Who Is The Evil...!? 💮Fin💮

War - bagian 1

.

.

.

.

.

Credit characters :

(Y/N) is you

Boboiboy is belong to Monsta

I'm just using their characters

.

.

.

.

.

Gemuruh menggelegar diseluruh penjuru benua. Angin yg terus mengamuk memporak-porandakan seluruh seluruh wilayah kerajaan.

"Waktu nya tiba, pembersihan dosa"

Ranoa memandang langit yg kini benar-benar telah berubah menjadi lautan kegelapan. Bahkan tak ada cahaya pun yg tampak.

Bulan yg kini semerah darah seperti menunjukkan seberapa besar kemarahan para kamu angel terhadap manusia.

"Noa, kami sudah mengamankan seluruh rakyat yg ada. Dan juga beberapa bangsawan saja." Lapor seorang ksatria muda, Fang.

Ranoa melihat tempat dimana para rakyat itu dipindahkan. Taman belakang kerajaan yg merupakan sebuah panti asuhan, dan juga rumah-rumah pengungsian. Seperti yg diharapkan Ranoa kerajaan ini sudah siap akan keadaan ini.

"Bolehkah aku bertanya kepada kalian?" Tanya ranoa.

"Tentu saja" jawab seorang gadis serba pink, yaya.

"Setelah kulihat-lihat lagi jumlah orang yg ada disini, itu hanya 3/4 dari seluruh jumlah manusia dikerjakan ini. Apa kalian yakin ini sudah semua?," Tanya Ranoa.

"I -itu s - sebenarnya..." Jawab gadis berkacamata dengan terbata, Ying.

"Mereka tidak bisa memasuki perisai penyucian kerajaan." Jawab pemuda gempal, Gopal. Yg tentunya dihadiahi tatapan tajam dari gadis berkacamata karena telah menyela pembicaraan nya.

"Pelindung itu memang benda mati. Tapi pelindung itu sudah diatur untuk bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu. Dan tentunya orang-orang itu bukanlah pengkhianat di kerajaan ini.

Sudah kuduga semua sama seperti yg tertulis di buku altar itu. Altar yg terletak di inti ruang kerajaan." Ranoa terdiam sejenak.

"Ruang inti? Bukankah itu berarti ruang tahta?," Tanya seorang makhluk kecil kuning seukuran balita, ochobot. Dia terbang melayang-layang karena dia seorang peri.

"OCHOBOT!!" Teriak ke-5 orang itu bersamaan karena terkejut.

"Hadeh, bisakah kalian tidak berteriak?." Ochobot menutup telinganya.

"Bagaimana kau bisa disini? Bagaimana garis depan?," Tanya Fang yg kini sedang menetralkan degupan jantung nya karena terkejut.