LAYAR 9

510 51 7
                                    

Hari yang cerah membuat Niki menyematkan harapan untuk penjualan SDS. Entahlah, Niki memang sudah tidak lagi jadi S01. Tetapi tanggung jawab dan pekerjaannya masih sama. Rugikah dia, karena dalam laporan yang dilihat Pak Adhyatama adalah Ran, bukan dirinya.

Setelah Ran hadir dan mengambil posisinya, Niki merasa tidak ada yang berbeda. Ingin sekali Niki menanyakan tentang ini, bukan karena ingin namanya tercantum. Melainkan alasan Ran melakukan itu semua itu apa?

"Mbak, maaf bisa minta tolong?" Seorang ibu mendekati Niki, sepertinya tengah mencari sesuatu.

"Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" Niki mengedarkan pandangan ke sekitar, keningnya berkerut, tidak ada satu pun pramuniaga atau SPG yang jaga. Seharusnya ada, tidak dibiarkan kosong seperti ini.

"Saya mencari kemeja warna ini, tapi ukurannya nggak ada yang medium. Semua ukuran besar,  size 16-17."

"Oh, gitu. Sebentar saya bantu cari size mediumnya, ya? Harusnya size 15-15,5 ada. Ibu silakan duduk di kursi sebelah situ, saya cari dulu." Niki selalu gesit dalam pekerjaannya. Belum ada lima menit kemeja yang Ibu tadi minta dia dapatkan. Bahkan ada beberapa warna senada yang coba dia tawarkan.

"Ibu sendiri? Ini kemeja formal pria, buat suaminya, ya? Kalau suami ikut bisa dicoba dulu. Saya bawa beberapa size, karena medium itu antara size 15-15,5."

"Kebetulan ini hadiah ultah buat suami, Mbak. Jadi buat kejutan, gitu. Gimana, ya?"

Menurut pengalaman Niki selama ini, size 15,5 lebih sering dipakai untuk mereka yang memakai ukuran medium. Meskipun setiap brand berbeda style-nya. Transaksi selesai, dan seorang karyawan berlari ke arahnya.

"Maaf, Bu. Tadi saya mendadak sakit perut. Jadi cari obat dulu."

"Kamu sakit? Kenapa nggak ijin pulang, aja?" Niki mengamati karyawannya ini memang pucat.

"Enggak apa-apa, Bu. Sudah minum obat, kok. Ini juga mendingan, nggak sakit lagi."

"Oke, kalau masih sakit mending pulang aja, ya. Terus minta tolong ada satu orang di sini buat gantiin kamu. Jangan sampai kosong kayak tadi."

"Iya, Bu. Maaf."

Niki segera menemui koordinator area. Karena jabatan ini yang langsung mengatur kondisi lapangan. Area Men's World formal yang tadi sering kosong akhir-akhir ini. Langkahnya hampir sampai ke kantor mini Mens World, dan di sana ada Ran yang sedang berbicara dengan supervisor. Niki melambatkan langkah dan menunda niatnya.

Bukannya Niki mencampuradukkan urusan pribadi dengan profesional kerja. Tetapi tidak mungkin bagi Niki datang tiba-tiba dan mengganggu obrolan mereka. Lebih baik menyingkir dulu, kan. Niki berbalik arah ke monitor. Di sana ada Joana yang sedang memilih lagu untuk diputar selanjutnya.

"Gimana, Jo? Aman di sini?" Niki duduk di sebelah Joana sambil ikut melihat-lihat list lagu di layar komputer.

"Eh, Bu Niki. Aman terkendali, Bu. List lagu baru banyak yang bagus, sampai bingung saya." Joana menepi sedikit mengangkat telepon yang sudah berdering tiga kali. Berbicara sebentar lalu menutupnya lagi.

Mata Niki berhenti di lagu duetnya Nuca dan Mahalini. Lagu itu pernah dia dengar waktu di mobilnya Ran. Dan bagus banget.

"Jo, saya request lagu yang ini, boleh?" Niki menunjuk pada list yang dimaksud.

"Wah, pilihan Ibu keren, nih. Boleh banget, Bu. Saya putar setelah lagu ini, ya."

Niki tersenyum lalu beranjak dari monitor menuju area Ladys World. Mulai berkeliling ke sana.

Lagu diputar Joana, mulai terdengar intro dan suara lembut Nuca mengawali bait pertama. Disambung suara Mahalini yang tak kalah lembut dan merdu. Niki bersenandung pelan sambil sesekali menyebar senyum saat karyawan menyapa.

Di tempat lain, Ran tersentak saat lagu itu terdengar. Lagu ini belum pernah diputar sebelumnya. Dia teringat kembali saat bersama Niki yang galau karena pacarnya. Sampai kapan mau sembunyi terus? Suatu saat nanti Niki juga akan tahu siapa dirinya, dan akan lebih menyakitkan saat seseorang merasa dirinya dibohongi.

Ran merasa Niki sedang bahagia dengan pacarnya. Apa penting bagi Niki kalau mengetahui siapa dirinya? Kenapa cinta itu harus muncul lagi, sih?
"Ran, Ran, kenapa susah banget sih, bilang kalo kamu itu masih cinta sama dia," gumamnya pada diri sendiri.

Pada awalnya seperti tampak mudah, tetapi saat sudah di depan orangnya, semua buyar. Yang menyakitkan, Ran tidak lagi menemukan binar bahagia di mata Niki saat bersamanya. Yah, siapa yang tidak kesal menghadapi sikapnya yang menyebalkan di pertemuan kali pertama.

Penjualan bulan pertama masa jabatan Ran sebagai S01, mulai meningkat. Ada beberapa hal yang dirombak Ran, saat pertama kali memiliki wewenang mengatur ulang beberapa hal. Dari letak counter, display item diskon di dekat pintu utama ditambah.

Dari penataan wagon item cuci gudang diatur semenarik mungkin. Biasanya pramuniaga hanya mengandalkan rapi saja. Kali ini semua ditata ulang dan dibuat sesuai warna juga. Jadi orang yang melewati wagon tersebut akan tertarik dan ingin melihat. Langkah selanjutnya andil pramuniaga yang melanjutkan promosi.

Ran cukup puas dengan pemasukan di bulan pertama yang capai target. Niki sendiri sudah tahu kenaikan itu saat memeriksa pemasukan di bagian keuangan. Dia cukup lega, meskipun kenaikannya masih jauh dari harapan Pak Adhyatama. Bukannya semua hal butuh bangkit perlahan setelah jatuh?

***
Alhamdulillah update lagi. Kemarin malah nggak sempat up, maaf. Semoga malam ini bisa lanjut up lagi, ya.
Aamiin.

Di part ini ada info sedikit soal ukuran kemeja formal. Sepertinya sekarang masih sama. Part berikutnya ada kejadian menegangkan, loh. Apa, ya?

Wait and see.
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak dan komentarnya.
Makasih.



TAKKAN TERGANTI ( Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang