Tentukan

571 83 8
                                    

'Ckiiitt'

"Ini kan rumahnya?" tanya Attariq sesaat setelah sampai ke rumah yang di tuju.

"Iya lah, kalo bukan ngapain gue suruh lo ke sini coba?" tanya Sasa heran. Attariq terkekeh menyadari kebodohannya.

Pertanyaannya, emang Attariq pernah sejenius itu?

"Yaudah, gue pulang ya?" pamit Attariq pada Sasa.

"Lo gamau mampir dulu? Gue ga suka hutang budi nih..." Ucap Sasa pada Attariq.

"Rumah lo sepi, ga ada orang kan? Gue gamau deh. Kalo kata Rajidan, sesungguhnya berdua-duaan nanti ketiganya setan. gitu." Oceh Attariq pada Sasa yang menatapnya tanpa kedip.

Iya Sasa baru menyadari bahwa Attariq semanis itu. Pantas saja teman-temannya suka. Tapi tidak dengan Sasa.

"Tapi gue gak suka hutang budi..." Lanjut Sasa ketika sudah mencapai kesadarannya kembali.

"Kalau gitu besok aja lo traktir gue makan di kantin. Oke?" tawar Attariq sambil menatap Sasa meminta persetujuan.

"Yaudah deh. Kantin les aja ya, kalo kantin sekolah nanti gue kena hujat tiga angkatan. Gamau jadi Annabell kedua gue." Oceh Sasa sambil manyun membayangkan dihujat tiga angkatan di sekolahnya.

Attariq tertawa dan mengusap kepala Sasa. "Oke, Deal kalo gitu. Gue pulang dulu."

Sasa terdiam menatap jauh siluet Attariq. Bisa-bisanya Attariq mengacak rambutnya sambil tertawa.

"Dia tebar pesona apa gimana sih? Sasa! Ingat Sasa! Dia bukan cowo yang harus lo sukain!" hentak Sasa dan masuk ke dalam rumahnya.

***

'Cklek'

"Attariq!" panggil seseorang yang Attariq kenal.

"Lah ngapain lo disini?" tanya Attariq aneh.

"Oh ini, gue masak tadi bareng mama lo. Lo mau nyoba masakan gue gak?" tanyanya pada Attariq. Dia menarik Attariq ke dapur dan menyuguhkan makanan yang ia masak bersama Yasmin tadi.

"Motif lo begini ngapa si?" tanya Attariq bingung.

"Udah ah, makan dulu aja!" ucapnya pada Attariq yang ke bingungan.

"Kalo gue makan, lo mau ngasih tau gue lo kenapa?" tanya Attariq langsung. Dia terdiam saat mulai menyodorkan makanan-makanan pada piring Attariq.

"Gue gak kenapa-napa sih." Ucapnya, Attariq mengerutkan keningnya.

"Aneh lo. Dah ah, gue bisa ngambil sendiri." Ucap Attariq dan memakan makanannya sendiri.

***

Besoknya, saat di sekolah Devan datang pagi-pagi untuk menemui Annabell setelah Annabell mengiriminya pesan Line.

"Devan!" panggil Annabell pada Devan yang kebetulan saat ini hanya mereka berdua yang ada di sekitaran sekolah.

"Napa lo?" tanya Devan dingin. Annabell menariknya ke tempat yang memungkinkan untuk mereka berbicara.

"Lo gimana si?" marah Annabell pada Devan.

"Gimana apanya?" Devan pun bingung.

"Kalo mau jadiin gue pacar sewaan lo, setidaknya kalo lo ada acara apapun mendadak dan lo ga dateng, kasih tau gue!" protes Annabell pada Devan.

"Lo gak bisa bilang kalo ini bukan urusan gue karena gue sekarang pacar lo." Sambung Annabell menyela Devan yang ingin mengeluarkan pendapatnya.

Devan menghembuskan napasnya perlahan. "Yaudah, nanti kalo gue ada apa-apa bakal gue kabarin." Devan mengalah dengan Annabell kali ini.

"Bagus, kalau mau akting itu yang sempurna dong. Jangan setengah-setengah! Udah ayo, tar lagi sekolah rame!" Annabell berjalan terlebih dahulu meninggalkan Devan yang menatapnya aneh dan curiga.

"Gausah di tatap juga kali, tar naksir mampus lo." Canda Annabell yang tahu dirinya di perhatikan oleh Devan.

"Idih, ngimpi kali gue doyan sama peranakan dedemit kaya lo!" ucap Devan sewot. Annabell tak menggubrisnya.

Tiba-tiba Annabell berjalan ke arahnya dan memegang tangan Devan dengan erat.

"Idihh... Romantis banget nih dua sejoli." seloroh Attariq yang kebetulan berangkat bersama Aidan.

"Biasa pengantin baru," Annabell menambahkan ucapan Attariq sambil menempel-nempelkan badannya pada Devan.

"Apa-apaan sih?!" tanya Devan galak pada Annabell.

Annabell menghentakkan kakinya lalu cemberut dan menatap Devan kesal.

"Kan kita pacaran! Masa kita gak boleh mesra-mesraan. Kamu udah gak sayang lagi sama aku?!" rajuk Annabell pada Devan. Devan melongo melihat sifat Annabell yang kembali kurang setengah.

"Gila apa lo?" tanya Devan kembali pada Annabell sambil memegang keningnya.

"Devaaaaannnn...." Rajuk Annabell manja sambil bergelanyutan di tangan Devan.

"Apa sih? Tolong ni, masukin aja ke RSJ." Ucap Devan pada Aidan dan Attariq yang pura-pura tidak mendengar ucapannya.

"Kayanya tadi ada nyamuk lewat?" tanya Aidan pada Attariq.

"Ih iya, mana ada pasangan suami-istri lagi perang dunia. Kita jomblo pergi aja yuk?" ajak Attariq pada Aidan.

"Yuk siapa tau di jalan kesenggol jodoh!" Aidan langsung menarik Attariq tanpa basa-basi meninggalkan Devan bersama Annabell.

"Le..." Belum sempat Devan menghabiskan satu kata di mulutnya, Annabell sudah melepaskan genggamannya.

"Gue pergi dulu," ucap Annabell dingin dan langsung meninggalkan Devan di tempat.

"Ini orang stress kali ya?"

The somvlak 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang