"Semua telah di atur."
~Laura~
°
°
°Happy Reading guys!
7 hari telah berlalu dengan begitu saja. Kini Laura, Aksa, dan Alvarion sudah di perbolehkan untuk pulang kerumah masing-masing. Dan karena kejadian mengerikan yang menimpa Laura beberapa hari yang lalu, membuat Zelbert makin memperketat keamanan Laura. Buktinya, liat saja sekarang.. Dia mengirimkan kurang lebih 20 bodyguard untuk menghantar Laura pulang kerumah.
"What?! Are you kidding me?! Saya bukan anak kecil yang harus di jaga seperti ini!!" Ujar Laura dengan nada yang sedikit membentak saat melihat sudah banyak orang bertubuh besar dengan setelan jas hitam dan kaca mata hitam, yang tak lain adalah bodyguard Smithson.
"Udah gapapa, biar lo makin aman." Ujar Callista dengan santainya.
Gevon mengulurkan tangannya, berniat membantu Laura untuk berjalan. "Mari kita pulang, nona Laura."
Laura langsung mengenggam tangan Gevon, "Yaudah, hem guys. Aku pulang duluan." Ujar Laura yang di papah oleh Gevon.
Entah kenapa Aksa yang melihat itu sedikit panas dan tidak suka melihat Gevon memapah Laura.
"Hati-hati kak." Ujar Natania sambil melambaikan tangannya.
"Lo berdua bisa jalan gak?" Tanya Devano melihat kearah Aksa dan Alvarion.
Alvarion menatap Devano dengan tatapan tajamnya, "Lo ngeremehin kita, huh?!"
"Kagak! Kalo lo gak kuat jalan entar di papah Edelyn." Devano langsung melihat Edelyn yang terkejut akan penuturan nya.
"A-aduh, kaki gue tiba-tiba sakit." Alibi Alvarion yang ingin di papah oleh Edelyn.
"Alah, modus aja lo!" Cibir Aksa yang melihat temannya ini.
"Yaudah, lyn. Lo bantu si Alva jalan sono." Perintah Devano dengan santainya.
"Ogah!" Jawab Edelyn.
"Kasihan" Ejek Callista karena Edelyn tak mau memapah Alvarion.
Alvarion hanya menggerutukan bibirnya dan memandang tajam kearah Callista yang telah mengejeknya.
"Udah ah, enak kita pulang aja. Gue mau istirahat, besok kita kan udah masuk sekolah lagi." Ujar Zergan yang langsung berlalu begitu saja.
Di susul oleh Natania yang mengejar langkah kakaknya. Bahkan semuanya juga ikut bubar dan pulang kerumah Masing-masing.
••••••••
Laura telah sampai di rumahnya, dirinya masih di papah oleh Gevon menuju kedalam kamar. Kepalanya masih sedikit pusing, tapi ia masih bisa menahan nya.
Saat Laura melewati ruang kerja papanya, ia tidak sengaja melihat papanya sedang mengotak-atik HP miliknya.
"Gevon, sebaiknya kamu pergi aja deh. Aku bisa kekamar sendiri." Ujar Laura yang menyuruh Gevon untuk berhenti memapahnya.
Gevon yang mendengar itu lantas mengernyitkan dahinya, "Kenapa?"
"Nurut aja deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Laura
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Masa lalu itu bagaikan mimpi buruk yang sama sekali tak di inginkan Laura. Namun, takdir menyeret Laura untuk menghadapi mimpi buruk itu! Siapa sangka, jika itu semua membawa perubahan besar dalam diri Laura. Laura, se...