A/N : baca sampai bagian akhir, ada cast/visualisasi nya. Plus curhatan hati aku sebagai penulis:V
~*~
Gelombang kegugupan tiba-tiba saja menghampiriku, aku merasakan gugup untuk bertemu dengan putra-putri ku. Aku mungkin hanya merasa takut jika mereka tidak menyukai ku, atau mereka membenci ku setelah meninggalkan mereka selama tiga hari. Aro menggenggam tanganku dengan lembut berusaha menyakinkan untuk berhenti khawatir.
Kami melangkah kearah ruangan yang tidak jauh dari kamar pribadi milikku. Aku mengumpulkan keberanian untuk membukanya dengan perlahan.
Aku melihat Clara, Devian dan Marcus menggendong bayi-bayi itu. Aku melangkah ke salah satu bayi yang berambut hitam legam, seperti yang dimiliki oleh Aro tapi matanya biru sedalam lautan yang seperti mata milikku. Aku mengambil nya dari gendongan Marcus dengan lembut dan penuh kasih. Dia menatapku dan menggerakkan bibirnya menyebut Abercio, aku mengangguk mengerti. Bahkan jika dia tidak mengatakan nya intuisi seorang ibu ku akan bisa menebaknya.
"Hai, Abercio. Aku ibumu, maafkan aku baru bisa bertemu dengan mu dan saudara mu saat ini." Ucapku padanya dengan berbisik kecil, aku tersenyum saat melihat wajahnya mulai menjadi ceria, tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang imut. Aku mengelus jari-jari tangannya dengan lembut, aku melewatkan tiga hari pertumbuhan mereka.
Tiga hari berharga mereka, awal keberadaan mereka.
Menggendongnya beberapa saat sebelum bayi-ku yang berada di gendongan Devian terdengar merengek, meminta diriku untuk segera mengendong nya. Aku tertawa, kekhawatiran ku menghilang seketika. Aku memberikan Abercio ke gendongan Caius, lalu kearah bayi yang lainnya. Dia sangat mirip dengan Caius, aku mewarisi bentuk hidungnya. Dia sama posesif dan tidak sabaran nya dengan ayahnya, aku menggendongnya dengan perlahan.
"Hei, nak. Coba sedikit bersabar," ucapku padanya, aku menatap matanya dengan teliti, itu indah. Aku mengelus pipinya dengan lembut, dia tertawa dengan suara yang sangat imut. Achiles, bisikku di telinga nya. Aku memberikannya kembali ke pelukan Devian.
Aku melangkah kan kaki ku kearah bayi perempuan ku, dia sangat tenang dan sangat terkendali. Aku mengambil nya dengan hati-hati dari Clara. Dia memiliki kecantikan Brunnete alami, gadis kecil mungil di gendongan ku terlihat memiliki mata coklat dengan binar-binar menatapku, rambut coklat nya yang indah mirip dengan diriku, wajah mungil terlihat hampir persis dengan diriku. Dia seperti tiruan versi miniku.
Tangan mungilnya mencoba menyentuh pipiku membuat ku bingung. Tangannya berhasil menyentuh pipiku, ingatan awal pertemuan kami dan segala hal yang dia dan saudaranya yang lain lalui memasuki penglihatan ku. Aku tersenyum padanya, dia memiliki kekuatan yang sama dengan Renesmee.
"Aku juga mencintaimu, Adel." Balasku pada pernyataan nya dalam ingatan miliknya. Jika aku bisa menangis mungkin saat ini aku sudah melakukannya, ingatan mereka, cara mereka melihat ku, perasaan mereka saat bersamaku itu membuat ku merasa sangat berharga. Jangan sedih mom. Tangannya kembali terulur menyentuh ku, memberitahu ku untuk tidak bersedih.
"Tidak, aku tidak sedih. Aku hanya sangat senang bisa mengendong kalian dan bertemu kalian." Jelasku padanya, dia terlihat mengerti.
Aku menggendongnya dengan lembut dan membisikkan kata-kata yang menunjukkan betapa aku mencintai nya, aku tahu dia akan mulai tertidur lebih lama dari saudara nya yang lain.
Mungkin hidup ku yang sekarang jauh lebih sempurna dari yang sebelumnya.
~*~
Ini hari kelima ku setelah perubahan ku, aku sudah mendapatkan telepon dari Wendy dan Demetri soal Nahuel dan Huilen, mereka akan datang sebentar lagi. Aku duduk dengan gugup menunggu mereka, bagaimana pun dia adalah yang penting dalam breaking dawn.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓𝐑𝐄𝐈𝐍𝐂𝐀𝐑𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐈𝐍 𝐓𝐖𝐈𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 [ⱽᴼᴸᵀᵁᴿᴵ ᴷᴵᴺᴳ]
أدب الهواةૢ་༘࿐Rexanne tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berakhir di Twilight. Dia selalu berharap bahwa setelah kematian nya dia akan bertemu ibu dan ayahnya, Tapi sekarang dia berada di twilight dan menjadi kakak dari Isabella swan gadis canggung yan...