajak Reza pada Lea, namun yang menjawab justru para cowok keren di sebelahnya.

"Mantul tuh..gua pengen ke candi-candi" timbrung Athar

"Jangan lupa ke Malioboro sebelum balik Jakarta " timpal Deryl tak kalah antusias.

"Gimana ..mau kan ?" Tanya Reza pada Lea yang terlihat tak peduli dengan ajakan nya.

"Terserah" jawab nya tanpa menoleh ke arah Reza sama sekali.

"Terserah artinya mau kan" jawab Reza senang
Yang kemudian hanya dijawab denga mengendikkan bahu oleh Lea.

"Oke siap..besuk gua jemput ke tempat Lo. Jangan bangun siang-siang kalau nggak mau gua yang bangunin" goda Reza.

Yang tentu saja mendapat tatapan sinis dari Lea. Teman-teman nya pun hanya geleng-geleng melihat kelakuan Reza yang tetap keras kepala mendekati Mahalea, cantik sih tapi kalau nyebelin begitu mah bikin capek hati kali.

"Jangan galak-galak dong . Ntar nggak laku lagi" ledek Reza sambil mengacak rambut Lea gemas.

"Reza. Lo nyebelin banget sih" sungut Lea sambil memukul tangan Reza yang mengacak rambutnya.

"Ih kan berantakan. Lo tuh ya demen mati muda heh. Sini gua bunuh Lo" ujar Lea sambil memasang tampang marahnya.

Deryl dan Athar hanya bergidik ngeri, namun tidak dengan Reza yang justru tertawa puas melihat hasil karya acak mengacak nya.

Tak lama pesanan Lea pun datang, sekalian tiga sekawan itu memesan makanan mereka juga.

"Lo asli sini ya mbak judes ? " Tanya Deryl , benar juga Reza pun belum tau dari mana Lea berasal, dari kayangan kah ? Bisa jadi.

Meskipun dengan raut muka tak suka, Lea pun tetap menjawab dari pada mereka berisik dan menganggu makan nya.
"Jakarta"

"Woo dari SMA mana nih. Kok gak pernah kenal ya " kini gantian Athar yang kepo.

Alih-alih menjawab, Lea justru memberikan tatapan aneh. Lalu melanjutkan makan nya dengan tidak peduli akan pertanyaan barusan.

" jangan salah bro...dia udah lulus kuliah kali" kini justru Reza yang memberikan jawaban.

"Hah ? Masa ? Tante nih ? Yakin ?" Ujar Athar kaget sekaligus tak percaya.

"Wuih keren dong..ini gimana le kok Tante manis le buat jatuh cinta terngiang-ngiang e aku jadi gimana gimana gitu ya tan, aku masih kecil suka sama Tante-tante...haha iya nggak Za " timpal Deryl sambil menyanyikan lagu yang viral di tik-tok.

"Haha...kalau Tante nya cantik jelita begini mah nggak nolak kali" bukan Reza tapi Athar yang menyahut. Reza justru tengah memandangi Mahalea yang asik sendiri dengan makanannya.

"Dimana lagi gua nemuin cewek yang gak ngejar-ngejar gua. Yang justru sama sekali gak tertarik sama gua. Iya kan ?" Ucap Reza dengan sombongnya.

"Weish most wanted mah beda ya bro sukanya yang Tante-tante." Sahut Athar.

"Hahaha..jangan salah dia masih 21 tahun kali, cuma beda 2 tahun sama kita" jelas Reza

"Lo serius Za ? Widih gak beda jauh lah ya. Tapi gua gak nyangka sih kalau dia lebih tua dari kita. Secara masih ngegemesin banget begitu" timpal Deryl

"Iya mbak Lea ...Tapi kok udah lulus sarjana aja, la kita-kita 19 tahun masih baru lulus SMA " kini Athar yang merasa aneh.

Reza yang tak tau pun hanya mengendikkan bahunya.

"Terlalu pintar juga gak baik Mbak..mending nikmatin hidup kaya kita ..ya gak ya gak" timpal Deryl mengomentari.

"Yoman besti ..Lo emang sohib gua " Athar memang si ga pinter tapi bangga.

Tak lama pesanan mereka pun datang, di lanjutkan dengan menyantap hidangan serta obrolan dari ketiga lelaki itu, dan juga menjahili Lea tentu saja.

***

Mahalea

Mahalea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MaharezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang