LAYAR 2

783 78 18
                                    

Seseorang dengan suara berat berbicara dengan penekanan, penuh wibawa tak terbantahkan. Pak Adhyatama menyampaikan semua keinginannya.

"Yang dikatakan orang suruhan saya semua benar. Saya sengaja mengirim orang ke Semarang untuk gantiin kamu. Dia bisa diandalkan menaikkan income toko yang kamu kelola sekarang. Jadi bekerjasamalah dengan dia." Niki tidak bisa membantah. Apalagi menolak permintaan seorang CEO, itu sama saja bunuh diri. Niki harus tetap bertahan demi karyawan yang selama ini mengandalkan dirinya. Sementara waktu egonya harus ditekan sedalam mungkin. Sampai semua keadaan stabil dan terkendali.

Pak Adhyatama ini memang terkesan seenaknya dalam memutuskan segala hal. Sebagai contoh, dia tidak memberitahu dulu kalau ada orang yang akan menggantikan Niki. Atau mungkin Niki harus maklum, sebagai CEO beliau mungkin juga khawatir dan tidak mau ada cabang yang gulung tikar. Akibatnya fatal, banyak karyawan akan kehilangan pekerjaan dan penghasilan mereka. Pada akhirnya semua berujung pada kepentingan orang banyak. Pada mereka yang menggantungkan hidup pada gaji yangbdiberikan setiap bulan dari perusahaan.

Tangan Niki sampai gemetar memegang ponsel itu. "Oiya, satu lagi, Nik. Kalau kamu tidak mau bekerja sama, kamu bisa resign atau toko nekat saya tutup. Meskipun saya akan rugi akibatnya. Paham, ya!" Satu ancaman yang pasti tidak diinginkan Niki akan terjadi. Toko ditutup dan banyak korban yang kehilangan pekerjaannya.

Hubungan telepon ditutup. Pak Adhyatama seorang CEO yang sangat disegani. Membangun SDS dari nol hingga memiliki cabang hampir di seluruh tanah air. Tidak ada yang bisa membantah keputusannya. Dan keputusan beliau seringkali berhasil dan toko tetap beroperasi. Niki berharap solusi ini juga akan berhasil memulihkan kondisi toko yang dipegangnya.

***

Langkah Niki memasuki area 'Ladys World' disambut beberapa orang SPG. Pramuniaga juga ada yang mendekatinya. Niki menghentikan langkah, dari ekspresi mereka ada sesuatu yang penting ingin disampaikan.

"Ada apa?" Niki bersikap biasa saja, seolah-olah kejadian di ruangannya tadi bukan masalah baginya.

"Bu, kami tidak setuju kalau Ibu harus mundur dan digantikan orang lain." Salah satu SPG dari bagian casual memulai bersuara. Yang lain langsung bereaksi mengangguk tanda setuju.

Niki menghela napas berat. Mereka begitu mendukungnya. Tetapi keputusan dari pusat membuatnya susah untuk memilih. Apa yang harus dia lakukan?

"Kalian fokus buka toko dan layani costumer dengan baik saja dulu. Soal itu kita bahas lagi nanti, ya?" Niki memasang senyum tulusnya lalu melangkah ke area 'Mens World'.

Di area itu Niki mendapatkan protes yang sama. Begitu juga di area Kids World dan Home World. Niki harus menyingkir sejenak, dia butuh oksigen lebih banyak. Bagaimanapun suasana hati, Niki selalu memastikan semua berada di tempatnya. Prosesi buka toko dilakukan dengan baik.

***

"Mau ke mana Bu Niki?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah pintu masuk karyawan.

"Maaf, bukan kewajiban saya menjawab pertanyaan Anda." Niki meneruskan langkahnya ke arah lift. Bukan maksud Niki mengabaikan orang yang akan menjadi atasannya. Dia tidak ingin emosi dan marah, kondisinya sedang tertekan sekarang.

Belum sempurna pintu lift tertutup, pria ini menyusul masuk. Niki gusar karena merasa diikuti. Kalau tidak mengikuti dirinya, mau ke mana? Lama mereka terdiam, tetapi Niki merasa ditatap diam-diam. Lebih tepatnya merasa diawasi. Apakah dia sedang dinilai? Pantas atau tidak menjabat sebagai manajer? Segera Niki menyingkirkan pikiran buruknya. Abaikan saja orang ini.

"Kamu nggak mau tahu nama saya?" Ran ingin memecah suasana kaku. Sayang pertanyaannya malah membuat Niki kesal.

Ini orang datang tiba-tiba, bikin berantakan ruang kantornya, lalu dengan mudahnya bertanya hal tidak penting. Siapa yang akan peduli nama orang semenyebalkan dia?

"Harusnya saya datang lebih sopan dan kasih kabar dulu. Maaf. Nama saya Ran."

Niki tercekat. Nama itu mengingatkan dia pada seseorang yang spesial di SMA dulu. Ran Sinara. Tetapi tidak mungkin Ran ini adalah orang yang sama. Ran mantannya dulu sangat manis dan pengertian. Bahkan tidak menyebalkan sama sekali.

Pintu lift terbuka, Niki melangkah lebih dulu. Berdekatan dengan Ran sombong ini membuat napasnya makin sesak.

"Tunggu, Niki. Maaf, boleh saya panggil nama saja, kan?"

Ini orang maunya apa, sih? Dia tidak pengertian banget cewek yang lagi pengen sendirian.

"Pak Ran, saya minta tinggalin saya sendiri bisa nggak, sih? Jangan ganggu saya dulu! Kasih saya ruang untuk bernapas," mohon Niki dengan tampang memelas.

Ran, menatap wajah Niki begitu dalam. Seperti ingin menyelam di sana. "Saya cuma mau menjelaskan sesuatu. Niat saya datang ke toko ini dengan tujuan baik. Terlepas saya mendapat tugas dari manajemen pusat. Tetapi ada sesuatu yang sedang saya cari." Ran ingin memastikan satu hal, tetapi sepertinya dia tidak bisa membuka jati dirinya sekarang. Niki masih shock, semua begitu mendadak.

"Dengan mengubah semuanya? Dengan menggantikan posisiku? Anda tahu itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak karyawan protes dan meminta hal yang berlawanan dengan keputusan pusat. Menurut Anda?"

Niki meledak-ledak. Baru sekarang dia bisa mengeluarkan uneg-unegnya setelah menghadapi semua orang dengan topeng tenang dan senyum palsu.

"Sayangnya, jawaban pertanyaan kamu adalah 'IYA'. Mau tidak mau kamu harus serahin posisi kamu dan jadi asisten saya."

Ran mengucapkan kalimat itu dengan mudah tanpa beban. Bahkan shock-nya Niki seperti angin lalu bagi Ran.

"Tolong! Saya mohon tinggalin saya sendiri. Anda bisa lakukan itu?" Niki benar-benar memohon dengan telapak tangan menangkup di dada.

Ran menunduk. Ekspresi Niki tidak bisa dibantahnya. Tatapan mata yang mulai berkaca-kaca mengingatkannya pada seseorang yang masih tersemat kuat di sudut hati. Tanpa banyak bicara Ran mundur dan melangkah pergi.

Setelah hanya angin yang menemaninya, Niki bernapas lega. Sendirian di rooftop setelah mengecek semua area selalu jadi rutinitas yang menyenangkan. Tidak pernah terbayangkan harus berlama-lama dengan Ran di sini.

***
Alhamdulillah, bisa update meskipun agak terlambat, ya. Seharusnya bisa lebih awal.

Selamat membaca dan jangan bosen memberikan vote dan krisarnya.

Tolong dampingi saya terus, ya.
Makasih.

TAKKAN TERGANTI ( Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang