TWENTY-SEVEN

2.5K 238 5
                                    

❛❛ᴋᴀᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴋᴇꜱᴇᴍᴘᴜʀɴᴀᴀɴ ᴄᴀʀᴀ ᴍɪᴀ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛❛ᴋᴀᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴋᴇꜱᴇᴍᴘᴜʀɴᴀᴀɴ ᴄᴀʀᴀ ᴍɪᴀ.❜❜

~*~

Sekarang aku berada di dapur untuk makan siang, bersama Aro, Caius, dan Marcus didekat ku. Para penjaga terlihat Sangat penasaran terhadapku terlebih Demetri. Aku tertawa padanya wajah penasarannya sangat lucu.

"Kapan aku harus kembali ke forks?"aku bertanya.

"Lusa kau akan kembali bersama Caius untuk perpisahan dengan ayahmu dan Teman teman mu, Cara Mia."ucap Aro.

Aku membayangkan betapa terlukanya paman Billy dan pack saat tahu aku pasangan dari raja vampir. Takdir terkadang lucu...

"Ada masalah cara Mia ?" Caius bertanya. Dia memeluk pinggang ku dan sesekali mencium dahiku.

"Tidak, aku hanya memikirkan bagaimana perasaan pack itu saat bertemu aku. Seperti yang kau tahu mereka tidak suka vampir."

"Itu bukan masalah, Piccolo. Jika dia teman mu mereka tetap akan menganggap mu begitu."Ucap Marcus.

Aku hanya mengangguk. Setelah makan siang Aro mengajakku untuk berkeliling kastil, dia yang tersibuk diantara yang lainnya jadi dia sangat memanjakan ku saat dia tidak sibuk.

Kastil itu sangat besar, banyak lukisan indah yang berusia ratusan tahun disini. Aku juga berpapasan dengan Renata, Aro mengatakan bahwa besok aku baru bisa bertemu Devian.

Lukisan di depanku indah, sangat indah. Aro mengatakan bahwa Caius yang melukisnya.

"Apakah kau menyukainya, Cara Mia?" Tanya Aro padaku.

Aku mengangguk dengan senyuman cerah.

"Itu indah, mereka terlihat seperti foto tapi jauh lebih indah." Ucapku.

Aro menarik ku mendekat kearah sebuah lukisan lain milik Caius. Itu indah sangat indah aku bisa melukis tapi lukisan ku tak sebagus itu.

Kami berakhir di ruang kerja Aro, ruangan itu terlihat cocok untuknya. Aku duduk di pangkuannya sambil menutup mataku dan bersandar di dadanya. Aku tahu dia pasti melihat semua yang terjadi denganku dan Marcus atau Aku dengan pack.

"Semua akan baik-baik saja, Piccolo." Dia meyakinkanku.

"Kuharap."aku semakin meringkuk padanya.

Kami terdiam selama beberapa saat sebelum ide yang entah darimana asalnya aku dapatkan. Aku menegakkan punggungku dan mencium bibir Aro. Aro tersentak sedikit lalu membalasnya. Bibirnya bermain di atas bibirku percikan api terasa di setiap gerakannya. Ini luar biasa.

Aku melepas ciumannya sambil terengah-engah dan tersenyum. Dia sangat tampan, dan dia milikku. Milikku. Aku mengecup bibir nya sekali lagi sebelum kembali bersandar ke dadanya. Aku bersandar sambil mengarahkan jariku membuat lingkaran didadanya. Tangannya melingkar pinggangku dengan erat.

✓𝐑𝐄𝐈𝐍𝐂𝐀𝐑𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐈𝐍 𝐓𝐖𝐈𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 [ⱽᴼᴸᵀᵁᴿᴵ ᴷᴵᴺᴳ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang