Death 5

204 23 1
                                    

.

.

.

.

.

Credit characters :

(Y/N) is you

Boboiboy is belong to Monsta

I'm just using their characters

.

.

.

.

.

Di sebuah halaman yg lebih mirip seperti taman itu, terdapat seorang gadis remaja dan anak kecil yg tidur di paha nya. "Tuan...! Tuan...! Bangunlah, jika anda tertidur disini. Maka punggung anda akan sakit nanti", kata gadis remaja itu. "Ga mau, pokoknya aku mau tidur di paha kakak. Kalo aku tidur di kasur nanti pasti kakak ninggalin aku humph", kata anak kecil itu dengan nada ngambek. "Haaah....." gadis itu menghela nafas, "Tuan saya ini hanya pengasuh anda, jadi saya harus tau batasan. Dan juga tidur dengan seorang penerus tahta sangat tabu untuk saya lakukan". "Padahal pengasuh dari anak bangsawan lain boleh tidur bersama pengasuh nya, mengapa aku tidak?", anak kecil itu menggembungkan pipi nya. Gadis itu terkekeh sambil mengelus lembut rambut anak itu, "Karena anda berbeda dengan para bangsawan itu, dan saya juga berbeda dengan para pengasuh mereka".

"Apa sih kakak, lagi-lagi mengatakan hal yg sulit untuk ku pahami" kata anak kecil itu sambil memeluk pinggang gadis itu, dan menutup matanya untuk tidur. Dalam beberapa menit hanya terdengar suara dengkuran halus keluar dari anak itu, gadis itu tau bahwa tuan nya telah tertidur. Gadis itu mencoba melepaskan pelukan anak itu pada pinggang nya, tapi usaha nya sia-sia semakin dia berusaha melepaskan nya semakin erat juga pelukan anak itu. "Tuan...! Tuan boy...! Bangunlah nanti kau sakit punggung. Tuan sa-"

Bruakh...!?

"Oi ice Bangunlah, apa kau sudah lupa akan tugas mu. Oi oi oi jangan mengabaikan ku", kata seorang lelaki dengan menepuk nepuk pipi orang yg sedang tertidur itu, Ice. "Kau berisik sekali Blaze, padahal hampir saja aku tau apa yg sebenarnya kakak katakan waktu itu", Ice menatap tajam ke arah lelaki yg bernama Blaze itu. "Hehehe... Maaflah. Apakah kau lagi-lagi memimpikan soal kakak?" tanya blaze dan dijawab anggukan oleh ice. "Heem, enaknya bisa mimpi bertemu dengan kakak. Rasanya aku, eh bukan maksud ku kita juga ingin sekali bisa merasakan nya", kata Blaze dengan wajah murung.

Ice POV

Haaah... Kata-kata itu lagi, aku benar-benar bosan mendengar itu dari mulutnya maupun mereka. Apa mereka pikir dengan aku bisa bertemu kakak di mimpi aku bahagia? Namun nyatanya tidak, aku benar-benar tersiksa sekarang. Tersiksa karena rasa bersalah, tanggung jawab, dan rasa rindu yg mendalam. Aku bingung mengapa hanya aku saja yg dapat bertemu dengan kakak di mimpi, bukanya mimpi hanya bunga tidur dan mimpi seseorang bisa sama dengan orang lain. Aneh sekali dan benar-benar tidak masuk akal, dan yg paling membuat ku tersiksa adalah aku benar-benar ingin menemui dan memeluk nya seperti waktu itu. "Oi ice mengapa kau malah melamun", blaze menepuk pundak ku. "Eh apa? Aku melamun? Benarkah?", kulihat blaze menganggukkan kepala nya sebagai jawaban dan menatap ku dengan wajah bingung.

"Tidak, aku tak apa lupakan saja" aku mencoba mengalihkan perhatian nya, agar tak bertanya lebih lanjut. Aku berdiri dari ranjang ku dan mengambil jaket serta topiku, "apakah kau masih ragu untuk membunuh nya? Kau tau itu bukan dia, tapi mengapa masih ragu". Aku terdiam, bagaimana dia bisa tau kalau aku sedang memikirkan nya, "kukira hanya Gempa saja yg ragu untuk melakukan nya ternyata kau juga". Oh untunglah, kupikir dia bisa membaca pikiran ku "Tak perlu khawatir aku akan tetap melakukan nya. Jika itu bisa membawa kakak kembali".

Who Is The Evil...!? 💮Fin💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang