"Nih kak kartu kamarnya, nomor 2369 ya kak." ucap mbak resepsionis sambil memberikan kartu ke Dahyun.
"Kok cuman satu?" tanya Cuwi"Gue kan emang cuman mesen satu kamar. Lagian kalo di rumah lo juga sering tidur bareng." ucap Dahyun
"Astagfirullah, sabar banget gue ngadepin Dahyun. Kan Tzu, kalo Dahyun yang traktir kita itu pasti gak bener." kesal Chae
"Kalian di kasih hati minta jantung." ucap Dahyun
"Minta ginjal gue, pengen gue jual ginjal lo terus uangnya gue sumbangin biar gue gak dapet dosa." ucap Cuwi
"Udah deh dari pada marah-marah kagak jelas liat dulu kamarnya. Mbak maaf ini di lantai berapa ya?" tanya Dahyun sopan
"Lantai tiga kak." jawab mbak resepsionis
"Oke, makasih mbak." ucap Dahyun sambil tersenyum lalu pergi ke arah lift di ekori dengan Cuwi dan Chae.
Tapi sebelumnya mereka ambil tas ransel mereka dulu.
"Mau ke lantai berapa mbak?" tanya seseorang ketika mereka sudah ada di dalam lift.
Dari pakaiannya sepertinya dia salah satu orang yang bekerja di hotel ini, mungkin penjaga lift?
"Lantai 3 mas makasih." ucap Dahyun
Lalu mas-mas itu menekan angka 3. Lift pun sampai di lantai 3.
"Semoga betah di sini." ucap mas-mas itu tersenyum ramah
Cuwi, Dahyun, dan Chae hanya membalasnya dengan senyuman. Lalu berjalan berbelok ke kanan karena menurut petunjuk kamar 2360-2370 ada di bagian kanan.
"Kok gue ngedenger mas-masnya bilang gitu jadi kek creepy ya? Masalahnya gue yang percaya ama mitos hotel ini, kalian nyantuy aja." ucap Chae
"Kita ke Jogja buat liburan Chae, bukan nambah beban pikiran." ucap Cuwi
"Bener tuh kata Cuwi, banyak-banyak doa aja. Lagian kamar kita kan pakai kartu." ucap Dahyun sambil mengangkat tangannya yang lagi menggenggam kartu kamar.
Chae mendengus kesal.
Mereka sampai di depan pintu kamar mereka, lalu membukanya. Kamar hotel itu cukup besar, dengan satu kasur besar yang sepertinya cukup untuk tiga orang. Ada televisi yang di gantung di dinding dan dapat di tonton ketika sedang tiduran, balkon yang mengarah langsung ke kolam berenang, kamar mandi yang menggunakan shower, lukisan yang terpajang di atas kasur, lemari kecil di dekat pintu serta meja yang berisi kopi-kopi, teh, alat penyeduhnya, gelas, dan lain-lain. Ada juga meja dan satu kursi di samping televisi. Dan di samping kasur juga ada dua meja kecil yang terdapat lampu tidur.
"Ya~ lumayan lah. No wonder dapet bintang 4 dengan mitosnya yang Chae takutin." ucap Cuwi sekaligus meledek Chae
"Udah kan kagak marah-marah lagi sama gue?" ejek Dahyun
"Ya ya ya." ucap Chae malas lalu merebahkan dirinya di kasur.
"Udah jangan tiduran Chae! Kita mau lanjut jalan." Dahyun menarik-narik tangan Chae agar ia bangun dari tempat tidur.
"Okee." ucap Chae malas sambil berdiri
❇
Hari ke dua di Jogja mereka merencanakan untuk ke Candi Borobudur. Pukul 9 pagi mereka keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi untuk sarapan ke bawah. Saat memasuki lift ada dua orang perempuan dan satu laki-laki yang sepertinya seumuran dengan mereka ingin ke lantai satu, alias tempat resepsionis sekaligus restoran dan kolom berenang.
Sesampainya di restoran Cuwi, Dahyun, dan Chae mencari tempat duduk. Dan lagi-lagi mereka duduk tidak berjauhan dengan orang yang mereka temui di lift. Cuwi melihat ke arah jam tangannya, mereka harus cepat-cepat sarapan kalau mereka tidak mau kulitnya terbakar sinar matahari ketika di Candi Borobudur, belum lagi mereka akan ke museum yang menjelaskan tenang gunung merapi.
"Sekarang udah jam 09.05 ayuk cepetan sarapan." ucap Cuwi
"Harus ada yang jaga tempat." ucap Dahyun
"Ya udah gue aja, gue nitip nasi goreng yaa. Sama telur omelette setengah matang." ucap Cuwi
"Oke, minumnya?" tanya Dahyun
"Susu." ucap Cuwi
Dahyun mengangkat ibu jarinya ke udara lalu berjalan pergi mengambil makanan, begitupun dengan Chae.
Lima menit kemudian Dahyun datang dengan makanan dia dan nasi goreng dengan ikan filet pesenan Cuwi.
"Lo ambil telurnya sana, atas nama Dahyun ya. Sekalian sama minuman kalo bisa." perintah Dahyun
Cuwi menurutinya, ia mengambil telur yang ia pinta tadi dan mengambil susu. Setelah dia taruh di meja ia kembali mengambil Jus Jambu dan air putih. Lima menit setelahnya Chae datang membawa makanannya dan buah, lalu mereka makan bersama.
Saat makan mata Cuwi menangkap seseorang yang baru datang dan berjalan ke arah tiga orang yang tadi mereka temui di lift. Orang itu laki-laki.
"Sorry gue lama ya? Tadi pas ambil dompet ama hape ada panggilan alam." ucap si cowok
"Sans kita juga baru makan." ucap teman cowok mereka yanh lainnya
"Mau roti gak? Atau waffle? Gue mau ambil nih." ucap Chae yang langsung mengalihkan pandangan Cuwi.
"Gue mau." ucap Cuwi
Setelahnya Chae pergi.
"Pantes lo dari tadi ngeliatin ke arah mereka, ganteng cuy." ucap Dahyun
"Apaam sih?" ucap Cuwi, dan entah kenapa dia malu sendiri
Enggak Cuwi gak suka sama salah satu laki-laki yang dia liat, tapi kalo di ledekin ya jadinya malu sendiri. Kalian pernah begitu?
❇
Selesai makan mereka ke lobby.
"Jam 10, cuacanya gak mendung dan gak terik bagus." monolog Cuwi
"Eh gue mau jaga-jaga bawa topi, tapi ketinggalan. Mumpung taksi onlinenya belum gue pesen, gue ke kamar dulu ya ambil topi. Kalian udah bawa topi?" tanya Dahyun
Cuwi lalu mengangkat tas selempangnya yang terdapat topi dia dan Chae, sengaja Cuwi gantung di tas selempang soalnya kalo di masukin gak muat.
"Gue ambil dulu bentar." ucap Dahyun
"Oke." ucap Chae lalu Dahyun pergi.
Lima menit setelahnya Dahyun kembali dengan wajah yang bersinar-sinar.
"Perasaan gue kok gak enak ya liat muka Dahyun." ucap Cuwi
"Gue juga, firasat gue mengatakan Dahyun bawa sesuatu yang bakalan gak kita suka." ucap Chae
"Guys! Ada hal yang menarik!" ucap Dahyun semangat
"Astagfirullah firasat gue kenapa peka banget?" kesal Cuwi
"Hal menariknya adalah kita akan segera pergi ke Candi Borobudur tanpa harus mendengarkan apa yang lo bakal omongin. Jadi tolong cepat pesan taksi onlinenya." ucap Chae
"Ih bentar dulu! Tadi pas gue mau ke kamar di lantai dua rame banget! Pas gue liat ada pintu kamar yang terkunci, padahal ada orang di dalamnya. Dan lo tau? Kamar itu salah satu kamar yang pakai kunci bukan kartu!" ucap Dahyun
"Terus ada salah satu teman cowoknya yang tadi Cuwi liatin ngedobrak pintu itu." lanjut Dahyun
"Dan lo tau mereka nemuin apa?" tanya Dahyun
"Gak tau dan gak mau tau." ucap Chae
Dahyun gak peduli, ia tetap melanjutkan ceritanya.
"Mereka.. Nemuin teman mereka yang udah dalam kondisi tak bernyawa!" ucap Dahyun
❇
Holaaaa
Apa kabarnya nii? Kira-kira kali ini kasusnya apa yaa?~Hope you guys enjoy it~!
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | TWICE MAKNAE LINE
FanfictionDahyun : Nama grup detektif kita apa ya? Tyuzu : Hmm... Gimana kalau Dandelion? Dahyun : Dandelion? Bukannya itu bunga? Chaeyoung : Ya udah itu aja. Mau apa? Black Dandelion? Secret Dandelion? Tyuzu : Dandelion aja. Jadi kita tuh kayak bunga dandeli...