New Life

195 20 3
                                    

.

.

.

.

.

Credit characters :

(Y/N) is you

Boboiboy is belong to Monsta

I'm just using their characters

.

.

.

.

.


Setelah menerima tugasnya yaitu merawat sang penerus kerajaan, (y/n) pun bergegas pulang. Karena tempat tinggal (y/n) terletak jauh di dalam hutan yg biasa disebut hutan kutukan. Konon siapapun yg mencoba menjelajahi nya takkan pernah kembali. Sebenernya bukan karena kutukan itu yg membuat mereka hilang. Melainkan campur tangan para roh yg tinggal di hutan itu, mereka melakukan itu kepada manusia yg mereka anggap mengancam saja.

Setelah berlari cukup lama sampailah (y/n) ditempat tinggal nya. Rumah kayu yg sederhana dan nyaman untuk ditinggali. Disekitar rumah itu terdapat pemandangan luar biasa, seperti gunung, danau, sungai, dan pantai. Kenapa terdapat pantai di hutan? Karena letak hutan itu sendiri dibatasi beberapa gunung yg langsung terhubung dengan pantai. Pedalaman hutan ini merupakan tempat yg indah, sayangnya tak sembarangan orang dapat memasuki hutan itu.

Dan di tempat itu lah Fallen Angel pertama turun. Karena energinya yg terlalu besar menyebabkan lingkungan disekitar nya menjadi berubah. Yg awalnya berupa Padang tandus berubah menjadi pegunungan dan pantai yg asri. Energi kebaikan yg tak dibutuhkan oleh Fallem Angel pertama yg terlahir dari kejahatan. Memaksa nya melepaskan semua energi positif dan menyimpan semua energi negatif. Agar keberadaan nya menjadi bukti kenetralan dunia.

(Y/N) POV

"Fyuuh... Akhirnya sampai juga, tapi apa yg harus ku lakukan sekarang"  aku menatap bayi digendonganku. Kenapa dia terlihat tidak terganggu sama sekali, padahal aku ini orang baru untuknya. Bukankah biasa bayi akan menangis? Tapi kenapa dia tidak bahkan dia memainkan rambut ku daritadi.

Eh! Sebentar dia memainkan rambut ku dengan memakan nya. "Maaf tapi ini bukan makanan untuk mu," aku menarik paksa rambut ku dan meletakkan bayi nya di atas kasur. "wargk- rambut ku penuh dengan air liur. Aku harus keramas lagi nih," aku meratapi nasib ku. "Hiks-.... Hwaaaa..." Eh kenapa bayi ini menangis. "A - ano tuan apakah ada yg salah?," Aku bertanya padanya. Tapi dia tak berhenti menangis dan terus-menerus mencoba menarik rambutku.

"Oh aku mengerti kau mau rambutku?," Bayi itu tak menjawab dan hanya menatapi rambut ku. Sudahlah nanti aku keramas lagi saja, aku memangku nya dan dia bermain-main dengan rambut ku lagi. Dan lama-kelamaan kami mulai terlelap mungkin karena suasana yg tenang di sore hari yg hujan saat ini.



Malam hari

"Ugh-..." Aku mengucek mata ku lalu membuka tirai, "eh! Ternyata sudah malam". Aku terlalu lama tidur sampai terbangun sudah hampir larut malam. Ku lihat bayi it- bukan maksudku boboiboy sedang mengucek matanya. Lalu dia melihat ku seperti berharap ingin digendong, ayolah jangan menatap ku dengan mata besar nan polos itu. //Reader bisa bayangin kan betapa imutnya:V//

Aku menggendong nya, dan pergi menuju ruang utama. Oh iya hampir lupa tadi raja memberi ku sebuah tas cukup besar. Aku membuka tas itu dan seperti dugaan ku itu penuh dengan peralatan anak nya. "Apa kau ingin mandi?" Lagi-lagi dia hanya menatap ku. Berhentilah menatap ku dengan mata bulat mu ditambah pipi Pau itu benar-benar menggemaskan.

Aku meletakkan nya di kasur dan mulai menyiapkan bak mandi, serta merebus air. "Hiks-... Ma... Ma... Hwaaa...!" Karena suara tangisan yg kencang itu tangan ku terkena air panas. "Auch... Iya tunggu sebentar," aku mengibaskan tangan ku untuk mengurangi rasa sakit. "Ada apa?" Aku duduk berlutut di depan kasur, lalu mengusap-usap pipi nya.

Dia melihat tangan ku yg melepuh lalu menyentuh nya. "Dingin seperti ice..." itulah hal yg aku rasakan. Tunggu sebentar...! Dingin? Apakah ini kekuatan nya? Jangan bilang dia pengendali elemen. Tidak mungkin, pengendali elemen hanya muncul sekali selama 100 tahun. Sudahlah lebih baik aku memandikan nya sebelum larut.

Setelah 20 menit aku memandikan nya, kini waktu ku untuk mandi. Dan yah dia menangis lagi, padahal aku baru meninggalkan nya selama 2 menit. Entah kenapa aku merasa dia terlalu menempel dengan ku.

"Ne~... Pangeran bukankah ini sudah waktu mu untuk tidur?" Aku sudah benar-benar lelah bermain dengan nya. Bagaimana tidak ini sudah tengah malam dan dia bahkan tidak mengantuk sama sekali. Karena terlalu lelah aku pun mengangkat nya ke atas kasur, dan menepuk-nepuk punggung nya pelan. Bahkan setelah setengah jam aku melakukan nya dia tidak menutup matanya. Malahan dia memainkan rambut ku terus menerus.

"Hoammm... Aku benar-benar mengantuk" tanpa kusadari aku terlelap. Tapi anehnya aku tak mendengar tangisan lagi. Dan malam itu terasa tenang sekali.

(Y/N) POV End






Skip time beberapa tahun kemudian

"Mama coba tangkap aku hahaha..." seorang bocah kecil sedang berlari-lari di halaman dengan riang nya. "Bisa kau tunggu aku sebentar..." Dan seorang gadis muda mengejar bocah itu. "Ih... Mama masih muda kok, lari nya lambat. Sungguh tidak sesuai umur," bocah itu melipat tangannya lalu menggeleng kan kepalanya.

"Jadi kau mau bilang mama udah tua gitu. Nah dapat," sang gadis memeluk bocah itu. "Ih mama curang... Pokoknya ulang," rengeken bocah itu sambil menggembungkan pipinya. Sang gadis hanya terkekeh sambil mengacak-acak rambut bocah itu.



Boboiboy POV

"Mama hentikan kau merusak rambut ku," aku menggembungkan pipiku. Bukannya berhenti mama malah terus-terusan mengacak serta mencubit pipi ku. B - bukan nya tidak suka, hanya saja aku ingin dia terus melakukan nya dengan beralasan aku tidak suka. Dia adalah orang yg paling kusayangi. Oh iya kalian pasti sudah tahu bukan dia siapa? Tentu saja mama (y/n).


Mama berhenti mengelus kepala ku, padahal aku benar-benar masih menginginkan nya. "Mama kau mau kemana?," Aku menarik-narik pakaiannya. Dia tersenyum lembut, dan aku benar-benar menyukai senyuman itu. "Mama ingin pergi ke pasar," mataku berbinar.

Ayolah siapa yg tidak ingin pergi ke pasar. Apalagi jika hanya berduaan saja tentu saja akan terasa lebih menyenangkan. Mama adalah cinta pertama ku, aku ingin menikahi nya suatu hari nanti. Hei, aku bukan bocah lagi sekarang. Aku sudah berumur 7 tahun, lagipula mama juga janji akan menikah dengan ku.


"Mama...! tolong pakaian jubah ini," aku menyerahkan jubah yg kubawa. "Mungkin seharusnya kau belajar memakai nya sendiri. Bukankah kau bilang kau sudah besar," dengan lembut dia memakaikan nya. "Kenapa aku harus belajar? Jika nanti juga mama akan terus memakaikan nya sebagai seorang istri," aku mengatakan nya dengan lantang dan percaya diri.

"Pftt- iya mama dengar kok. Tidak usah berteriak seperti tadi," lagi-lagi dia hanya terkekeh. 'semangat diriku, akan ku pastikan bahwa mama hanya menikahi ku bukan orang lain. Walaupun dia menganggap lamaran ku hanya bercanda. Semangat...!" Batinku mengobarkan semangat ku yg semakin menjadi.




































Maaf karena slow updated :)

Ndak ada inspirasi sama sekali, terimakasih yg masih mau nunggu :D

Don't forget to vote and coment 💕

See you in the next chapter🤗

Who Is The Evil...!? 💮Fin💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang