Gadis itu keluar kelas dengan setumpuk buku tebal di tangannya, sesekali bibirnya akan terangkat membentuk seutas senyum demi membalas sapaan ramah orang-orang yang mengenalnya. Hari ini, mata kuliah yang ia ambil sudah usai, jadi ia akan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat sejenak.
Kakinya melangkah menuju minimarket yang berada dalam kampusnya. Sedikit informasi, kampus swasta yang menjadi tempat menempuh pendidikannya adalah Universitas berskala international. Maka tak heran jika kau akan menemukan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Biaya yang dikeluarkan pun tak main-main, pantas jika fasilitas yang disediakan cukup mumpuni kegunaannya.
Tiba di minimarket, Clara langsung membeli satu bungkus roti berisi cokelat dan susu kotak rasa vanilla. Pikirnya itu cukup sebelum makan berat. Gadis itu membawa barang yang ia beli ke kasir, petugas kasir tersebut menjumlahnya. Setelah membayar, Clara memilih untuk duduk di kafe sebelah dan memakan sarapannya. Untungnya kafe tersebut tidak terlalu ramai.
Sembari memakan sarapannya, Clara menyalakan ponselnya dan menonton salah satu video di youtube yang sedang trending. Beberapa kali ia hampir tersedak karena tertawa menonton video yang menurutnya lucu sekali. Clara tidak lagi mempedulikan sekitarnya, ia asik dengan dunianya sendiri ditemani sebungkus roti dan satu susu kotak.
Satu notifikasi berhasil membuat Clara mendecak pelan karena hal itu sangat mengganggu keasikannya menonton. Gadis itu menelan kunyahan rotinya dan berniat membalas pesan yang dikirimkan oleh Tasya. Baru saja ia akan mengetik balasan, seseorang memanggil namanya.
"Clara."
Gadis itu mendongak, "eh, Adit?"
Cowok berpenampilan kasual; memakai kaos hitam polos dan dirangkap kemeja hijau tua, menarik kursi di depan Clara dan duduk sembari meletakkan map biru.
"Apa itu?" tanya Clara sembari membereskan bungkus makanannya dan mematikan tayangan video di ponselnya.
"Laporan tentang bazaar kita, tapi gue masih bingung mau bazaar paan. Kita anak FK, kayak susah gitu nggak sih? Enak kalo yang psikologi, mereka buka game peramalan dan sesi curhat gitu, atau anak sastra Indonesia biasanya jual buku-buku. Lah kita, masa iya buka puskesmas di bazaar." Adit mengusap wajahnya frustasi.
Clara yang mendengar curhatan Adit panjang lebar pun tertawa renyah. "Ya udah, buat ide lain aja. Nggak usah dipikir terlalu berat."
Adit manggut-manggut, jarinya mengetuk-ngetuk dengan lirih di meja. "Lo ada saran nggak?"
"Jangan minta saran ke gue aja, kita rundingin ini ke temen yang lain." jawab Clara.
"Ehm oke deh, lo mau lanjut makan atau ikut gue ke anak-anak nih?" Adit sudah berdiri, menunduk demi melihat Clara yang ternyata mengangguk menyetujuinya sembari memasukkan barang-barang ke tas nya.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju taman yang berada di tengah kampus, biasanya tempatnya untuk mengerjakan tugas atau bersantai, karena ada meja dan kursi kayu panjang yang menunjangnya. Sebelum itu, Adit sudah mengabari teman-teman sefakultasnya lewat grup line.
"Ra, gue pengen pendapat pribadi dari lo sih. Gak langsung gue putusin kok, cuma mau denger saran lo sebelum denger beragam saran nanti dari temen-temen." ucap Adit yang notabenenya memang ketua BEM Fakultas Kedokteran. Otomatis dia akan bertanggung jawab akan acara ini.
Clara ber-oh, "kalo gue pribadi sih, penginnya kita buka kedai kecil aja gitu. Misal jajanan Korea, kan lagi hits tu."
"Ya boleh-boleh aja, nanti coba gue suarakan saran lo. Siapa tau mereka setuju."
Akhirnya keduanya tiba di taman yang untungnya sedang sepi, Clara dan Adit menunggu di meja yang di naungi pohon Trembesi yang lebat nan hijau dedaunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat 2 [ first snow ]
Romance[ Sequel Heartbeat ] "about the story that had stopped. an unexpected encounter, brings the story back on track" -Hearbeat 2