Death 3

336 38 7
                                    

.

.

.

.

.

Credit characters :

(Y/N) is you

Boboiboy is belong to Monsta

I'm just using their characters

.

.

.

.

.







Terlihat seorang lelaki bermata emas sedang berbicara dengan sebuah kristal. Sebuah kristal bening dengan tinggi 3 meter, dan lebar 1 setengah meter. Di dalam kristal tersebut terdapat seorang gadis yg terlihat seperti tertidur? ataukah sebenarnya gadis itu telah mati? Siapa yg tahu tentang itu. Lelaki tersebut menempelkan dahi dan tangan kanan nya di kristal, dan beberapa kali tangan nya bergerak menghapus air mata nya yg mulai jatuh.

Drap.... Drap.... Drap....
Krieeeet....!!

Terdengar suara pintu terbuka dengan menampakkan 2 lelaki dengan wajah yg sama seperti lelaki bermata emas tadi. Akan tetapi, warna mata berbeda yg satu bermata merah darah dan yg lain nya bermata biru sapphire. Dan dapat kita ketahui dari chapter sebelum nya bahwa 2 orang tersebut adalah Halilintar dan Taufan.

"Kau tau bukan hanya kau saja yg sedih. Kami juga merasakan kesedihan yg sama, Gempa", kata Taufan dengan suara menahan tangis. Lelaki bermata emas yg diketahui namanya gempa tak menoleh sedikit pun dia hanya diam, dan mengepalkan erat tangan nya.

Gempa POV

Aku benar-benar tak tahu sebenarnya apa yg aku lakukan, aku berbicara pada sebuah kristal. Wah, mungkin saja sekarang ini aku sudah tak waras. Bisa-bisanya aku tetap melakukan itu walaupun aku tahu dengan melakukan nya, aku bisa dianggap tak waras oleh orang-orang. Tapi aku benar-benar merindukanmu Kakak, kumohon kembali lah pada kami. Tanpa sadar aku mulai air mataku mulai jatuh. "Haaaahh..... Lagi-lagi begini, entah mengapa aku tak bisa menahan perasaan ini saat didekat mu kakak", aku mengelap air mataku dan mencoba menghentikan tangisanku dalam diam.

Drap.... Drap.... Drap....
Krieeeet....!!

Mengapa mereka selalu datang di waktu yg salah sih? Menyebalkan sekali. "Kau tau kan? bukan hanya kau saja yg sedih. Kami juga merasakan kesedihan yg sama, Gempa" itu adalah suara Taufan. Lagi dan lagi aku mendengar kalimat itu, yah itu lebih baik daripada harus mendengar kata BERDIKARI setiap saat. Aku hanya diam bahkan tak ada niatan dalam diriku untuk berbalik menatap mereka. "Selanjutnya adalah tugas mu" suara datar dan dingin itu dapat kudengar dengan jelas, itu adalah suara Halilintar.

"Haaaahh..... Sudah waktunya untukku pergi yah?" aku berbalik dan menatap sendu mereka. "Apakah kau tak mau melakukan nya Gempa? Apakah kau ragu untuk membunuh iblis itu" kata Taufan sedikit mengintimidasiku. "Kau tau bukan hanya ini jalan satu-satunya agar kakak kembali. Sadarlah kita sudah sejauh ini", kali ini halilintar menaikkan sedikit suara karena kesal padaku. "Ya aku tahu, tanpa membunuh iblis itu maka selamanya aku tak akan bertemu kakak. Bahkan kita sudah sejauh ini, karena kita sudah memulai nya maka kita juga lah yg haru mengakhiri nya. Tapi kalian yakin hanya ini jalan satu-satunya?" aku menunduk untuk menahan rasa kesal dan sedihku.

Who Is The Evil...!? 💮Fin💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang