27.

170 36 0
                                    


Di kediaman Zizi,Dua Minggu setelah kepulangan anak-anak kesayangan ayah Buna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kediaman Zizi,Dua Minggu setelah kepulangan anak-anak kesayangan ayah Buna.

"saya titip rumah ya pakdhe,nanti kalo ada apa-apa yang sekiranya penting telfon aja. Kalo ada tamu jangan diterima. Gausah disuruh masuk,kalo perlu jangan dibukain."

Pakdhe Santoso -sopir yang merangkap sebagai satpam rumah- mengangguk membalas pesan mas hary barusan.

"Tadi saya sama budhe udah masak,kalo pakdhe masih laper makan lagi aja"imbuh mba yasmin

Budhe itu istrinya pakdhe, Bibi yang sering bantu-bantu disini tapi tidak setiap hari. Belum lama juga kerjanya.

"Zizi udah siap yang?"tanya mas Hary sambil memakai jam tangannya bertanya pada mba Yasmin

"Harusnya sih udah. Dia kan sukanya on Time"

Mas aryan mengangguk, adiknya memang selalu on time. Dia disiplin waktu seperti mendiang ayahnya dulu yang tidak suka menunda-nunda sesuatu.

Contohnya kayak pas nembak mendiang ibunya dulu,saat meminta nomor.

Ibunya yang tidak punya handphone langsung dibelikan handphone oleh ayahnya, mungkin karena ibunya terlalu cantik dan sempurna jadi ayahnya tidak mau menunda untuk kesempatan pdkt mereka.

Bucinnya menurun ke mas Hary.

"Coba kamu check yang,biar aku liat ayah sama yang lain udah siap belum"setelah membenarkan dasi suaminya,mba Yasmin berjalan kearah kamar Zizi yang ternyata terbuka lebar

Senyuman teduh terukir di wajah ayu mba Yasmin melihat adik iparnya tengah menyemprotkan parfum, ternyata adiknya itu sudah tumbuh dewasa.

Semakin dewasa semakin ayu parasnya.

padahal dulu pertama kali mengenal zizi, gadis itu masih kecil. Susah sekali didekati ditambah mukanya yang judes, jarang bicara,namun saat dengan masnya bisa sangat manja dan cerewet.

Ia masih ingat bagaimana penolakan Zizi saat tahu bahwa dirinya berpacaran dengan mas Hary. Khawatir jika kakaknya tidak akan menyayangi dia lagi.

Mba Yasmin berjalan mendekati Zizi masih dengan senyumannya. Yang dihampiri sempat kaget namun membiarkan mba Yasmin ikut membereskan alat makeup yang telah digunakan.

"Cantik banget adeknya mba"tangan Zizi digenggam dan dielus halus

Sebagai anak tunggal dari keluarga dokter,mba Yasmin di paksa untuk mengikuti jejak orang tua mereka yang Jelas-jelas bukan passion mba Yasmin.

Makanya ia sangat menyayangi Zizi layaknya adik kandung,dan tidak mau adiknya merasakan hal yang ia rasakan dulu. Dipaksa,dan dituntut.

"Udahkan? Turun yuk kasian mas udah nungguin"

DALAM KURUNG (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang