empat

6 1 0
                                    

Terik matahari tak membuat Mahalea terusik dari tempat duduknya. Sudah 5 jam gadis itu hanya duduk memandangi deburan ombak di pantai dari atas batu besar.

"Finally...ternyata Lo disini" ujar Reza menghampiri.

"Lea..Lo liatin apaan sih. Sampai orang ganteng se alam semesta Lo cuekin gini" ujar Reza yang sedari tadi ngoceh gak ada timbal baliknya.

Tanpa menjawab dan menoleh ke arah Reza yang duduk di sampingnya, Mahalea berdiri akan meninggalkan tempat itu.

Sebelum akhirnya
"Eh mau kemana, seharian di cariin baru ketemu masa langsung di tinggal gitu aja" ujar Reza sambil menahan tangan Lea.

Tatapan mata Lea menajam bergantian menatap mata Reza dan tangan nya.
Reza yang sadar pun buru-buru melepas pegangan tangannya.

"Mau kemana sih. Jangan tinggalin gua dong" ujar Reza ikut berdiri.

"Terserah" jawab Lea lalu berlalu, yang tentu saja di ikuti Reza dengan terus mengoceh.

Tanpa sadar kini mereka sudah berada di bagian pantai yang jarang terjamah, banyak kayu-kayu dan sampah yang berserakan.
Hingga pekikan itu membuat Lea berhenti

"Anjir gila sakit banget awh" ujar Reza sambil mengangkat kakinya sebelah .

Awalnya Lea tak peduli, namun melihat kaki Reza mengeluarkan darah, Lea pun berbalik.

"Shit. Nyusahin aja tuh bocah" ucapnya sambil menghampiri Reza

"Heh anak kecil jangan sok sok an main di pantai tanpa pengawasan orang tua" tuturnya sambil melihat kaki Reza.

"Awh awh..pelan-pelan kali. Lo gak lihat gue kesakitan begini. Emang kejam ya Lo" keluh Reza sambil meringis.

"Berisik" ujar Lea sambil membersihkan kaki Reza , lalu tanpa kata memapah Reza kembali ke tempat ramai untuk mencari pertolongan.

***
"Ini lukanya sudah saya jahit, tolong obatnya rutin di minum sama perba nya diusahakan rutin di ganti ya mbak" ujar dokter.

"Baik Dok"

"Oh iya nanti malam kemungkinan mas nya demam, jadi mbak tolong siapkan alat kompres untuk meredakan demamnya. Jika demamnya tidak turun, silahkan langsung di bawa ke UGD saja mbak" terang dokter

"Baik Dok..kalau begitu kami permisi. Terimakasih" ujar Lea sambil memapah Reza.

***
"rumah Lo dimana?" Tanya Lea setelah berada di depan rumah sakit mencari taksi.

"Gak di bawa dong sayang.." jawab Reza dengan raut muka serius memainkan ponsel.

Lea yang mendapatkan jawaban seperti itupun mencubit keras lengan Reza
"Awh..cubitan Lo boleh juga ya bikin orang berasa sakaratul maut" kesal Reza yang merasakan sakit di tangannya, lalu menoleh kan wajahnya ke arah Lea yang tak kalah kesal , tengah menatap dirinya tajam.

"Hehe jangan marah dong ntar cepet tua Tante ". Ucap Reza yang melihat ekspresi Lea yang sama sekali tidak bersahabat.

"Emang kenapa nanyain rumah Gua, mau di kenalin sama keluarga gua ya. Oke deh tenang, pasti gua kenalin " entahlah .bukan tidak sadar jika Lea tengah naik pitam, tapi melihat Lea kesal adalah kesenangan tersendiri bagi Reza .

"Ok gua pergi" ujar Lea lalu bangkit dari duduk nya, Reza yang tak terima pun memanggil Lea dengan keras

"Eh eh jangan dong Lea ..Lea ..jangan tinggalin gua..woee..awh awh kaki gua awh tolong " ujar Reza kesakitan, pasalnya ia tadi terburu-buru berdiri untuk menyusul Lea.

Lea yang mendengar itu pun  menutup matanya rapat-rapat untuk menahan kemarahan yang siap meledak.

Setelah menghela nafas panjang, akhirnya ia pun menoleh kearah Reza yang sudah di tolong beberapa orang namun masih terus memanggil namanya dan menatap dirinya.
Tentu saja hal itu membuat orang-orang ikut menatap dirinya, yang terlihat seperti ibu tiri jahat karena meninggal kan anaknya yang tengah kessakitan di pinggir jalan, ough sungguh drama sekali.

Lea pun berbalik menghampiri Reza dan meminta maaf kepada orang-orang disana,

"Gimana sih mbak pacarnya lagi sakit kok di tinggalin, gak setia banget jadi cewek, mentang-mentang cantik, padahal mas nya juga ganteng banget" ujar ibu-ibu dengan makeup tebal, yang di setujui dengan orang-orang yang menolong Reza disana.

"Oh maaf ibu-ibu sekalian sudah merepotkan, dan terimakasih sudah membantu kami, saya tadi kesana bukan mau ninggalin dia kok, saya lagi nyari taksi" ujar Lea yang memang sesuai fakta bukan mencari pembenaran.

"Masa sih ..ini tadi masnya aja sampai mohon-mohon biar nggak di tinggalin. Jangan jahat-jahat mbak jadi wanita, entar kena karma gak laku-laku loh" ujar ibu tadi yang sungguh menyulut emosi Lea. Jika tidak ingat ini tempat umum dan bukan ibu-ibu yang sedang ia hadapi, sudah di pastikan akan mendapatkan semprot an dari mulut pedasnya.

"Iya makasih" jawab Lea lalu memapah Reza meninggalkan ibu-ibu itu.

"Sorry" gumam Reza , yang tentu saja tidak mendapat respon dari Lea.

"Sorry ,,,gua bener-bener nggak maksud bikin Lo jadi dimarahin ibu-ibu tadi. Gua cuma takut Lo tinggal sendirian" gumam Reza yang masih tak mendapat respon apapun.

"Masuk" ujar Lea

"Hah " ujar Reza bingung

"Lo mau disini juga terserah" ujar Lea meninggal kan Reza masuk ke taksi lebih dulu. Reza yang melihat itu pun dengan susah payah mengikuti Lea yang untuk masuk ke taksi.

Hanya ada hening dalam perjalanan, hingga akhirnya supir taksi itu bersuara

"Udah sampai mbak.. "

"Tolong antarkan dia ke alamatnya pak, ini ya terimakasih" ujar Lea mengulurkan uang ongkos nya ,lalu turun dari taksi tersebut dan berlalu menuju penginapan nya.

"Lea tunggu" mendengar namanya di panggil, ia pun menoleh ke sumber suara.

"Lo ngapain disini ?" Tanya Lea heran.

"Mau balik ke penginapan" jawab nya

"Penginapan ? emang nya Lo gak punya rumah " tanya Lea semakin heran

"Punya lah tapi rumah gua di Jakarta. Gua disini liburan, malah kena sial " jawab Reza

Lea yang mendengar itu pun hanya ber oh ria. Lalu melanjutkan langkahnya menuju ke penginapan nya.

"Lea please temenin gua ke tempat gua, atau gua yang ikut ketempat Lo...plisss plissss" ujar Reza yang melihat Lea akan berlalu meninggalkan nya, namun refleks ia tahan tangan nya.

"Lo apa-apaan sih, gak tau diri banget" sungut Lea yang sungguh sangat kesal dan marah pada kelakuan Reza . Tujuan nya untuk healing benar-benar di kacaukan bocah tengik.

"Ah kaki gua sakit banget sumpah, gua susah jalan. Bantuin gua please" mohon Reza.

"Yang sakit kaki Lo. Lo gak buta dan gak bisu kan buat minta tolong sama petugas penginapan. Gua capek." tegas Lea yang tak mempedulikan Reza sama sekali.

"Lea tolong gua cuma kenal sama Lo, please bantu gua. Gua takut saat sakit sendiri an, gua takut mati. Lagian gua begini juga karena ngikutin Lo kan" ujar Reza dengan suara lemah.

"Shit.  Dan asal Lo ingat, gua gak minta Lo ikutin. Sumpah nyusahin" bentak Lea yang tentu bisa di dengar Reza dengan jelas.

"Please Lea please" rengek Reza tetap tidak mempedulikan kemarahan Lea. Karena sekarang dia benar-benar butuh di temani.

"cepet mana kamar Lo" setelah menunjukan letak penginapan dan nomor kamar pun mereka berjalan menuju tempat penginapan Reza yang tak terlalu jauh dari penginapan Lea .

__&&&___&__&

Vote coment please

Mahalea

Mahalea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MaharezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang