6. Titik Terendah

155 12 0
                                    

"Kalau kamu pernah ngerasain hujan waktu langit gak mendung, berarti kamu tau rasanya air mata turun saat bibir tersenyum"  -Unknown

***

Happy reading!❤

Kejadian tentang malam itu terus berputar di kepalanya, mengapa ia harus mengatakan selamat malam? Bahkan itu diluar kesadarannya. Yang ia tau, ia hanya mengantar Alin lalu pulang.

Akbar menggelengkan kepalanya, "ckckck, bisa kegeeran itu cewe" menghela nafas dan melupakannya begitu saja.

Handphone nya yang berada di sakunya, tiba-tiba bergetar. Panggilan masuk dari Fathan, manusia rusuh yang sangat menggangu tetapi termasuk teman yang bisa diandalkan.

"Halo?" ucap Akbar.

"Kiw! Bang Akbar, pakabs bro?" jawab Fathan, iseng.

"Tai, ngapain lo nelfon gue?" balas Akbar to the point.

"Yok kumpul" ucap Fathan.

"Rame gak?" tanya Akbar yang sebenarnya malas kumpul.

"Jelas dong, Bang! gimana sih, lu" ucap Fathan jengah.

"Gue nyusul deh, lo duluan aja. Ntar gue kabarin kalo mau otw," ucap Akbar langsung mematikan teleponnya sepihak.

Tiitt
"Bangsat, kebiasaan main dimatiin" ucap Fathan mendumel.

"Gimane, Than?" tanya Rasya, salah satu teman tongkrongannya.

"Biasa, nyusul"

"Udah gue duga, temen lo pada tuh" ujar Bani mengeluarkan suara.

"Temen lo juga," Balas Adli sambil menoyor kepala Bani.

"Yaudah, tidur dulu lah gue," baru saja Fathan ingin rebahan, Rasya terlihat serius ingin berbicara.

"Bego! gue mau cerita ni" ujar Rasya tiba-tiba duduk disamping Bani.

"Ada apaan, bor?" Adli, mulai serius.

"Kemaren gue liat Bella," Ucapan Rasya membuat mereka semua cengo.

"Serius lu!" ujar Fathan yang langsung serius mukanya.

"Jangan ngadi-ngadi!" ucap Fathan lagi, dengan galak.

"Dih, goblok! males dah gue cerita," Rasya jengah.

"Lo ketemu dimana?" tanya Adli.

"Di PIM, tambah cantik anjing! gue kira bukan dia, pas gue tegesin emang dia" cerita Rasya.

"Punya temen, sya" Bani mengingatkan.

"Emang Akbar masih sama Bella?" tanya Rasya menaikkan alisnya.

"Kagak! gue gak setuju bodoamat!" teriak Fathan kesal.

"Mau lo gak setuju, tapi kalo mereka tanpa sengaja ketemu gimana?" Tanya Adli, heran dengan perkataan Fathan.

"Ya usahain mereka untuk ga ketemu, harus! Lo semua bantu gue, ini penting. Lo tau kan, gimana terpuruknya Akbar dulu pas ditinggal dia? Gue cuma mau, usaha dia buat bangkit selama ini engga sia-sia hanya karna Bella balik," Jawab Fathan panjang lebar.

ALBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang