❛❛ᴷᵉᵐᵃᵗⁱᵃⁿ ᵈᵃᵗᵃⁿᵍ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᵗⁱᵈᵃᵏ ᵗᵉʳᵈᵘᵍᵃ ᵈᵃⁿ ᵐᵉᵐᵇᵃʷᵃ ᵏⁱᵗᵃ ᵏᵉ ᵗᵉᵐᵖᵃᵗ ʸᵃⁿᵍ ᵗⁱᵈᵃᵏ ᵈⁱᵏᵉᵗᵃʰᵘⁱ.❜❜
__________~*~_________
Aku selalu berpikir bahwa jalan terbaik dari segala masalah adalah kematian. Ya, itu yang terpikir olehku. Pikiran-pikiranku terbelah oleh dua logika: satu mengatakan untuk terus berjuang, sementara yang lainnya mengatakan untuk menyerah saja. Aku melakukan sesuatu yang disebut self-harm. Seringkali, aku membenturkan kepalaku ke dinding saat merasa panik atau stres. Teman kerjaku, yang masih cukup peduli padaku, menyarankan aku untuk pergi ke psikolog.
Siapa yang tidak akan berpikir untuk mempercepat kematiannya ketika hampir semua orang seperti menginginkanmu mati? Entah itu hanya ilusi kepalaku atau tidak, tapi rasanya semua hal di dunia ini menginginkan aku hilang. Setidaknya, tetanggaku tetap memeriksa keadaanku setiap saat. Berkat mereka, aku masih hidup sampai sekarang, berusia 19 tahun.
Hari ini, seperti biasa, aku harus berangkat bekerja di salah satu kafe di kota. Aku berpikir ini mungkin menjadi hari yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Aku mulai berjalan menuju kafe itu, sesekali menyapa beberapa orang yang mengenalku.
Saat aku sampai di kafe, aku mulai membukanya dan melakukan pekerjaan yang sama seperti yang kulakukan setiap akhir pekan. Aku hanya bekerja di akhir pekan untuk mendapatkan uang tambahan. Aku bukan berasal dari keluarga yang kaya, tapi uang warisan peninggalan ayah dan ibuku cukup untukku sampai saat ini.
Pelanggan mulai berdatangan. Aku melihat sebuah keluarga memasuki kafe. Mereka mengingatkanku kepada kedua orang tuaku yang sudah meninggal. Aku sangat mencintai mereka. Mereka sangat menyayangiku dan selalu membuatku bahagia. Aku merindukan mereka.
Aku masih ingat saat itu, saat orang-orang itu mengarahkan pisau ke arah ayah dan ibuku. Mereka melindungiku dengan segala cara agar aku tidak terluka.
Flashback:
"Mom, kemana kita akan pergi?" aku bertanya padanya.
"Kita akan pergi ke tempat yang aman untuk bersembunyi," jawab Mom dengan tersenyum.
Mobil terus berjalan. Aku tertidur karena perjalanan yang sangat panjang. Aku sudah memberitahu ibu untuk membangunkanku saat kita sudah sampai di tempat tujuan.
"Rexi, bangun nak, kita sudah tiba," kata Mom saat membangunkanku. Rumah itu tidak terlalu luas, tapi sangat indah. Aku melihat ayah mulai membawa tas kami masuk ke dalam rumah. Aku mendapat kamar di dekat tangga.
Aku sangat menyukai rumah itu. Ayah mengatakan itu adalah rumah peninggalan nenek dan kakekku. Aku sangat senang, bermain di rumah itu sangat menyenangkan. Walaupun ayah dan ibu terlihat sedikit takut, aku tidak terlalu memperdulikannya.
Beberapa hari kemudian, aku mengetahui bahwa aku akan memiliki seorang adik. Aku sangat senang, selalu mendambakan seorang adik. Aku berharap adikku akan senang saat dia terlahir ke dunia ini.
Kupikir itu akan menjadi hari terbahagia dalam hidupku. Tapi aku salah, mereka datang dan menghancurkan semuanya. Orang-orang itu menghilangkan kebahagiaanku.
"Rexanne, sembunyi di bawah lemari wastafel. Jangan keluar dan jangan bersuara, sampai kau mendengar suara sirine polisi, mengerti?" kata Dad.
"Tapi mengapa, Dad?" tanyaku. Apakah aku akan mendapatkan masalah?
"Lakukan saja, Rexi. Jangan pernah keluar. Kau tahu ibu dan ayah akan selalu mencintaimu, apapun yang terjadi. Berjanjilah, jangan pernah keluar atau bersuara!" Mom mengucapkan kalimat itu dengan mata berkaca-kaca.
"Aku berjanji."
Aku melakukannya, aku bersembunyi di tempat yang dikatakan ayah. Aku mendengar banyak kata-kata kasar dari orang-orang itu. Melalui celah kecil pintu lemari, aku melihat mereka menusuk perut ibuku dan ayahku. Darah mereka berceceran di lantai. Aku mati-matian menahan suara tangisku. Ini menyedihkan. Aku bahkan tidak bisa menolong mereka. Seharusnya aku tidak berjanji, seharusnya aku tidak sembunyi, seharusnya aku sudah bersama mereka...
Flashback end:
Mengingat kenangan itu, rasa perih menjalar di dadaku. Genangan air mata muncul di mataku lagi. Segera aku menghapusnya. Menangis di depan banyak orang bukanlah hal yang ingin kulakukan. Aku harus melanjutkan pekerjaanku.
Hari ini aku pulang lebih cepat. Aku mulai berjalan menyusuri jalan menuju apartemenku. Aku terlalu banyak merenungkan hidupku hingga aku tidak menyadari bahwa aku berada di tengah jalan raya saat lampu hijau masih menyala. Itu berlangsung cepat. Sebuah mobil menghantam tubuhku. Aku terlempar dan mendarat di aspal lembab. Itu menyakitkan. Setidaknya, kemungkinan aku akan bertemu dengan ayah dan ibuku lagi. Mereka akan bangga aku tidak mati bunuh diri. Itu yang kupikirkan.
Andai aku tahu betapa salahnya aku.
______________~*~_____________
Ini aneh aku masih bisa merasakan tubuhku, seharusnya tidak seperti ini bukan? Aku merasakan seseorang mengendong ku seperti mengendong bayi. Tunggu! Aku menjadi bayi, tidak ini tidak mungkin!! Oh my God ini omong kosong tidak mungkin. Oh omong kosong apalagi yang bisa terjadi di hidupku kali ini ugghhhhhhhh...
Aku bisa melihat pria itu menggendongku itu mungkin ayahku yang sekarang?
"Selamat Mr. Swan bayi anda perempuan, dia sangat cantik." Ucap dokter itu pada ayahku, kata itu masih agak aneh jika kukatakan.
Mungkin ini karma untukku atau haruska kesempatan kedua?
Mereka pertama kali menjadi orang tua dan mungkin dengan itu aku harus menjadi anak yang baik, untuk orang tuaku sekarang. Aku tidak akan pernah menggantikan posisi orang tuaku yang sebelumnya, hanya saja tidak ada salahnya menyisihkan ruang di hatiku untuk mereka.
Rasanya sedikit lega dan kecewa sejujurnya. Mungkin orang tuaku tidak ingin hidupku sia-sia untuk berduka?
"Hai beauty, namamu sekarang adalah Rexanne Agatha Swan." Ayah berkata dengan mata berkaca-kaca karena kebahagiaan, mungkin. Namaku tetap sama setidaknya itu baik.
Aku tidak perlu membiasakan nama baru.
______________~*~____________
Revisi 20/6/2024
Wuhu! Thank you 100k reader guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓𝐑𝐄𝐈𝐍𝐂𝐀𝐑𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐈𝐍 𝐓𝐖𝐈𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 [ⱽᴼᴸᵀᵁᴿᴵ ᴷᴵᴺᴳ]
Fanfictionૢ་༘࿐Rexanne tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berakhir di Twilight. Dia selalu berharap bahwa setelah kematian nya dia akan bertemu ibu dan ayahnya, Tapi sekarang dia berada di twilight dan menjadi kakak dari Isabella swan gadis canggung yan...