EXTRA CHAPTER 3

342 84 3
                                    

Tepat setelah Dahyun ngomong gitu, salah satu perempuan yang ketemu mereka di lift berlari tergesa-gesa ke resepsionis. Dan raut wajah resepsionis itu terkejut, detik berikutnya ia langsung menelepon polisi. Mobil polisi serta ambulan datang, orang-orang yang masih ada di hotel di buat panik sekaligus terkejut akan hal itu. Tetapi Dahyun malah tersenyum.

"Ayuk kita liat!" ucap Dahyun

"Gak mau!" Chae menolak

"Ini pembunuhan ruang tertutup, satu-satunya kasus yang gak pernah kita pecahin." ucap Dahyun

"Terus apa? Lo mau ikut nyari-nyari bukti sama polisi itu? C'mon mereka gak bakalan ngebolehin kita buat ikut nyelidikin jasad itu Dahyun. Ini Jogja bukan Jakarta yang polisinya pak Changmin." ucap Cuwi

"Apa salahnya cuman ngeliat doang? Kita bisa pake jurus mulut Chae buat polisi angkat bicara." ucap Dahyun

"Dih gue di bawa-bawa. Bodo amat gue mau ke Candi Borobudur aja ama Cuwi." ucap Chae

"Terus apa? Ketakutan pas pulang karena lift ngestuck di lantai dua malem-malem?" tanya Dahyun

"Kita udah telat Dahyun, nanti keburu panas." ucap Cuwi

"Gue mau nyoba nyelidikin. Ayo lah." ucap Dahyun

Cuwi menghela nafas "Nanya-nanya aja, jangan nyelidikin. Bakalan lama. Gue ke sini mau liburan bukan mecahin kasus pembunuhan."

Cuwi dan Dahyun ingin berjalan masuk ke gedung hotel, tapi Chae tetap diam.

"Chae ayuk, kita butuh lo. Nanti gue traktir makan." ucap Cuwi

Pada akhirnya Chae ngikutin mereka masuk ke gedung hotel lagi karena kehasut omongan Cuwi. Kalo soal makan gak bisa di kalahin.

Di lantai dua, kamar 1386 di kerubuti orang-orang macam gula yang di kerubungi semut. Sampai akhirnya salah satu polisi menyuruh mereka semua pergi.

"Mereka aja di suruh pergi, gimana kita?" tanya Chae

"Chae bener, di mata mereka kita pasti cuman anak kecil yang bisanya menghamburkan uang orang tua doang. Padahal gue ke sini pake uang tabungan." ucap Cuwi

"Makannya kita harus buktiin kalo kita bukan anak kecil. Panggil aku Dahyun paman aku bukan anak kecil." ucap Dahyun

"Kek kartun jir." ucap Chae

"Dahyun copas." ucap Cuwi

"Mendingan kita jangan gelud dulu deh." kesal Dahyun karena dari kemarin dia selalu di keroyok sama Chae dan Cuwi.

"Chae, seperti awal ini di mulai. Tolong keluarin mulut tanpa filter lo dan buat para polisi itu ke pancing." ucap Dahyun memberi instruksi

Chae mah ngeiyain aja. Di depan kamar itu ada dua orang perempuan, tiga orang laki-laki, dan polisi beserta tiga rekannya, ada tim forensik juga. Lalu jasad perempuan di dalam kamar yang tergeletak di lantai dan sudah dalam kondisi di tutup dengan kain berwarna putih, mungkin sprai.

"Itu sudah pasti kau kan pelakunya?! Kau penjaga lift, bisa kapan saja keluar di lantai yang kau mau di saat semua orang tengah asik memakan sarapan!" ucap polisi yang sepertinya inspektur atau semacamnya.

"Tidak! Bukan aku, aku bahkan baru berjaga ketika sarapan selesai!" orang yang di tuduh itu menolak.

Dari nama yang tertera di bagian kiri pin nama mereka. Penjaga lift itu bernama Jackson, dan pak polisi itu bernama Eunhyuk.

"Hei, kau punya bukti apa menuduh dia sebagai pelaku di balik pembunuhan ini?" tanya Chae

"Siapa kau? Apa urusannya kau dengan kasus ini?" tanya pak Eunhyuk ketus

"Aku hanya pengunjung hotel ini, dan mendengar kabar bahwa di hotel ini ada kasus pembunuhan membuatku tertarik untuk melihatnya. Kau bahkan baru datang, sudah kah kau interogasi tersangka? Memeriksa kamar korban? Atau memeriksa CCTV dan lainnya? Kau jangan langsung menuduh orang saja." ucap Chae

"Memangnya kau tau apa tentang ini?" tanya pak Eunhyuk dengan tatapan tak suka

"Jangan salah, aku lebih tau dari pada mu." ucap Chae sambil tersenyum miring

"Apa kau bilang?!" tanya pak Eunhyuk kesal

"Hm? Dasar orang tua, gampang terpancing. Kau pasti hanya menuduh penjaga lift ini tanpa bukti kan?" Cuwi ikut menimpali

"Semua bukti udah ada di tangan saya, semua tersangka sudah saya interogasi, dan itu menuju ke penjaga lift yang membuat alibi palsu." ucap pak Eunhyuk

"Kau kan sudah tua, memangnya bisa menemukan bukti yang tertinggal di kamar korban? Penglihatan mu masih bagus?" tanya Dahyun

"Astagfirullah Dahyun berlebihan." ucap Cuwi

"Hei aku tidak tua! Itu sudah jelas penjaga lift pelakunya. Korban meninggal sekitar 1 jam yang lalu, pukul 9 pagi saat kebanyakan orang sedang sarapan ke restoran. Teman-teman korban pukul segitu sedang sarapan di restoran bersama, dan penjaga lift ini bilang ia sedang bersiap-siap bekerja. Pasti dia bohong! Di saat orang sarapan dia pasti ke resepsionis untuk mengambil kunci cadangan kamar nomor ini diam-diam, lalu dia membunuh korban dan menguncinya. Setelahnya ia pergi dan membuat alibi palsu!" jelas pak Eunhyuk

"Dia pasti membunuh korban seperti mitos pemilik hotel ini, lalu dia membuatnya seolah korban terbunuh karena arwah pemilik hotel yang gentayangan. Padahal dia hanya menyiptakan pembunuhan tertutup dengan masuk dan mengunci pintu kamar korban dengan kunci cadangan." lanjut pak Eunhyuk

"Bisa saja itu teman sekamar korban." ucap Chae

"Tidak! Itu bukan aku! Saat aku mengajaknya sarapan ia menolak, ia bilang sangat mengantuk dan ingin melanjutkan tidur. Karena itu aku tidak membawa kunci kamar karena kurasa sudah ada dia yang akan membukakan ku pintu ketika balik ke kamar untuk mandi dan membangunkannya." ucap salah satu perempuan itu

"Bisa saja dia." ucap Dahyun sambil menatap teman perempuan korban satunya

"Itu juga bukan aku! Aku bahkan selalu bersama mereka bertiga ketika sedang sarapan. Kau tau kan kalau sudah masuk restoran dan kembali keluar maka masuknya harus pakai tiket lagi, jika tidak akan di kenakan biaya." ucap perempuan satunya

"Kau yakin penjaga lift pelakunya? Karena aku tidak." ucap Cuwi pada pak Eunhyuk

"Aku tidak perlu pendapat mu! Jadi pergilah!" ucap pak Eunhyuk

"Kau yakin tidak akan malu jika aku menangkap pelakunya dan kau salah?" tanya Cuwi

"Tentu saja, memangnya kau siapa bisa menangkap pelaku tanpa bukti? Itu sama saja mencoreng nama baik seseorang." ucap pak Eunhyuk

"Bukannya kau baru saja menjelaskan bukti yang kau dapat? Mulai dari kapan korban meninggal, dan analisa mu tentang penjaga lift yang kau curigai dia pelakunya. Sungguh bodoh wahai pak tua." ucap Chae

"A-apa m-maksud mu?" pak Eunhyuk membelalak tak percaya.

Pak Eunhyuk baru sadar kalau dia mengatakan semua informasi karena kepancing dengan omongan tiga remaja yang tiba-tiba datang. Dia terjebak!


Holaaa
Double up di karenakan gue bosen
Hope you guys enjoy it~

DANDELION | TWICE MAKNAE LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang