"Lo emang ratunya nge-drama ya? udah puas belum?" --Akbar
***
Happy Reading!❤️
Kring kring kring...
Suara alarm menggema dikamar seorang gadis yang masih tertidur pulas. Diluar pintu kamar pun terdapat abangnya yang menghela nafas."Alin, bangun! Jam berapa ini?!" teriak sang abang dari luar kamar.
Tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka, alarm pun sudah enggan untuk mengeluarkan suara.
"Ya Allah dek, tahu ah! awas ya kamu telat salahin abang" Abangnya pun menyerah, memang membangunkan seorang Alin sama saja seperti menguji kesabaran.
DUK
"Aduhhh, pinggang gue!"Alin berusaha bangkit sekuat tenaga, lalu tangannya beralih mengambil handphone yang ada dinakas mejanya.
"WHAT?! JAM 06:45?" teriak Alin membulatkan matanya.
"Bohong nih!" Matanya memicingkan kearah jarum jam, dan benar sekarang telah menunjukkan jam 06:45, cuma ada 15 menit untuk dia siap-siap dan berangkat ke sekolah, berarti hari ini ia tidak mandi!
"BODOAMAT, MAU MANDI GA MANDI GUE TETEP CANTIK!" teriaknya tidak perduli lalu ke kamar mandi dengan seradak-seruduk.
Raka yang mendengar teriakkan adiknya pun menghela nafas, sudah biasa memang. Alin adik satu-satunya, manusia ajaib yang sialnya sangat ia sayang.
"Nanti kalo Alin udah selesai, langsung ke mobil aja ya, sarapan disekolah aja abang udah siapin" teriak abangnya, lalu turun untuk mempersiapkan mobilnya.
***
"Muka lo kusut amat bor?" tanya Fathan hati-hati.
"Bokap" jawab sang empu menghela nafas dalam.
"Makin lama makin gak ke kontrol, gue harus ini gue harus itu," lanjutnya dengan sedikit emosi.
"Bar, kalo lo ngerasa bokap lo keras. Coba lo fikir, setelah nyokap lo engga ada siapa lagi yang bisa bilangin lo selain dia?" ujar Fathan menenangkannya.
"Nyuruh gue fokus sekolah, gue udah sampai titik dimana gue selalu jadi nomor satu terus tiba-tiba nyuruh pelajarin tentang perusahaan dia,"
"Padahal dia tau, gue lulus, gue mau ambil kedokteran" balas Akbar dengan emosi yang sedari tadi ia tahan.
"Kalo aja mama masih ada, mama pasti ngertiin papa dan papa gaakan maksa gue kayak sekarang"
"Lo tenangin diri dulu, Bar" sahut Bani yang sedari tadi diam.
Hari ini keberuntungan berpihak di Alin, pasalnya guru BP yang sering memberikan hukuman kepada muridnya yang terlambat itu sedang cuti menemani istrinya yang mau melahirkan. Guru penggantipun sudah ada sejak tadi pagi buta, panggil saja Bu Ainun.
Guru asal Yogyakarta ini sangat berbeda dengan guru lain, di SMA Venus peraturan murid terlambat lebih dari 1 detik saja hukumannya adalah minimal 3x lari keliling lapangan basket.
Tetapi Bu Ainun tidak, kalau hukumannya terlalu berat sama saja itu mengambil jam pelajaran. Lagipula 'bukankah lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali?'
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBAR
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Ganti title dari Akbar jadi ALBAR Akbar dan Alin, dua insan yang siapa sangka bisa saling membahagiakan, meskipun di hari pertama pertemuan keduanya terasa sangat tidak menyenangkan. Melupakan kejadian di masa lalu...