"Tapi sayangnya semua itu gak akan bisa lo kasih tau ke polisi, Alieana Tzuyu Zeehandelar." Serim mendekat dengan tatapannya yang tajam
.
.
."Jaga jarak satu meter Serim, diem lu jangan gerak!" Cuwi mulai ketakutan, ia mundur beberapa langkah. Tangannya sibuk merogoh tas sekolahnya.
"Lo takut sama gue?" tanya Serim dengan semiriknya
"Gue takut ama tuhan lah! Ngapain takut ama syaiton macam lo!" teriak Cuwi.
Rahang Serim mengeras, ia terus berjalan ke arah Cuwi. Tapi Cuwi gak mundur lagi, bisa dibilang Cuwi lagi nantangin Serim. Ketika Serim dan Cuwi jaraknya tidak jauh, Cuwi mengeluaran benda yang ia selalu taruh ditasnya.
"KEKUATAN EYE'S RED!!" teriak Cuwi sambil memejamkan matanya dan menyemprotkan Pepper Spary ke wajah Serim.
Serim memejamkan matanya, terasa perih. Ia menjatuhkan pisau lipatnya. Dan saat itu juga Cuwi menyuruh Chae keluar dari tempat persembunyian, Chae menelepon Dahyun yang ada didekat kantor polisi. Setelahnya polisi datang, ada pak Changmin juga disana.
"Wah kalian berhasil memecahkan kasusnya. Bagaimana caranya?" tanya pak Changmin
"Cukup mudah dengan petunjuk tutup pulpen yang ketinggalan, kalo kancing baju kita gak bisa mecahin karena kemungkinan Serim saat melakukan pembunuhan tidak memakai seragam. Dikolong mejanya ada jepit rambut yang bisa dijadikan sebagai kunci, kami sudah memastikannya saat istirahat. Saya pura-pura menjadi pemain game sesat itu dan ingin membunuh Serjm karena saya membencinya, ia memberitahu segalanya, melawan, lalu saya semprot dengan Papper Spray ini." Cuwi menjelaskan
Pak Changmin tepuk tangan, merasa kagum dengan kehebatan anak SMA yang berhasil memecahkan kasus pembunuhan temannya.
"Lalu bagaimana dengan kasus Yiren?" tanya Chae
"Pelaku hanya meninggalkan bukti yang sedikit, cukup sulit karena kami tidak tau hal yang pasti. Kami mencurigai yang membunuh adalah teman sekolahnya, warga, atau hansip yang seharusnya tau bahwa didaerah itu ada pembunuhan. Karena tidak menutup kemungkinan salah seorang yang dekat dengan Yerin adalah pelakunya." ucap pak Changmin
"Cuwi bilang dia curiga sama Taeseon." ucap Dahyun
"Benarkah? Tim forensik menemukan handphonenya yang tergeletak disamping jasad Yiren. Orang yang terakhir dihubungi adalah Minju. Tetapi tidak diangkat olehnya." ucap pak Changmin
"Minju? Adik saya? Sumpah pak Minju anak baik-baik, kalo saya kentut sembarangan dia cuman lempar saya pake bantal. Beberapa hari yang lalu handphone Minju kecebur dikolom berenang, dia ganti handphonenya. Jadi bisa aja Yerin ngehubungin nomor handphone Minju yang rusak." ucap Cuwi
"Iya saya tau, Minju termasuk keluarga Zeehandelar jadi tidak mungkin melakukan hal brutal semacam itu mengingat mama kalian mantan detektif, dan kakaknya Tzuyu yang memililki gen detektif juga. Saya hanya akan sekedar bertanya-tanya tentang Yiren ke Minju, boleh?" Pak Changmin meluruskan kesalah pahaman Cuwi.
"Tentu saja boleh. Saya sebagai kakaknya Minju yang notabenenya teman Yiren akan membantu memecahkan kasus Yerin juga." ucap Cuwi
"Dengan senang hati saya akan menerima itu. Kalian butuh barang bukti yang ditemukan ditempat kejadian?" tanya Changmin
Mereka bertiga mengangguk.
"Baiklah karena besok libur, datanglah ke kantor saya." ucap pak Changmin tersenyum manis.
Lagi-lagi mereka bertiga hanya mengangguk, lalu pak Changmin pergi dengan polisi yang lain juga Serim yang akan dimasukan ke penjara.
❇
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | TWICE MAKNAE LINE
FanfictionDahyun : Nama grup detektif kita apa ya? Tyuzu : Hmm... Gimana kalau Dandelion? Dahyun : Dandelion? Bukannya itu bunga? Chaeyoung : Ya udah itu aja. Mau apa? Black Dandelion? Secret Dandelion? Tyuzu : Dandelion aja. Jadi kita tuh kayak bunga dandeli...