"Ya allah sial banget hidup gue, gak dimana-mana ketemunya lo terus," —Alaina Kenzira
***
Happy Reading! ❤
Alin merasa puas sudah berhasil membuat Akbar kesakitan, bukan tanpa alasan ia seperti itu. Ia cuma ingin membuat Akbar jera dan tidak lagi mengganggu dirinya. Tapi, dia tau apa tentang Akbar? Bagi Akbar, apa yang sudah Alin lakukan itu tidak seberapa. Dan sudah dipastikan Akbar akan tetap mengganggu Alin.
"Mampus lo Akbar, memang enak apa gue injak," ujar Alin tersenyum puas.
"Seenaknya bilang gue gak tau terima kasih, kan apa banget coba," ujar Alin lagi.
"Biar rasa deh," Alin tertawa memikirkan bagaimana raut wajah Akbar yang terlihat kesakitan.
Aletta berlari ke arahnya dengan terengah-engah lalu duduk disampingnya dengan muka yang memerah.
"Huh! Huh! air please!" ujar Aletta kepada Alin.
"Lo lagi ngapain pake lari-lari coba," ucap Alin sambil menyodorkan air mineral.
Aletta meneguk air mineralnya sampai tersisa setengah botol,
"Lo main tinggalin gue aja," jawab Aletta lega."Gue ngajak ke kamar mandi itu biar enggak ketemu Akbar, Letta. Lo malah gak mudeng, terpaksa deh gue jalan terus aja," ucap Alin menjelaskan.
"Dia lihat lo tapi?" tanya Aletta.
"Bukan lihat lagi tapi gue dihalangi. Gue dibilang gak tau terima kasih, gue injak aja kakinya," jawab Alin tersenyum puas.
"Wow," Aletta memandang Alin takjub.
"Jadi tadi dia sempat lewati gue juga tapi jalannya aneh gitu, ulah lo ternyata," ucap Aletta lagi.
"Terus dia ada bilang sesuatu gak sama lo,?" tanya Alin penasaran.
"Enggak ada, tapi mulutnya komat-kamit ngedumel gitu, mukanya juga kelihatan kesal" jawab Aletta.
Alin tertawa nyaring, "Gue udah cukup puas hari ini, biar dia tau rasa"
***
"Kaki lo udah gapapa, Bar?" tanya Bani.
"Gapapa, awal-awal doang nyeri," jawab Akbar.
"Kenapa emangnya dah?" tanya Rasya bingung.
"Ribut sama cewe biasa," ucap Fathan kepada Rasya.
"Dih anj, banci amat lo" ujar Rasya menanggapi.
Akbar, Fathan, dan Bani memutuskan untuk bolos, ke basecamp tempat tujuan mereka. Berkumpul bersama dua temannya lagi yang berbeda sekolah. Tetapi dengan satu tujuan, sama sama ingin bolos.
"Lu dengerin kata orang gila, Sya?" ucap Akbar dengan wajah datar.
"Anjirt! sayang gak boleh begitu, mentang-mentang udah punya cewe baru aku dilupain" Fathan berpura-pura sedih.
"Najis than," sahut Adli yang sedari tadi diam menyimak.
"Beneran lu udah punya cewe?" tanya Rasya menaik-turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBAR
Подростковая литератураBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Ganti title dari Akbar jadi ALBAR Akbar dan Alin, dua insan yang siapa sangka bisa saling membahagiakan, meskipun di hari pertama pertemuan keduanya terasa sangat tidak menyenangkan. Melupakan kejadian di masa lalu...