Al masuk kedalam kamar inap setelah dokter melakukan pemeriksaan pada Zara
"Kata dokter aku hanya butuh istirahat, terima kasih atas bantuan anda" ucap Zara dengan sopan, berdua dengan Al dalam satu ruangan tentunya bukan hal yang baik lagipula situasi mereka sangat canggung meskipun Al terlihat biasa saja namun Zara merasa tidak nyaman berdekatan dengan orang yang tidak ia kenal jika tidak memiliki urusan penting untuk dibahas.
"Hm" Zara mengernyit bingung ketika Al hanya bergumam tanpa berniat untuk pergi, ia malah mengambil kursi dan duduk disampingnya
"Aku hanya perlu menghabiskan infus ini dan pulang" Jelas Zara kembali memberitahu secara halus berharap Al akan mengerti
Tapi seperti berbicara dengan batu Zara tidak mendapatkan respon apapun, ia memilih tidur memunggungi Al dibanding harus melihatnya dan membuatnya kembali demam.
Zara merasa seseorang mengusap kepalanya dengan lembut membuatnya tertidur lebih lelap.
Mungkin efek obat? atau mungkin karena perasaan nyaman karena seseorang menjaganya ketika tidur?
Sudah lama sekali tidur tanpa mengalami mimpi buruk, rasanya tidak ingin bangun dan tetap menutup mata seperti ini terlalu takut ketika bangun semua nya akan kembali rasa penyesalan dan sakit hati . . dan sendirian.
Zara mengerakkan badannya saat merasa seluruh tubuhnya tertindih beban berat. Ia membuka matanya perlahan dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tampan yang terpampang jelas di depannya alis mata tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, garis rahang yang kokoh dan bibir merah menawan.
Sungguh Al terlihat seperti pria baik-baik saat sedang tidur. Tunggu . .
Zara terdiam mengumpulkan cukup lama kesadarannya berusaha membedakan apakah ini hanya bagian dari mimpinya?
Lamunan nya terhenti saat mendengar suara serak khas bangun tidur yang cukup menggoda di telinganya
"Morning" kata Al santai seolah menemukan wanita di ranjangnya pada pagi hari adalah hal yang biasa untuknya.
"Al" panggil Zara memastikan saat Al hendak menariknya lebih dalam ke pelukannya
"5 menit lagi sayang" jawab Al, mencium kepala Zara kemudian berkata tanpa memiliki beban "Aku ingin pagi ku seperti ini, menikahlah dengan ku"
Zara berkedip beberapa kali setelah sadar dengan situasinya ia mendorong Al dengan kuat hingga membuat Al berguling jatuh ke lantai
"ZARA!" Teriak Al murkah
"APA! Salahkan sikapmu yang kurang ajar!"
Al menatap tajam, Zara balik melotot marah "kenapa aku bisa ada disini?bukannya barusan aku masih dirumah sakit?"
Al bangun memegang punggungnya yang sepertinya terlihat sakit dimata Zara, Al tidur tengkurap membenamkan kepalanya di bantal ia seperti sedang menahan emosinya.
"Al!" panggil Zara geram
"Apanya yang barusan di rumah sakit? kamu sudah berada di Penthouse ku selama 2 hari" balas Al takkalah geram
Zara melototkan matanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan AL sedangkan yang ditatap tersenyum misterius sambil memandang Zara "Kau terlihat sangat manis ketika tidur" katanya sambil mengedipkan matanya menggoda
Wajah Zara berubah merah ia mengambil bantal dan memukul kepala Al dengan cukup kuat "Bajingan brengsek!" makinya jengkel lalu berjalan keluar pintu
Al terkekeh geli saat melihat Zara kebingungan membuka pintu kamarnya "Pintunya hanya bisa terbuka dengan sidik jariku"
Zara menoleh menatap Al dengan tajam rasanya setiap kali berdekatan dengan pria ini kepalanya seperti mendidih menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho
RomanceKecelakaan yang merenggut seluruh keluarganya membuat Zara menjadi gila. Katanya, seharusnya Zara bersyukur Tuhan masih memberikannya kesempatan. Benarkah? bukannya Tuhan sedang memberikan hukuman untuk ia tinggal lebih lama di dunia ini? Berpura-p...