04.

372 59 10
                                    

Seorang gadis kecil menangis berjalan terpincang-pincang  menuntun sepedanya kepekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis kecil menangis berjalan terpincang-pincang  menuntun sepedanya kepekarangan rumah.

Lututnya mengeluarkan darah dan bajunya kotor terkena pasir.

"Astaghfirullah dek kok bisa? Jatuh?" Helios keluar rumah saat mendengar adiknya memanggil dia sambil menangis sesenggukan

Dengan sigap helios menggendong adiknya dan membawanya ke rumah Zizi karena kedua orang tuanya sedang bekerja dan hanya Zizi disini yang bisa mengobati luka seperti ini,sudah terlatih.

sebab sejak helios kecil,Zizi selalu siap siaga dengan p3k didalam tas pink nya. Maklum,helios dulu keseringan jatuh sampai buna gatel liat bekasnya disana sini

Faktor dari mba Yasmin juga sih,doi dokter soalnya.

"Astaghfirullah dek kok bisa? Jatuh?" Pertanyaan yang sama kembali terujar namun kali ini datang dari bibir Zizi

Buru-buru helios merebahkan riri di sofa sedangkan Zizi berlari mengambil p3k

"Sini tangannya pegang mas ya,kamu merem. Kalo sakit mas di cubit aja"kata Zizi mengarahkan tangan diba ke lengan helios

Helios tidak bisa protes saat ini, adiknya prioritasnya.

"Ini pasirnya banyak banget. Tadi diba habis ngapain hm?"

suara lembut dari Zizi yang mencoba untuk tidak khawatir berlebihan itu keluar setelah dari tadi diba tidak kunjung menceritakan apa yang terjadi

" kenapa kok bisa kaya gini?"kali ini giliran helios yang bertanya tapi masih tak dijawab

"Dek zii mba sama mas berangkat dulu yaa-ehhhh ini kenapa? Diba kok nangis? Loh lututnya?"

mba Yasmin dan mas Hary baru keluar sudah berpakaian rapi dari kamar hendak berangkat bekerja namun terhenti saat melihat mereka bertiga dengan Airi yang menangis sesenggukan

Namun tidak keras

"Dah selasai,cup cup gausah nangis sini sama mba" Zizi membawa diba kedalam pelukannya sementara helios berusaha mengikat rambut diba yang berantakan

"Sekarang jujur sama mas,ini lututnya kok bisa luka kenapa?"mas Hary ikut bertanya

Semua khawatir karena diba biasanya saat terjatuh atau dapat masalah pasti selalu cerita panjang lebar meskipun diselingi dengan tangis yang cukup lebay.

Beda dengan kali ini.

"Tadi aku main badminton sama Sabil dilapangkan terus jajan , eh ada om-om gendut item dekil jelek ngejek kita. Bau lagi."

Habis jatoh masih nangis,sempet-sempetnya body shaming. Darah ayah aryan mengalir deras.

" Bapak yang jual udah marahin tapi dipukul terus sabil sama aku mukul om-om nya pake raket sampe senarnya ada yang putus,raket nya juga lecet. Padahal kan raket diba kalo dibanding baju om-om tadi juga malahan raket diba"

DALAM KURUNG (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang