kami berjalan keluar dari ruangan yang penuh udara sesak, canggung dan tegang dengan keheningan nyaman. Entah 'keheningan nyaman' ini berlaku untuk Leah atau hanya aku.
Setelah berjalan cukup jauh kami sampai di perpustakaan. "Ini ruangan kedua yang aku datangi setelah ruang tahta." Ucapku sambil menarik kursi untuk duduk.
Leah melakukan hal sama. Mengambil kursi yang tepat berada didepanku. Dia sepertinya sudah selesai dengan perdebatan batinnya, dilihat dari perubahan tiba-tiba ekspresinya....
Dan ledakan berapi-api dari dirinya.
"Apa yang kau pikirkan ketika tiba-tiba saja menghilang tanpa sepatah katapun?! Kau setidaknya harus memberikan kami kabar bahkan jika kami tahu bahwa sebenarnya kau akan menjadi vampir! Kau tidak tahu betapa khawatir nya pack ketika kau tidak menghubungi kami atau bahkan Charlie dan Bella sekali. Bagaimana jika mereka membunuh mu? Aku takut!" Dia berteriak di hadapanku. Tangannya terkepal erat, aku bisa merasakan bahwa dia menahan diri untuk tidak menghancurkan sesuatu disini.
Setiap kemarahan seseorang karena perilakuku membuatku merasa bersalah. Seberapa egois aku? Aku tidak menyadari nya atau mungkin tidak ingin menyadarinya. Mengapa aku tidak pernah bisa konstan terhadap keputusanku? Awalnya aku berpikir untuk tetap menjalin komunikasi yang baik dengan mereka namun detik berikutnya aku nyatanya hanya menghentikan keseluruhan kontak dengan manusia manapun kecuali dua sahabatku.
"Maafkan aku, aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku juga takut. Bagaimana jika kalian berpikir untuk membenciku? Aku tahu jika kalian membenciku itu adalah sepenuhnya resiko ku. Tapi tetap saja aku takut. Jadi daripada membiarkan aku terluka melihat bagaimana cara kalian berbicara dan bertindak kepadaku aku memilih menjauh." Aku mengungkapkan nya dengan suara tertahan.
Jika ditarik mundur, aku dan Leah telah saling mengenal sejak bayi. Persahabatan kami terbentuk sejak anak-anak. Kami tumbuh bersama, walaupun dilingkungan yang berbeda dengan lingkaran pertemanan yang berbeda.
"Aku tahu keputusanku akan menyakiti kalian dan aku tetap memilihnya. Aku salah, aku tahu. Aku minta maaf. Sepenuhnya adalah kesalahanku, aku membuat mu seperti menghianati leluhur mu. Berteman dengan vampir...."
Bau asin dari air matanya tercium olehku, rasa frustasi dan detak jantungnya yang sangat cepat membuatku semakin merasa buruk. Setiap langkah yang aku pilih membuat banyak resiko. Hal-hal ini yang membuatku menjadi berat dan sulit untuk memikirkan hal-hal yang benar.
Amarah yang diciptakan oleh Leah adalah hal yang wajar, dia ingin menunjukkan betapa peduli nya dia kepadaku. Dia ingin memberitahu bahwa dia tidak pernah membenciku sekalipun dia ingin. Dia memberitahuku bahwa kami masih sama, kami masih menjalani ikatan persaudaraan yang sejak dulu ada.
"Sekarang apa? Tidak ada yang bisa berubah. Kau telah menjadi mereka. Yang paling buruk Seth telah mencetak salah-satu dari mereka, ini benar-benar membuat perubahan besar dalam sejarah Quileute." Leah berbicara frustasi.
"Kami tidak tahu harus bagaimana, ini rumit, lebih rumit dari apapun bahkan setelah hal segala hal yang terjadi padaku yang bisa berubah menjadi binatang berkaki empat." Dia melanjutkan nya dengan hentakan kaki kesal.
Aku tidak berkata apa-apa. Dia masih diambang amarah. Dia tidak akan mendengarkan apapun yang ku jelaskan jika dia berada dalam perasaan itu.
"Aku juga tidak tahu." Ujarku sejenak setelah dia terlihat lebih baik.
"Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi, aku membaca sejarah suku itu saat kita masih anak-anak. Mereka awalnya menjadi serigala bukan karena vampir tapi karena sebuah penghianatan. Jadi apa salahnya jika mencoba melihat kemana arah takdir ini." aku mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓𝐑𝐄𝐈𝐍𝐂𝐀𝐑𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 𝐈𝐍 𝐓𝐖𝐈𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 [ⱽᴼᴸᵀᵁᴿᴵ ᴷᴵᴺᴳ]
أدب الهواةૢ་༘࿐Rexanne tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berakhir di Twilight. Dia selalu berharap bahwa setelah kematian nya dia akan bertemu ibu dan ayahnya, Tapi sekarang dia berada di twilight dan menjadi kakak dari Isabella swan gadis canggung yan...