Ada dua cinta
Menerangi jalan kehidupanku
Aku bisa apa?
Jika cintaku berat padanya• Bunga Citra Lestari •
- - -
Yura sedang berjalan di koridor sekolah. Semua mata tertuju kepada Yura, tatapan itu bukan tatapan kagum, suka ataupun terpesona. Melainkan tatapan itu adalah tatapan hina dan ketidaksukaan. Yura memperhatikan mereka satu persatu, tidak ada laki-laki semua itu perempuan. Kalian pun tahu jika perempuan sudah julid akan bagaimana tatapannya.
Seketika saat Yura melewati sebuah kelas, terdiam lah ia mendengar dirinya direndahkan. "Oh ini yang namanya Yuranita Zevannya Gladysta, namanya sih bagus ya tapi kelakuan busuk." Yura menghela nafas menahan amarahnya, ia mengepalkan kedua tangannya dan tatapan lurus ke depan tanpa memandang kedua wanita yang sedang menyindir dirinya yang tepat di samping Yura.
Wanita itu terkekeh sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada. "Bisa-bisanya ya jadi cewek genit banget. Kesana sini mau, ih, kalo gue sih malu!" Yura langsung menoleh dan tersenyum.
"Sorry, Kak, genit gimana ya?" Yura memanggil wanita itu dengan sebutan 'kak' karena memang wanita itu adalah kakak kelasnya dan kini Yura berada di koridor kelas 12.
"Ya ampun ternyata bukan cuman genit, bego juga nih." Wanita itu tertawa jahat dan Yura tetap tersenyum menatap wanita itu dengan tatapan tajam namun bibir tersenyum. "Emm... Bego?" Wanita itu menganggukkan kepalanya.
Yura tertawa menunduk lalu saat menengadahkan kepalanya wajah Yura berubah menjadi menyeramkan. "Mending Kakak ngaca, deh! Maksudnya apa ya tiba-tiba ngatain cewek genit terus bego lagi. Emang kita kenal? Kita punya problem? Kayaknya nggak deh, orang aku gak kenal sama Kakak."
"Iya emang kita gak kenal dan lo gak kenal sama gue. Tapi sekarang lo udah terkenal karena akhlak busuk lo itu!" Wanita tersebut menjunjuk Yura tepat didepan matanya.
Tiba-tiba Haidar dan Winter datang dengan wajah kebingungan menghampiri Yura. Mereka bertanya-tanya sedang ada keributan apa ini sampai-sampai semua mata tertuju kepada Yura dan kedua kakak kelasnya yang terlihat emosi.
"Sebelumnya sorry nih, bisa gak sih jelasin dulu kenapa lo sampe nyangka gue kayak gitu? Padahal kan kita gak kenal dan kita gak ada problem apapun, tapi kenapa lo tiba-tiba aja hujat gue tanpa tau sebenernya gue itu kayak gimana. Lo apa gue yang bego, Kak?"
Emosi wanita itu kini meluap. "Wahh jangan mentang-mentang lo Adiknya Danish dan lo jadi songong gini ya, Ra?! Asal lo tau aja, lo itu emang genit ke semua cowok! Semua cowok lo embat dan lo manfaatin buat kesenengan lo sendiri. Gak Kakak kelas gak seangkatan lo embat semua, gak usah sok sok-an good looking deh lo! Percuma cantik kalo akhlak lo busuk!"
"MAKSUD LO APA, KAK?!"
"EH, SAHA SIA DEDEMIT?!"
Kini Winter dan Haidar ikut emosi. Yura menahan mereka dengan kedua tangannya, dan Yura maju lebih dekat berhadapan dengan kakak kelasnya itu.
"Gue genit ke semua cowok? Please, lo gak tau aja, Kak, malah cowok-cowok nilai gue itu galak bukan genit. Maybe, lo yang genit jadi semua cowok itu ilfeel dan lo gak menarik dimata mereka. Denger ya Kakak cantik, gak semua cowok mempunyai kriteria yang sama dan gak semua cewek menarik dimata mereka. Lo cantik kok, but lo bikin ilfeel. I think so, true, kan?" Yura tersenyum puas saat melihat ekspresi kakak kelasnya yang terlihat sudah sangat kesal.
"Mampus sia ajig maen-maen sama uler piton sih, skakmat sia!" ucap Haidar.
"Bener, udah tau dia cewek savage ajig!" timpal Winter.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your J
FanfictionIni tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya. Dia, seorang secret admirer. Seseorang yang mengagumi dalam diam, seseorang yang bersembunyi dalam perasaan, dan seseorang yang diam-diam memerhatikan. Dibuatnya akun sosial media yang khusus untuk seseorang...