werewolf

61 5 0
                                    

Hari ini kami kembali lagi ke Hogwarts.

Setelah makan malam di Great Hall, aku bersantai di Common Room dengan Blaise , Pansy dan Draco. Kami bercerita tentang pesta Natal kami.


_____________________

Paginya, aku ada kelas Defence Against The Dark Arts bersama Prof. Lupin.

Namun, Prof. Snape datang dan menutup jendela kelas.

" Buka halaman 394"
Katanya dengan penuh tekanan.

" Maaf Prof. tapi kami belum sampai situ "

" Buka saja "

" Maaf, Prof. tapi kemana kah Prof. Lupin? "

" Itu bukan urusanmu kan, Potter? "
Balas Prof. Snape

Jam pertama sangat tegang karena Prof. Snape mengajar dikelas.
Jam kedua dan ketiga kosong jadinya aku berjalan jalan keliling kastil.
Tiba tiba aku mendapati seorang Prof. sedang berjalan cepat dan aku berusaha mengikutinya.





Prof. Lupin













Tapi jika ia ada mengapa digantikan oleh Prof. Snape?

Ada luka bakar seperti mengenai ledakan yang lumayan hebat sedikit mengering disana di sekitar

Lengannya.

Aku jadi teringat tentang beberapa bulan yang lalu saat aku dan Oliver Wood berada di Gubuk Hagrid itu dan Aku ingat aku meledakkan itu di

Lengannya.









Tunggu, tunggu aku tak bisa menyimpulkan sendiri mungkin saja aku hanya berlebihan.

Sebaiknya aku bertemu dengan kapten itu.
























_________________________




" Jadi menurutmu Prof. Lupin itu manusia serigala yang menyerangku?"

" Aku tak yakin pasti, tapi ini janggal saja menurutku. "

" Okay, jadi saat itu kau meledakkannya tepat mengenai lengan sebelah kirinya dan kau lihat ada luka itu di lengan sebelah kirinya terus, Prof. Snape hari ini menggantikan Prof. Lupin padahal dia baik baik saja lalu, Prof. Lupin selalu absen saat bulan penuh dan terakhir Prof. Snape mengajari kalian materi yang jauh belum seharusnya kalian pelajari yaitu tentang Manusia serigala. "

" Teorimu bagus Ms. Malfoy " Sambungnya.

Aku hanya melemparkan bebatuan ke arah Danau Hitam.

















Aku melihat tangannya yang sebulan kuperban luka lagi dan lebih parah.

" Kau menyakiti dirimu lagi, Mr. Wood? " Tanyaku meng interogasi

Ia langsung menyembunyikan telapak tangannya.

" Aku tak tahu apa yang sedang kau alami, tapi jika kau begini terus meski diobati pun kau akan kehilangan tangamu itu " Ucapku sembari mengeluarkan kapas, alkohol, dan kassa dari tasku.

" Berikan telapak tanganmu! " Perintahku

Ia memberikan telapak tangannya. Pasrah. Dia hanya diam, sesuatu darinya pasti sedang tidak beres. Tapi, aku siapanya yang berhak mengetahuinya.

Ia menatapku dengan tatapan yang bertanya tanya.

" Tenang saja, Mr. Wood. Aku tidak bisa membaca pikiran orang."

Blood. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang