THIRTY-TWO

1.7K 187 12
                                    

~*~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

Aku terbangun dari tidur matiku akibat rasa haus ditenggorokan ku. Aku membuka mata ku untuk melihat sekeliling, dan menemukan Caius di samping ku. Aku mendekat kan diriku padanya, meletakkan kepalaku di dadanya. Dia mengelus rambutku dengan pelan.

"Kau butuh sesuatu cara? " Tanya nya berbisik di telingaku.

Aku mengangguk padanya. Dan menatap mata merahnya dengan mata hampir memelas—aku biasanya tidak seperti ini.

"Sepertinya dia haus," ucapku padanya.

Dia menatapku dengan senyuman kecil tangannya bergerak mengelus perutku dengan mengecup puncak kepalaku lalu bangun dan pergi mengambilkan ku kantong darah. Aku melakukan perenggangan kecil setelah tidur mati ku. Tubuhku akan semakin melemah selama aku mengandung.

Saat aku menunggu Caius, Aro dan Marcus datang. Aku hanya menatap mereka sekilas, pikiranku tiba-tiba saja mulai berkelana sekarang tanda tanya besar mulai muncul dikepala ku. bagaimana rasa darah itu? Apakah itu akan menjijikan? Aneh? Buruk? Tapi di buku adikku mengatakan bahwa itu enak dan dia memiliki phobia dengan darah.

Darah yang akan ku minum adalah darah manusia, bukankah ini kanibalisme?

Tidak bukan kanibalisme, hanya vampirisme. Ya, hanya vampirisme. Not cannibalism. Kanibalism memakan daging manusia dan aku hanya meminumnya. Baiklah hentikan pikiran ini, jangan pikirkan itu. Ini untuk janinku, jangan pikirkan hal-hal itu. Jangan.

Aro menyadari keanehan ku dan melangkah mendekati ku dan menyentuh tanganku, dia akan melihat pikiran konyol ku ini. Padahal aku hanya berniat menyimpannya untuk diriku sendiri.

Hadiahnya terkadang mengesalkan.

Sudah kuduga dia menertawakan pikiranku. Ugh ini menjengkelkan.

"Berhentilah menertawakan ku Aro!" Bentakku.

Aro menatap ku dengan sedikit kaget dan terluka, aku tahu aku tidak pernah marah karena hal seperti ini sebelumnya. Tapi ugh rasanya aku sangat kesal, bukan hanya untuk dia hampir semua hal. Ini pasti hormon kehamilan.

Perasaan menyesal menggerogoti ku, wajah nya terlihat terluka. Aku menghela nafas ringan.

"Maafkanku aku mungkin sedikit kesal. aku tahu memikirkan kemungkinan bahwa aku mungkin canibalism atau Vampirisme, agak konyol." Ujarku sambil menunduk dan cemberut.

Mereka duduk di dekat ku dan mengerti perasaan ku. Aku bersyukur untuk itu. Sekarang aku masih haus, aku akan minum darah. Darah manusia. Itu pasti terlihat agak menjijikan karena aku bukan vampir. Marcus mengusap punggung ku dengan lembut, itu sangat membantu ku untuk meredakan keresahan ku.

Pintu kamarku terbuka dan itu Caius dengan dua kantong darah. Uh darah itu akan enak, akan enak. Aku berusaha keras untuk meyakinkan diriku bahwa aku bisa menelannya. Demi janinku. Semua demi anak ku.

āœ“š‘š„šˆšš‚š€š‘šš€š“šˆšŽš šˆš š“š–šˆš‹šˆš†š‡š“ [ā±½į“¼į“øįµ€įµį“æį“µ į“·į“µį“ŗį“³]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang