"Aku ikut" kata Al santai dan berjalan keluar mendahului Zara dan Billy
Billy terkekeh dan berbisik pada Zara "See? Aku baru tau kalau dia pria pencemburu"
Zara menoleh ke arah Billy "Kau sepertinya salah paham, kami tidak dalam hubungan seperti itu" kemudian meninggalkan Billy yang masih tertawa
"Hei Zara Wijaya tunggu!" teriaknya dan mengejar Zara hingga mereka berjalan beriringan
Zara menemani kedua pria ini mengelilingi hotel melihat 6 area restoran yang berasal dari berbagai negara, hingga fasilitas hotel lainnya. Tapi sepertinya tidak satupun dari mereka yang merasa antusias. Zara menghela nafas pelan
"Apakah anda masih ingin melanjutkan hotel tour?" tanya Zara tidak ingin membuang-buang waktu karena setiap kali Zara menjelaskan mereka hanya menatap Zara bukannya memandang tempat yang Zara jelaskan.
"Aku ingin melihat kamar" kata Billy kemudian menarik tangan Zara "Ayo" Billy sempat melirik wajah Al yang mengeras menahan amarah.
"Dia terlihat kesal" kata Zara saat berjalan berdampingan dengan Billy meninggalkan Al dibelakang
Billy tertawa "Pembalasan dendam"
Zara menaikkan alisnya "Bocah"
"Hei! Aku calon kakak iparmu" Billy berpura-pura marah dan merangkul pundak Zara
Zara menepis tangan Billy "Aku sudah bilang tidak ada hubungan apa-apa dengannya jadi berhentilah melakukan itu"
Billy tertawa dan kembali merangkul Zara "Jadi Al bertepuk sebelah tangan?"
Zara menyikut tulang rusuk Billy kemudian berjalan meninggalkan Billy yang merintih kesakitan "Kau memang cocok menjadi adik ipar ku, wanita kejam!" serunya dan membuat Zara melotot menatapnya.
"Dia mengagumkan bukan? Meskipun dengan mata melotot dia masih tetap cantik" Kata Billy saat Al berdiri tepat disampingnya
Al diam menatap Billy dengan sorot mata tajam dan rahang mengeras "Itu adalah perusahaan mu jadi sudah sewajarnya ayah meminta mu untuk mengurusnya"
Billy menggelengkan kepalanya dan menepuk pundak AL "Dari dulu kau yang menjalankan perusahaan, aku tidak tertarik mengurus Lencester group"
"Aku akan berbicara dengan ayah, jadi berhenti mengganggu nya" kata Al dengan suara tajam
Billy tertawa menang "Tidak ada salahnya kan menggoda wanita yang belum menikah, apalagi ibu sangat menyukai Zara ia akan menjadi istri idam-"
Bugh
"FUCK!"
Billy memegang perutnya yang dipukul oleh Al "Jika kau masih sayang dengan warung makan mu berhenti berpikiran macam-macam!"
"ASHOLE!" teriak billy saat Al meninggalkannya "Itu restoran elit brengsek bukan warung!"
Zara berjalan menuju lift mendahului Al dan Billy yang masih berbincang dibelakang. Ia merasa risih dengan 2 bersaudara itu, sebenarnya apa yang dipikirkan oleh mereka? Billy yang berusaha membuat Al cemburu demi membalas dendam untuk hal yang tidak diketahui kemudian Al bersikap seolah dia memang cemburu.
Setelah kejadian hari ini, dia pasti akan menjadi bahan gosip oleh rekan kerjanya. Zara menghela nafas lelah kemudian masuk ke dalam lift menyandarkan dirinya pada dinding. Saat lift akan tertutup sebuah tangan menghalangi hingga pintu lift kembali terbuka menampilkan sosok Al yang masuk dengan memasang tatapan tajam. Al mengeluarkan kunci panel lift dan mengunci mereka berdua didalamnya.
Zara ketakutan "A-apa yang bapak lakukan?!"
"Menurutmu?" jawab Al santai ia merogoh kantong jas dan mengambil handphonenya menghubungi seseorang "Matikan cctv" katanya saat seorang menjawab panggilan telepon Al
Zara menatap tajam kearah Al yang tersenyum menakutkan mendekatinya, ia berusaha mengendalikan dirinya untuk tetap tenang meski berbanding terbalik dengan degup jantungnya yang bergemuruh.
"Kau menyukai kakak ku yang brengsek itu?"
Zara mendengus kesal "Anda jauh lebih brengsek dari nya" sentak Zara dengan berani namun sedetik kemudian ia menyesali perbuatannya saat Al meraih pinggulnya mendekapnya erat, kemudian memaksa menggenggam jari-jarinya
"Jika kau masih tidak menjawab pertanyaanku akan kupastikan ini terakhir kalinya kau memiliki kelingking" mendengar ancaman yang terdengar serius dari Al sontak membuat jari-jarinya ngilu, Zara mengepalkan tangannya dengan kuat kemudian menggeleng "Tidak" katanya dengan suara hampir berbisik
Al tersenyum membelai lembut wajah Zara kemudian menciumnya "Kau milikku"
Zara menutup mata merasakan ciuman Al yang terkesan menuntut memaksanya membuka mulut dan menyusupkan lidahnya masuk. Ia tidak merespon namun juga tidak menolak ciuman Al, seolah otaknya menjadi beku dan tubuhnya berubah menjadi jelly tidak bisa memberikan tindakan apapun.
Al melepaskan pagutan bibirnya saat merasa lawannya hanya diam seperti patung. Posisi mereka masih sama dengan Al yang mengurung Zara dalam pelukannya.
Al mengusap lembut bibir Zara kemudian mengecupnya lembut "Aku merindukanmu"
NEXT✌️
Dont Forget VOMENT please😴
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho
RomanceKecelakaan yang merenggut seluruh keluarganya membuat Zara menjadi gila. Katanya, seharusnya Zara bersyukur Tuhan masih memberikannya kesempatan. Benarkah? bukannya Tuhan sedang memberikan hukuman untuk ia tinggal lebih lama di dunia ini? Berpura-p...