tujuh

3 1 0
                                    

Cuaca hari ini tak seperti biasanya. Mendung sudah menyapa sejak pagi buta, belum nampak sinar mentari hingga siang ini.

Begitupun dengan Mahalea yang tak seperti biasanya, hari ini ia menghabiskan setengah hari nya dengan berdiam diri di kamar. Entahlah, ia terlalu malas untuk sekedar ke pantai meminum es kelapa muda ataupun melihat ombak.

Gadis yang baru saja selesai mandi itu, kini mematut kan dirinya di depan cermin kamar mandi yang begitu besar.

Kaos simpel berwarna abu dipadukan dengan rok jeans diatas lutut, rambut bercat pirangnya pun dibiarkan tergerai. Tak lupa Sepatu kets putih dan juga tas selempang yang senada dengan warna bajunya. Hanya menambahkan make up sederhana dengan lip tint membuat kecantikan nya semakin memancar.

"Done" ucapnya, lalu memakai jam tangan yang hampir ia lupakan.

"Ok. Mari kita lalui hari ini dengan bersenang-senang" ujarnya, lalu keluar dari kamar nya.

****

Belum jauh Lea melangkah dari penginapan nya, kini ia dibuat kaget karena harus di tabrak dengan tidak aestetik nya, untung ia tak sampai terjatuh.

Belum sempat ia memaki orang yang menabrak nya, ia dibuat kaget lebih dahulu karena orang itu ternyata sedang mengangkat laki-laki yang tak sadar kan diri sambil berucap
"Permisi permisi tolong beri jalan permisi permisi"
Ujar laki-laki itu terlihat panik.

Mata tajamnya semakin menajam saat melihat siapa yang sedang pingsan
"Lah bocah tengil" ujar Lea lalu berlari mengikuti dua orang tadi yang membawanya ke taksi.

Belum sempat pintu ditutup, Lea menyerobot masuk. Yang tentu saja mendapat amarah dari cowok yang tadi menolong Reza.

" Woe Lo apa-apaan main nyerobot masuk, Lo gak lihat temen gua lagi sekarat" ujar cowok berkaos hitam yang kini memegangi Reza di dalam taksi.

"Gua ikut" ujar Lea keras kepala.

"Lo siapa sok-sokan mau ikut heh" bentak cowok yang masih diluar dengan penuh emosi.

"Dia Reza kan. Gua kenal. Gua ikut. Cepet buru jalan ngapain sih malah marah-marah" ujar Lea tak kalah keras.

"Udah biarin aja bro..yuk buru kasian Reza nih" ujar cowok berkaos hitam akhirnya mengalah.

Akhirnya cowok yang tadi membentak Lea pun ikut masuk di depan. Taksi pun melaju menuju rumah sakit yang tak terlalu jauh dari tempat itu.

Kini Reza sudah di pindahkan di ruang rawat, tak di sangka bahwa gara-gara kakinya yang luka 3 hari lalu, kini ia harus terkena sakit maag. Karena jarang sekali makan.

Mereka bertiga menunggu di ruangan Reza di rawat, bahkan setelah mendapat penangan medis pun Reza belum juga sadarkan diri.

"Lo siapa ngeyel ikut kita ?" tanya cowok ber hodie abu-abu itu.

"Iya ..Lo siapa ? Pacar baru Reza ? Setau gua dia kesini sendiri an" tanya cowok berkaos hitam dengan kepo.

Lea yang mendapat pertanyaan dengan tatapan tak enak pun merasa jengah
"Gua Lea. Gua bukan siapa-siapa. Cuma dia kena luka di kaki pas ada gua" jawab Lea acuh.

"Terus Lo ngapain ngebet banget ngikut kita tadi" tanya cowok berhodie.

"Iya Deryl bener tuh... Aneh tau lo"  sambung cowok berkaos hitam.

"Gua kira kalian orang jahat. Reza bilang dia disini sendiri an" jawab Lea

"Oh Lo tenang aja, gua sama Deryl temen Reza dari jakarta. Oh iya kenalin gua Athar. Dan dia Deryl " ujar Athar lalu menunjuk cowok berhodie abu.

MaharezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang