Know the secret

7.9K 327 6
                                    

"Bisakah aku pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisakah aku pulang?"

"Untuk ke 32 kali dan jawabannya tetap sama, Tidak!"

Zara memandang sinis ke arah Al, pasalnya sejak pagi ia sudah merajuk minta pulang namun pria itu menolaknya dan mengurung Zara di kamar. Zara hanya bisa turun dari tempat tidur untuk ke toilet itu pun harus ditemani oleh Al hingga ke depan pintu.

"Kau pria menyebalkan!"

Al mengangkat bahu tanda acuh

"Sampai kapan kau akan mengurungku? kau tau aku bukan barang,bukan?" protes Zara

"Hm tapi kau milikku" balas Al sesukanya ia masih sibuk membaca laporan melalui macbook nya

"Aku bukan milik siapa pun, aku bahkan belum menjawab lamaranmu"

"Kita akan membahasnya lagi?" Al tersenyum miring menatap Zara "tapi aku lebih suka kalau bibirmu dipakai untuk hal yang lain"

Zara menghembuskan nafasnya kesal "Dengar Al pernikahan bukanlah hal yang mudah, setidaknya harus ada cinta. Sedangkan kita?"

"Kenapa dengan kita?" balas Al cepat sambil menatap tajam Zara

"Y-ya kita . . tidak ada . . . cinta" Zara sedikit ragu mengatakan kata cinta baginya kata itu begitu tabu untuknya ditambah padangan Al yang membuatnya merinding. Ada apa sebenarnya?

Zara melihat wajah Al yang berubah marah bukankah perkataannya benar?

Al berdiri membuka laci samping nakas dan melempar amplop coklat ke atas ranjang. Zara mengernyit bingung "Apa ini?"

"Sebenarnya aku tidak suka melakukan ini" kemudian ia tersenyum sinis " tapi kalau dengan cara ini bisa mengikatmu, maka akan ku lakukan"

Al bersandar pada meja tidak melepaskan tatapannya dari Zara saat mengambil amplop coklat dan membuka nya dengan hati-hati.

Tangan Zara terkepal kuat dan matanya berkilat marah membaca isi dari amplop tersebut "Kau mengancamku?"

"Tidak, aku hanya memberikan sebuah penawaran"

mendengar jawaban Al yang terlalu santai membuat darah Zara mendidih. Apa katanya penawaran?

Zara turun dari ranjang dengan emosi memburu melemparkan isi amplop tersebut ke arah Al "Kau pikir aku takut? Aku bukan barang juga bukan teman bisnis mu jadi jangan pernah memaksaku!"

Zara menatap tajam Al yang terlampau tenang menghadapi emosinya yang menggebu-gebu. Zara berjalan mendekat "Lakukan sesukamu meskipun bukan kau yang menyebarkan maka akan ada orang lain yang melakukannya. Dan aku sama sekali tidak peduli" Zara mengatakan dengan penuh penekanan kemudian berbalik berniat mengambil barang-barangnya dan pergi dari sini atau kemanapun dimana tidak ada pria ini didalamnya, namun Al mencekal tangannya ia menghembuskan nafas lelah. Ini kenapa Al yang terlihat frustasi?

"Aku tau akan seperti ini tidak bisakah kau mencoba nya?"

"Maksudmu? Kau masih ingin menikah dengan ku setelah tau rahasiaku?!" dan diamnya Al membuat Zara tertawa hingga air mata nya keluar merasa geli dengan situasi ini

"Oke mungkin kamu tidak membaca laporan nya dengan baik so let me make it clear" Zara mengatur dirinya mencoba menghilangkan tawa yang masih tersisa

"Aku pernah dirawat dirumah sakit jiwa sekitar 4 tahun,cukup lama bukan?" Zara menatap Al yang masih diam, ia pikir dengan pernyataannya yang cukup blakblakan akan membuat Al terkejut namun sayangnya Al terlihat biasa saja.

"5 tahun lalu aku dinyatakan sembuh mereka membebaskan ku dari penjara berkedok rumah sakit"

Zara mengambil tangan Al yang masih mencengkram lengannya dan mengusapnya lembut

"Namun sama seperti penyakit lainnya tidak ada yang bisa sembuh total," Lanjutnya sambil membawa tangan Al ke wajahnya dan menggenggamnya menatap mata Al seolah ini akan menjadi terakhir jika Al takut dan mengusirnya pergi.

"Obat yang diberikan hanya membuat virus dalam tubuh tidak aktif membuat rasa takut hilang sementara dan tinggal menunggu waktu dia akan tumbuh merusak semua organ dalam tubuh dan memberikan rasa sakit yang tidak terbayangkan"

"Aku dan kehidupanku tidak ada yang baik"

Melihat Al yang hanya diam membuat dada zara sesak pria itu pasti ketakutan. Bagaimana tidak, wanita yang berdiri di hadapannya adalah wanita yang memiliki gangguan mental yang beberapa saat lalu berciuman dengannya, Al pasti merasa jijik.

Dan memikirkan Al yang akan meninggalkannya membuat hatinya sakit ia tidak mengerti. Bukankah ini yang dia inginkan? Al terlalu sempurna untuk hidupnya yang kacau berantakan, tidak ada yang baik di kehidupan Zara ia hanya akan menyulitkan Al membuatnya malu dan Zara tidak suka itu.

Keluarganya saja merasa malu memiliki Zara, apalagi Al? Pria itu berhak mendapatkan yang lebih baik.

Keluarganya saja merasa malu memiliki Zara, apalagi Al? Pria itu berhak mendapatkan yang lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih sudah membaca💜

Sweet PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang