Kaulah segalanya untukku
Kaulah curahan hati ini
Tak mungkin ku melupakanmu
Tiada lagi yang ku harap hanya kau seorang - Ruth Sahanaya, Kaulah Segalanya."Aku mencintaimu, Istriku."
Seohyun membelak, apa itu? Kenapa terasa nyata? Hyemi segera merangkul gadis bermata coklat itu, sedangkan Seohyun menghela. Itu mimpi. Itu hanya mimpi.
"Ada apa? Kau bermimpi buruk?"
"Ya." Seohyun mengusap kasar wajahnya, "Kyuhyun berkata ia mencintaiku."
Hyemi tersenyum senang. "Bagus, dong. Kenapa wajahmu tak suka begitu?"
Seohyun menggeleng. Bukan. Ia suka. Ia amat suka ketika Kyuhyun mengucapkan kalimat cinta itu, tapi yang ini berbeda. Suara Kyuhyun berbeda. Ia tak suka. Ia merasa—akan ada berita tak baik yang ia dengar.
Itu tidak mungkin, Kyuhyunnya akan baik-baik saja.
"Sudahlah. Kau pasti hanya terlalu memikirkan kejadian beberapa hari lalu, sekarang keluarlah. Kau harus menghirup udara segar."
Seohyun hanya menurut saat Hyemi menariknya ke luar pengungsian. Ia tertegun. Langit memancarkan semburat emas seperti rambut gadis yang terbang, angin seolah menari-nari di atas awan, dan matahari tergelak di baliknya.
Sudah seminggu ia terkurung di pengungsian ini, belum ada tanda bahwa ia akan keluar dan tinggal di suatu tempat. Karena ia tak mungkin kembali ke tempatnya yang dulu. Rumah itu sudah hancur.
Dari televisi yang didapatkan salurannya entah bagaimana, Seohyun ketahui jika ibu kota benar-benar luluhlantak. Pasukan militer telah mengepung berjaga di sekitar Gedung Biru untuk menjaga dari amukan massa yang menuntut hak mereka didengar. Meminta agar penurunan harga sembako diberlakukan, dan menghentikan invasi yang dilakukan oleh anggota militer pada rakyat kecil.
Kabarnya memang di beberapa daerah, banyak orang hilang usai melakukan unjuk rasa pada orang nomor satu di Korea tersebut. Seohyun memeluk tubuhnya sendiri.
"Kelompok masyarakat yang bergabung untuk menuntut hak mereka nampak masih berada di depan Gedung Biru yang dijaga ketat oleh beberapa pihak militer. Meski kemarin telah terjadi kerusuhan yang membuat beberapa gedung pemerintahan rusak akibat lemparan batu dari para pengunjuk rasa. Bahkan penjarahan terjadi besar-besaran di beberapa wilayah daerah kecil, untuk info selengkapnya kami akan serahkan pada reporter kami di tempat. Silakan."
Seohyun alihkan matanya pada hal lain, selama beberapa hari di sini, suasana memang sudah lebih baik. Namun asap masih agak membumbung di langit sana, aroma anyir masih terasa di inderanya meski dia tak temukan mayat seperti hari itu. Sejenak ia pejamkan mata. Tubuhnya gemetar.
"Kau lihat, kan? Walaupun mereka hampir saja terenggut nyawanya, tapi mereka bisa kembali berbahagia. Kau juga harus seperti mereka, Seohyun," ujar Hyemi menunjuk beberapa anak-anak yang bermain bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Love You - END
Fanfiction[Romance Sad 15+] Pernikahan bukan suatu permainan. Itu yang selalu Kyuhyun genggam sepanjang hidupnya. Berbekal ketulusan serta keluguannya, membuat hidupnya berubah setelah dijodohkan dengan seorang gadis kaya. "Dia putriku, namanya Seo Joohyun. N...