3. Kita

1.3K 56 0
                                    

"Ternyata selain tukang modus, lo penguntit juga!" --Alaina.

***

Happy Reading!❤️

"Ta! parah banget lo ngasih nomer gue ke si tukang modus!" ucap Alin sebal.

"Hah? apaan? lo ngomong sama gue?"

"Lo gausah pura-pura deh! lo pikir siapa lagi yang bakal ngasih nomer gue ke dia selain lo?!" lagi, Alin masih asyik ngomel-ngomel.

"Ya itu.. gue minta maaf, Al. Sumpah deh! Akbar maksa kalo gue ngga kasih abis gue sama dia," ujar Aletta menjelaskan.

"Ya trus lo ngorbanin temen lo sendiri, gitu?" ucap Alin sambil menaikkan alisnya.

"Hehehe maaf, cantik! lagian dia tumben banget mau berurusan sampe minta nomer orangnya lagi, kan bikin gue bertanya-tanya"

"Bodo!" ucap Alin lalu melengos pergi.

***

Tidak ada guru disaat jam pelajaran memang menyebalkan bagi seorang Alaina, pasalnya kelasnya itu menjadi konser dadakan. Suara Adam bernyanyi, manusia biang kerok selalu mengganggu indra pendengarannya. Kalo gapunya suara bagus kenapa harus nyanyi sih? pikirnya sebal. Belum lagi, suara gaduh gebrakan meja yang seolah-olah musik untuk si kunyuk Adam bernyanyi. Sangat menggangu.

"Cantik!" panggil seseorang dibelakang.

Tuhkan, mending dia nyanyi deh daripada godain gue! mendumel dalam hati.

"Lin, sombong amat sih" lagi, suara itu membuat Alin mendengus.

"Apasih, dam?" jawab Alin dengan malas.

"Udah lama gak liat lo nge-dance,"

"Ya trus?" ucap Alin sambil memutar bola matanya, malas.

"Ya lo nge-dance lah, kita putar musiknya deh. Lo mau musik yang mana?" tanya Adam dengan nyengir.

"Ogah!" jawab Alin sambil mendengus.

"Ayo dong Lin!"

"Kangen nih gue liat lo nge-dance lagi,"

"Daripada kita ngerusuh yakan? mending lo dance aja. Kan seru!"

"Idenya Adam sabi juga sih,"

"Kalian kenapa seketika jadi pengikutnya si kunyuk itu sih?" ucap Alin sebal.

"Heh! gue kan bukan kunyuk" ucap Adam dengan gaya tengilnya.

"Trus apa dong?" tanya salah satu teman sekelasnya.

"Monyet!" spontan seluruh kelas menertawakannya.

"Udah wei udah, back to topic. Skuy Lin, kita nge-ambyar bareng"

"Yee itu mah lo sobat ambyar," ujar Alin dengan muka memerah.

"Ayo Lin, gas!" ujar Rizky, sang ketua kelas dengan semangat.

"Lah anjir lagunya kok pamer bojo sih?" tanya Bunga, salah satu anak XI Mipa 2.

"UDEH AYO, SOBAT AMBYAR KU!" ujar Adam dengan keras.

Siang itu, anak-anak XI Mipa 2 menikmati alunan lagu koplo yang sangat ambyar. Alin pun menikmati jogetannya, dari yang tidak mau ikutan dan dipaksa akhirnya ambyar dengan sendirinya:') memang bahagia sesederhana itu. Eh, tapi emang ambyar bahagia ya?!

***


"Al!" panggil seseorang dari pintu perpustakaan.

"Akbar?"

ALBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang