"Entahlah, aku cemburu melihatmu bersama orang lain."
~Gevon Aldebaran~
°
°
°Happy Reading guys!
Pagi telah tiba, kini Aksa dan Alvarion telah sadar dari kecelakaan mautnya, beruntung mereka langsung lompat dalam mobil dan hanya mengalami benturan sedikit, tidak parah.
"Aduh, kepala gue sakit anjir!" Umpat Aksa kesal karena merasakan sakit di kepalanya.
"Mana yang sakit?"
Aksa terlonjak kaget mendengar suara itu, dia melihat Laura yang tepat berada di samping dia. Laura duduk di kursi rodanya, dia menatap Aksa sambil tersenyum.
"Mana yang sakit?" Ulang Laura.
"Sakit? Haha masa iya cuma gini doang sakit, gak mungkin lah!" Elak Aksa. Ia hanya tak ingin lemah di hadapan Laura, ralat! Di hadapan orang.
Laura yang melihat itu hanya terkekeh pelan, "Kalo sakit bilang aja, jangan di sembunyikan."
"Tenang, gue kuat kok" Ujar Aksa dengan percaya diri.
Alvarion yang kebetulan satu kamar dengan Aksa, langsung menyangkal omongan Aksa. "Ndasmu kuat, jatuh dari sepeda aja nangis." Ujar Alvarion tiba-tiba dari balik tirai.
"Gila! Lo ngapain di situ?!" Akhirnya Aksa tersadar, jika di ruangan itu bukan hanya ada Laura saja tapi ada teman-temannya juga bahkan ada Gevon.
Rasanya Alvarion ingin menimpuk kepala Aksa, tepat bagian lukanya. "Kamar gue di sini bego!" Umpat Alvarion kesal.
"Kita teh hanya di anggap nyamuk," Cibir Edelyn.
"Berasa dunia milik berdua." Celetuk Callista, orang yang paling frontal jika bicara.
"Ih apaan sih, aku mau berterima kasih sama kamu. Karena waktu itu, kamu udah nolong aku," Ujar Laura yang menyodorkan sebuah kotak.
"Hah? Sejak kapan aku nolong kamu?" Ujar Aksa bingung.
"Yang di apartemen itu loh."
Aksa hanya ber-oh ria saja, dia mengambil kotak yang di berikan oleh Laura. "Ini apa?"
"Jangan di buka sekarang!" Larang Laura saat Aksa hendak membuka kotak tersebut.
"Loh kenapa?"
"Intinya jangan di buka sekarang."
Aksa hanya mangut-mangut, kemudian ia menyimpan kotak tersebut di laci meja.
"Lo berdua kenapa bisa kecelakaan? Gue panik banget, sumpah." Ujar Zergan yang masih di hantui rasa bersalah.
"Rem kita blong, entahlah siapa yang melakukan itu." Ujar Alvarion yang mencoba menjelaskan.
"Loh kenapa bisa?" Tanya Devano bingung. Namun itu mengundang rasa kesal dalam diri Natania.
"Ih, kak. Kan tadi udah di bilangin sama kak Alva, bahwa rem nya blong. Berarti ada yang merencanakan itu semua, dan kak Alva sama kak Aksa gak tau siapa pelakunya." Cerocos Natania kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laura
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Masa lalu itu bagaikan mimpi buruk yang sama sekali tak di inginkan Laura. Namun, takdir menyeret Laura untuk menghadapi mimpi buruk itu! Siapa sangka, jika itu semua membawa perubahan besar dalam diri Laura. Laura, se...