Ketiga Alexander ini termasuk 'populer' di angkatan mereka. Bukan hanya karena visual nya namun juga mereka dapat mengejar rank dengan cepat. Salah satu nya adalah Genio, ia adalah orang pertama yang berhasil mencapai rank C di angkatan nya, kemudian Ares sebagai petarung dan penyihir yang mampu mengejar rank Genio dengan cepat.
Kemampuan bertarung dan bertahan mereka tak perlu diragukan. Dibantu dengan Evandaru atau lebih akrab dipanggil Evand ( temannya hanya memanggil dengan tiga huruf ) sebagai penyihir sekaligus support, mereka bertiga adalah tim yang pas.
"Pan kamu tidak ada niatan buat naik rank apa?"
"Ho'oh pan lihat, kamu jadi bahan ledekan mereka lagi tuh."
Evand melirik acuh tak acuh ke arah sekelompok siswa yang berkerumun di lorong, mereka baru saja kembali dari ruang bimbingan konseling karena menjemput Ares.
"Nanti kalau kita raid lagi, rank ku juga ikut naik."
Orang yang berada diatas pasti memiliki orang yang mengincar posisi mereka. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan hal yang bisa dijadikan sebagai titik lemah mereka.
"Mereka bukan saudara kandung? Wah mereka saudara tiri berarti? Orang tua mereka nikah berapa kali ya, pantas saja wajah mereka tidak mirip."
"Cih modal wajah apa yang bisa dibuat? pertandingan satu lawan satu saja pasti membuat mereka terlihat seperti bocah sekolah dasar, apa lagi si evand heh."
"Iya ya jika dilihat lagi si Evand yang hanya rank rendah pasti akan menjadi tontonan membosankan. orang-orang bilang dia tak bisa jadi petarung seperti Ares. Jadi penembak pun hanya sebatas support saja, tak sebanding dengan Genio."
Kurang lebih seperti itu kira-kira yang mereka bicarakan. Bahan pembicaraan dengan penghinaan itu sudah seperti makanan sehari-hari.
Evand membiarkan mereka dan menahan kedua saudaranya agar tidak berbuat macam-macam. Karena ia selalu berfikir bahwa mereka berkata demikian karena tidak mengetahui kebenarannya. Risiko menjadi tertutup dan tak tersentuh salah satunya adalah mendengar berbagai macam berita aneh yang bersautan.
"Ada kelas sehabis ini cepat bersiap."
Kelas yang dimaksud adalah kelas khusus dimana anak-anak fokus melatih kekuatan mereka. Disini anak-anak kembali dipecah sesuai posisi mereka.
"Hey Evand nanti kita bertemu dikelas ya."
"Ah iya Lina."
Evand terus menatap siswi yang baru saja menyapanya. Gadis berambut coklat gelap dengan gayanya yang dikuncir, tipe support healing. Gadis lembut yang sangat ceria kata Evand.
"Ekhm romansa bukan genre mu, dari pada dihukum pelatih sebaiknya kamu cepat."
"Ck jangan banyak bicara dan cepat pergi saja."
Akhirnya mereka segera pergi untuk menghadiri kelas masing-masing.
Dalam satu kawasan terdiri dari beberapa lapangan dan gedung olahraga yang biasa dipakai untuk melatih fisik para pengguna kekuatan super ini.
Di gedung olahraga utama, yang berada dipusat lahan itu adalah tempat khusus untuk ujian atau simulasi raid yang memiliki teknologi super canggih, dimulai dari mengatur waktu, tempat, cuaca dan situasi tertentu.
Mari lihat apa yang sedang Genio lakukan di kerumunan para penembak.
"Hari ini kita akan belajar untuk memakai senjata lain. Jika biasanya kita berlatih menggunakan senjata yang sudah ditentukan pada tes masuk, kali ini kita akan mencoba seberapa terampil kalian jika tidak memegang senjata yang biasa kalian pegang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Normal School
FantezieGenio Alexander, putra tertua keluarga Alexander. Sifatnya yang dewasa tak memungkiri bahwa dirinya sama-sama aneh seperti kedua adiknya. Ares Alexander, putra kedua keluarga Alexander. Terlihat tak begitu baik dengan ayahnya sendiri, namun begitu p...