"Habis diganti perban langsung tidur ya, selamat malam." --Akbar
***
Happy Reading!❤️
Akbar menatap figura dikamarnya, ia tersenyum masam. Perempuan ini, satu-satunya perempuan yang paling ia sayang setelah ibu dan neneknya. Tidak pernah berfikir untuk jatuh cinta yang kedua kalinya. Cinta, salah satu alasan ia bertahan. Mengharapkan Bella kembali memang sudah sepatutnya seperti itu.
"Kamu pasti tambah cantik ya, Bel" ucap Akbar sambil melihat langit-langit kamarnya.
"Dari dulu aku selalu butuh kamu, bahkan sampai saat ini aku masih berharap Tuhan buat cerita kita kembali lagi,"
"Balik ya Bel, Rasa ini masih buat kamu. Enggak akan pernah ada orang lain." ucap Akbar sangat tulus.
Pintu kamar terbuka begitu saja, terlihat dua manusia tidak tahu diri membawa banyak camilan. Bani menyenggol lengan Fathan agar ia tidak sibuk dengan makanannya.
"Kenapa?" tanya Fathan merasa tidak bersalah.
"Temen lo bego," balas Bani dengan suara yang hampir tidak terdengar.
"Apaan sih, Ban" ucap Fathan malas menanggapi.
"Lo jangan makanan mulu makanya, tuh lo liat. Akbar pasti inget Bella lagi," ucap Bani menghela nafas, jengah.
Fathan yang mengerti pun langsung meninggalkan makanannya. Mereka harus membuat rencana agar Akbar tidak terus-terusan seperti ini. Memaklumi, jika Akbar masih mengingat Bella. Tetapi, mengharapkan Bella kembali itu hal yang paling buruk.
"Bar," panggil Bani yang hanya dibalas deheman oleh sang empunya.
"Sini lah bre, ngapain sih diluar gitu? Enggak bakalan ada Alin kali" ucap Fathan dengan candaannya.
"Kok lo bawa-bawa Alin, sih?" tanya Bani heran.
"Akbar sama Alin kan lagi masa pdkt, ya gak Bar?" tanya Fathan dengan senyum jahilnya dan hanya dilirik oleh Akbar.
"Emang iya, Bar? Pantes anjing kemaren lo ngomong gitu ke si cantik Alin." ucap Bani bersemangat.
"Punya temen, bego! sadar lo," ujar Fathan, ngegas.
"Gue cuma bilang cantik, kampret!" balas Bani tidak terima.
"Tetep aja lah, tikungan teman lebih tajam bre!" ucap Fathan menyebalkan.
"Bodoamat lah anjing," ujar Bani memutar bola matanya malas.
***
"Halo, Aletta?" ucap seseorang diseberang sana.
Aletta pergi dengan terburu-buru sampai iya tidak sempat berdandan. Rambut asal cepol, dan ia melupakan sesuatu, ia memakai sandal jepit, lupa mengganti rupanya.
Mobilnya berbelok ke arah restoran cepat saji McDonald's. Setelah memarkirkan, matanya langsung mencari orang yang meneleponnya tadi.
"Aletta!" panggil seseorang sambil melambaikan tangan ke arahnya.
Aletta mendekati panggilan tersebut dan langsung duduk didepan mereka berdua begitu saja. Nafasnya tersengal-sengal, mukanya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBAR
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Ganti title dari Akbar jadi ALBAR Akbar dan Alin, dua insan yang siapa sangka bisa saling membahagiakan, meskipun di hari pertama pertemuan keduanya terasa sangat tidak menyenangkan. Melupakan kejadian di masa lalu...