O8 : Janda Genit

24 9 1
                                    

Taukah kamu taukah dirimu
Betapa diriku menginginkan dirimu
Pedih hatiku saat kusadari
Mencintamu yang cinta pada dia

• Yovie & Nuno •

- - -

Yura melihat room chat nya dengan Jeno. Pesannya hanya dibaca saja dan Yura merasa bersalah, apa Jeno cemburu? Tapi memang untuk apa Jeno cemburu? Bukankah pemilik akun tidak dikenal itu belum tentu Jeno 'kan?

Daripada memikirkan sesuatu yang belum tentu benar Yura pun menghela nafas. Tiba-tiba ada pesa masuk di ponsel Yura.

LINE

YourJ
malem yura
have fun ya malmingnya! hehe

Melihat pesan itu Yura kembali menghela nafas kasar, ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Ia langsung teringat kepada Jeno dan memikirkan hal yang sama kembali. Pikiran dan hatinya tidak karuan. Sambil mencium aroma martabak spesial yang sangat harum, Yura melamun.

"Kenapa?" tanya Jeffri yang tersadar bahwa Yura sedang melamun setelah mengecek pesan masuk.

"Gapapa," elak Yura.

"Gak usah ngelamun disini nanti lo kesurupan gak akan gue bawa balik lo." Yura mencubit perut Jeffri hingga pria itu meringis kesakitan.

"Tinggal ngadu aja gue sama Mama, wle!" Yura menjulurkan lidahnya, entah kenapa itu membuat Jeffri gemas. Seketika Jeffri menggelengkan kepalanya cepat sambil memejamkan matanya agar pikiran lain soal Yura yang terlihat gemas itu segera pergi dari pikirannya.

Jeffri membuang nafas dan mengacak-ngacak rambutnya, Yura tidak menghiraukan itu. Mungkin juga Yura tidak sadar bahwa teman Kakaknya ini sedang salah tingkah, atau bahkan tidak waras?

Tidak lama kemudian martabak pesanan mereka sudah selesai dibungkus dan Yura segera membayar 2 bungkus martabak tersebut. Setelah membayar mereka kembali menaiki motornya dan menuju perjalanan pulang.

Selama diperjalanan tidak hening sama sekali. Jeffri berusaha menghibur Yura karena Yura sempat melamun tadi dan Jeffri tidak tahu apa sebabnya tapi demi merubah mood Jeffri akan lakukan untuk Yura. 

Jeffri bercerita soal kecerobohan dirinya dahulu ia lupa menyimpan ponselnya dan ia mengira ponselnya telah hilang. Jeffri meminta ayahnya untuk menelpon nomor ponsel Jeffri, saat itu memang terdengar suara dering ponselnya tapi wujud ponsel itu tidak ada.

Suaranya terus mengikuti Jeffri saat ia mencari dimana tersimpannya ponsel tersebut. Hingga beberapa menit ia sadari bahwa ternyata ponselnya berada di dalam saku celananya.

Sejak itu Jeffri langsung terkena jitakan dari ayahnya. Yura yang mendengar secara detail bagaimana kejadian itu terjadi tidak berhenti tertawa.

Yura bilang bahwa Jeffri sangat bodoh dan tidak peka terhadap barang, namun setelah itu Jeffri langsung melontarkan kalimat kebucinannya.

"Iya gue gak peka sama barang, tapi gue peka sama doi."

"Ngomong sama pohon!"

Drttttt drtttt

Ponsel Jeffri bergetar, akhirnya Jeffri berhenti dahulu membuat Yura kebingungan.

"Kenapa?" tanya Yura memiringkan kepalanya ke kiri dengan tangan memegang kresek berisi bungkus martabak.

"Bentar, ada telepon." Jeffri segera mengangkat telepon tersebut.

"Siapa sih, Kak?" tanya Yura yang mulutnya langsung ditutup oleh Jeffri.

Your JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang